Ngayogjazz 2014 Jazz Yang Apresiatif Kreatif Unik dan Merakyat

sujud
Pak Sujud Kendang jadi ikon untuk membuka Ngayogjazz tahun ini

Ngayogjazz 2014 berlangsung pada hari Sabtu 22 Nopember 2014 di Desa Wisata Brayut Yogjakarta. Venue tempat acara ini benar-benar khas suasana desa.Keterlibatan penuh warga Desa Brayut mendukung acara ini sangat terasa.Mulai dari bagaimana penataan parkir motor dan mobil yang sudah disiapkan yang tempatnya bersebelahan dengan kandang hewan ternak. Kemudian ornamen penunjang acara juga unik seperti media center khusus wartawan yang menempati ruangan seperti joglo yang biasa digunakan untuk rapat warga desa.Juga pos ronda yang disulap menjadi media penerangan. Kemudian papan penunjuk arah menuju masing-masing panggung juga dibuat unik ada seperti orang-orangan yang terbuat dari pari yang dikeringkan. Ada 5 buah panggung yang diberi nama Dang Dung,Thang Thing,Bang Bung,Ning Nong,Jrang Jreng. 3 panggung out door dengan latar backdrop yang unik terutama panggung Dang Dung yang memakai dedaunan digantung kemudian 2 panggung memakai joglo rumah kuno yang ada di Desa Brayut.
Mezcal Jazz Unit dari Perancis
Mezcal Jazz Unit dari Perancis

Acara Ngayogjazz sendiri sudah dimulai sejak pukul 09.30 pagi dengan ditampilkannya kesenian lokal dari Desa Brayut berupa Jathilan yaitu penampilan seni tradisi jaran kepang yang memadukan unsur seni tari dan unsur magis. Dimana para penari jaran kepang seperti kesurupan dibawah alam magis mereka menari sambil dipecut. Beberapa orang bule yang menonton cukup tertarik dan banyak yang mengambil gambar dengan kameranya. 2 panggung mengawali penampilan Ngayogjazz 2014 ini yaitu dari panggung Thang Thing ada penampilan Galih Project dan disusul Etawa Groove sedangkan dari panggung Jrang Jreng tampil Sutan Harahap Project Quartet disusul 4U Feat Jam dan kelompok Page Five. Tepat jam 12 siang acara memasuki masa break sholat Dhuhur dan dimulai lagi tepat pukul 13.00.
Balawan Trio dengan teknik Touch Taping gitarnya
Balawan Trio dengan teknik Touch Taping gitarnya

Panggung Bang Bung membuka jeda acara di siang hari dengan tampilnya kelompok Groove N Roll Percussion dimana di tengah acara diselingi seremonial pembukaan secara resmi acara Ngayogjazz oleh Pak Sujud Kendang diiringi Ledhek Gogik,Pantomim,Bregada.Setelah itu Groove N Roll Percussion melanjutkan penampilannya. Mereka tampil di Ngayogjazz dengan formasi Daood,Ali,Luthfi dan pemain bass yang biasanya Franky Sadikin digantikan oleh Shahdu Rasjidi.Komposisi yang mereka mainkan mencakup beragam alur mulai dari hip hop,India,Samba,Rock,House hingga menampilkan kombinas suara mulut dengan teknik beatbox.Setelah itu tampil Eva and Friends Feat Dennis disusul Danny Eriawan Project yang tampil dengan beberapa komposisi yang nantinya akan ada di album baru pertamanya. Ada juga penampilan Diwa Hutomo & The Soul Brothers dan yang menarik adalah tampilnya Keroncong Kharisma Kotagede, salah satu komposisi yang dimainkan dengan aransemen keroncong dengan sentuhan jazz adalah lagu Just The Two Of Us yang memang sudah akrab ditelinga pecinta jazz sehingga cukup banyak mendapat tepuk tangan dari penonton.Sementara itu di panggung Thang Thing tampil Dirtylight,Blue Batik Replica,Swara Nusantara dari Jazz Ngisor Ringin Semarang,Grup Kancaku serta kelompok Haryono and Friend.Pada saat yang hampir bersamaan di panggung Jrang Jreng tampil Mixture of Different Style,Mahesa & Friends,Orkes Keroncong Tresnawara dan Yohanes Gondo Trio dari Surabaya.Di Panggung Dang Dung diantara Kenny’s Brother,Ari & Firends,Everyday band, adalah penampilan Huaton Dixie yang cukup menarik dan unik.
Huaton Dixie bermain sambil berjalan
Huaton Dixie bermain sambil berjalan

Huaton Dixie menampil model konsep musk dixie land yang merupakan salah satu akar dari lahirnya musik jazz. Dengan barisan alat tiup yang lengkap juga beberapa alat pukul yang biasa digunakan dalam grup drum band mereka memberikan nuansa lain dengan turun dari panggung dan memainkan musik mereka sambil berjalan di arena Ngayogjazz.Dari panggung Ning Nong tampil Brasszigur Brassband,Miyoshi Masato Duo,Frau dan yang menaik adalah penampilan Jay & Gatra Wardaya yang kolaborasi dengan musisi dari Korea Selatan yaitu Gamin yang memainkan alat musik tiup khas negaranya seperti piri,saenghwang dan taepyongso. Beberapa komposisi yang mereka bawakan adalah lagu-lagu dari album mereka yang berkonsep tembang tradisional macapat. Diakhir pertunjukkannya Jay dan Gatra Wardaya dengan Gamin membawakan komposisi yang mereka beri judul Tung Tak Tung Jazz yang juga tag line dari acara Ngayogjazz 2014 ini.
Jay  & Gatra Wardaya Kolaborasi Gamin dari Korea Selatan
Jay & Gatra Wardaya Kolaborasi Gamin dari Korea Selatan

Setelah jeda waktu Maghrib, Ngayogjazz 2014 kembali berlangsung di 5 panggung yang ada. Dimana untuk panggung Jrang Jreng full diisi oleh temen-temen dari komunitas Jogja Blues Forum yang menampilkan Semendelic.Syarif Hidayatullah,The Vow dan kelompok The Rolling Road.Sementara dari panggung Thang Thing yang tampil ada Aljabar yang sekaligus promosi albumnya Holiday dimana konsep musik mereka cenderung balutan soul,hip hop,pop serta RnB. Ada juga penampilan Van Java band progressive yang ikut dalam album Indonesia Mahardhika.Dan tentu yang banyak menyedot penonton adalah penampilan dari Balawan Trio yang masih mengandalkan teknik touch tapping kecepatan jari jemarinya.Di panggung Bang Bung tampil Dewa Budjana yang mampu menghipnotis dan menyedot ribuan penonton dengan formasi Dewa Budhana (gitar) Shahdu Rasjidi (bass) Yandi (drum) Saat (suling) Martin (keyboard) mereka tampil sangat ekspresif dengan membawakan beberapa komposisi dari album Joged Khayangan dan Surya Namaskar.
dewabudjana
Dewa Budjana Menghipnotis Ribuan Penonton

Disusul kemudian dengan kelompok YK Samarinda yang tampil sekaligus mempromosikan album mereka yang berjudul Jazz For Borneo, kekhasan dari mereka adalah memainkan sentuhan musik tradisional etnik Kalimantan dan balutan fusion bahkan pemain gitarnya memakai kostum khas dayak dengan gitar khas yang disebut sampek.
YK Samarinda Jazz For Borneo
YK Samarinda Jazz For Borneo

Fansnya Syaharani juga terpuaskan setelah formasi ESQI:EF tampil memikat dari sejumlah lagu yang ada di album Selalu Ada Cinta.Di sisi lain di panggung Ning Nong tampil Duo Bajo,Aditya Ong Trio dan kelompok yang banyak ditunggu oleh pecinta jazz terutama musisi-musisi jazz Yogja yaitu TUSLAH QUARTET . Tuslah dari sisi personil juga unik karena Riza Arshad memainkan Synthesizer, Sri Hanuraga memainkan piano, Adra Karim memainkan Hammond Organ dan Elfa Zulham pada Drum. Sound yang dikeluarkan dari harmonisasi ke empat pemain ini menghasilkan komposisi yang unik dari kebanyakan musik pada umumnya.Ada 5 komposisi mereka bawakan yaitu Lennie’s Pelog ,At a Glance,Proklamasi,Oliver’s Changes, No Train to Rome. Komposisi Proklamasi cukup unik karena menyertakan suara aslik dari pembacaan teks proklamasi dari Bung Karno.Di Akhir pertunjukan Tuslah juga mengadakan sesi tanya jawab dengan para penonton yang setia melihat penampilan mereka dan membagikan 50 DVD gratis rekaman konser Tuslah.
Suasana Ngonbrol Santai dengan Tuslah saat mau bagi DVD Gratis
Suasana Ngobrol Santai dengan Tuslah saat mau bagi DVD Gratis

Sementara itu di panggung Dang Dung ada penampilan Yosias n Friends,Mezcal Jazz Unit,Shadu Band dan Bintang Indrianto Trio+++ yang memadukan konsep jazz fusion dengan dangdut dengan adanya 2 pemain tambahan pada suling dan kendang, beberapa komposisi dibawakan seperti Teng Teng Etude dan Kendang Kribow. Bintang Indrianto Trio ++ menjadi penutup dari acara Ngayogjazz 2014 ini dengan tampilnya seluruh MC di panggung dan menyampaikan salam sampai jumpa di Ngayogjazz 2015.
Bintang Indrianto Trio +++ dengan konsep jazz dangdut koplo
Bintang Indrianto Trio +++ dengan konsep jazz dangdut koplo



Leave a Reply