- April 15, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang – Pemerintah provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus mengupayakan memenuhi swasembada daging di Provinsi Sumsel, berbagai program pengembangan peternakan terus dilakukan diantaranya pengembangan Agro techno park (ATP), Peternakan sapi dengan memanfaatkan Perkebunan Kelapa Sawit, setra pengembangan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Program pengembangan peternakan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan daging di provinsi Sumsel.
Hal ini disampaikan Gubernur Alex Noerdin saat menggelar rapat Paparan tindaklanjut Potensi kerja sama bidang Peternakan di Provinsi Sumsel, Selasa (14/04) di Ruang rapat Griya Agung Palembang. Hadir dalam kesempatan ini Plt Kadis Peternakan Provinsi Sumsel Erwin Noorwibowo, Prof Muladno dari Fakultas Peternakan IPB, serta Direktur Kanaya Group yang merupakan perusahaaan pengembangan peternakan sapi Ade Gita Pramadianta.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, untuk sinergi membangun peternakan di Sumsel harus merangkul semua pihak baik Dinas maupun instansi terkait. Menurutnya, ” yang diutamakan adalah bagaimana untuk memenuhi Swasembada daging di Sumsel terlebih dahulu sambil berorientasi untuk ekspor ke daerah lain diluar Sumsel,” Terang Alex.
Plt Kadis Peternakan Provinsi Sumsel Erwin Noorwibowo mengatakan, Di Provinsi Sumsel kebutuhan akan daging sapi sebesar 20 Ribu Ton Pertahun, Sedangkan saat ini Provinsi Sumsel hanya dapat memenuhi sebesar 18 Ribu Ton Pertahun, Kekurangan 2 ribu ton pertahun ini diperkirakan lebih kurang sebanyak 4 ribu ekor sapi pertahunnya.
” Untuk memenuhi kebutuhan swasembada akan daging sapi, kita akan memanfaatkan program peternakan sapi di lahan perkebuna kelapa sawit, Pasalnya Sumsel sendiri memiliki 17 ribu Hektar lebih perkebunan kelapa sawit, Intinya bagaimana agar peternakan dapat jauh lebih baik dari sekarang, Gubernur sendiri mengharapkan agar potensi ini harus segera dapat dimanfaatkan khususnya untuk memenuhi kebutuhan di Provinsi Sumsel,” Ungkap Erwin Noorwibowo.
Lanjut Erwin Noorwibowo menjelaskan, untuk pengembangan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di Sumsel, Pengembangan ini merupakan upaya bagaimana mengangkat potensi peternak kecil agar dapat berkembang dan bersaing untuk memenuhi kebutuhan peternakannya.
” Untuk itu, SPR dimulai dari teknologi mendasar sampai pada pengembangan manajemen dan bisnis untuk peternak itu sendiri. sementara peternakan sapi dengan pemanfaatan perkebunan sawit ini merupakan pola pengembanganya saja, Jadi pengembangan peternakan ini dapat berdampingan dan bergandengan dalam arti peternakan sapi sebagaimana memanfaatkan lahan kelapa sawit, sedangkan SPR untuk pengembangan teknologi, manajemen dan bisnis,” Terangnya. (Rel/Fatur)