Wayang Kulit Palembang Diperkenalkan di Festival Sriwijaya XXIII

Wayang Palembang
Wayang Palembang

Palembang – Wayang kulit Palembang merupakan salah satu dari tiga jenis wayang kulit di Indonesia yang tercatat menjadi warisan budaya tak benda di UNESCO. Selain wayang kulit Palembang juga ada budaya-budaya asli Sumsel lainnya yang akan diperkenalkan pada acara Festival Sriwijaya XXIII seperti Dul Muluk, Batanghari Sembilan juga budaya lainnya. Demikian diungkapkan Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Irene Chamelyn Sinaga ketika diwawancarai.
Irene mengatakan Festival Sriwijaya ke XXIII yang berlangsung mulai tanggal 12-15 Juni mendatang akan lebih menonjolkan budaya-budaya asli Sumsel untuk memperkenalkan kepada seluruh masyarakat Sumsel agar tahu dengan kebudayaan daerah yang sudah ada sejak jaman dahulu sekaligus melestarikan kebudayaan daerah tersebut.
“Dalam pelaksanaannya akan menggunakan venue Palembang Sport and Convention Center sebagai tempat pembukaan Festival Sriwijaya dan akan memakai Benteng Kuto Besak sebagai tempat pagelaran budaya-budaya asli Sumsel juga menggunakan Kantor Gubernur dalam kegiatan video mapping,” jelasnya.
Irene mengatakan alasan pihaknya menggunakan PSCC sebagai tempat pembukaan Festival Sriwijaya yakni untuk membuat nyaman masyarakat yang akan menonton acara tersebut agar lebih menarik dan diminati masyarakat untuk meramaikan acara Festival Sriwijaya ke XXIII.
“Target penonton yang akan datang ke PSCC dalam acara pembukaan bisa sampai 6 ribu penonton. Selain itu juga akan membuat layar lebar di spot-spot tertentu di komplek PSCC sehingga masyarakat yang tidak masuk ke dalam bisa menonton dari luar,” ungkapnya.
Dirinya berharap pagelaran Festival Sriwijaya ke XXIII ini akan lebih meriah dari tahun sebelumnya dan lebih banyak masyarakat yang penasaran untuk menonton langsung acara tersebut.
Sementara itu, Sekda Provinsi Sumsel Mukti Sulaiman mengatakan gelaran Festival Sriwijaya ke XXIII ini akan dibuat lebih meriah daripada tahun kemarin dan juga akan dikerahkan anak-anak sekolah dalam meramaikan acara karnaval tersebut.
“Anak-anak sekolah akan diminta untuk hadir dalam acara karnaval budaya yang sekaligus menjadi ajang perkenalan kebudayaan asli sumsel untuk generasi muda agar kebudayaan daerah bisa dilestarikan,” tukasnya. (Fadhil BPTrijaya)



Leave a Reply