Satgas DKP dan KMPP Datangi DPRD Sumsel

Kemenangan Shelyna Salsabila Harga Mati
FL2SNPalembang, BP – Puluhan anggota Satuan Tugas Aksi (Satgas) dari Dewan Kesenian Palembang (DKP) dan Komunitas Musisi Penyanyi Palembang (KMPP) mendatangi gedung DPRD Sumsel, Rabu (24/6). Mereka berunjuk rasa meminta DPRD Sumsel mengusut penganuliran Shelyna Salsabila sebagai juara I lomba menyanyi solo dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Sumsel, beberapa waktu lalu.
Koordinator aksi Hibza Meiridha Badar mengatakan, kemenangan Shelyna Salsabila sebagai juara I lomba menyanyi solo adalah harga mati, karena ia menilai, banyak kejanggalan terkait penganuliran Shelyna.
“Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel harus mengeluarkan sertifikat atas nama Shelyna Salsabila, sebagai juara I lomba menyanyi solo putri dalam FLS2N tingkat Provinsi Sumsel,” katanya.
Ia juga meminta, agar permasalahan ini diusut tuntas, karena terindikasi ada konspirasi dari pihak tak bertanggung jawab. “Kita juga meminta agar pihak berwenang mengaudit proses pelaksanaan FLS2N tingkat SD, SMP, SMA dan SMK se Sumsel karena disinyalir ada permainan anggaran,” tuntasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Komunitas Musisi Penyanyi Palembang (KMPP), Suparman Romans mengatakan, penganuliran Shelyna salsabila sebagai juara I lomba menyanyi solo putri merupakan preseden buruk dalam dunia seni, bahkan hal ini menjadi aib besar bagi dunia seni Sumsel.
“Ini hanya salah satu aspek yang terlihat, masih banyak kasus lain, bagaimana terjadi manipulasi dan konspirasi. Kejadian ini membuat kami prihatin, apalagi ini tidak sejalan dengan nawacita dan revolusi mental yang diusung Presiden RI Jokowi,” katanya.
Menurut Suparman, penganuliran siswa SMA 3 Palembang, Shelyna tersebut, dapat merusak mental siswa. “Dia (Shelyna) kan sudah diumumkan juara 1, kemudian dibatalkan dengan alasan yang tidak jelas, ini jelas sudah mengandung unsur nepotisme, dan ini merusak harkat dan martabat kita sebagai bangsa Indonesia. Masalah ini harus menjadi perhatian kita semua,” imbuhnya.
Dikatakannya, Dinas Pendidikan sebagai instansi yang membawahi kesenian, harus segera memperbaiki sistem kesenian yang ada di Sumsel. “Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Kadiknas Sumsel adalah melakukan perbaikan paling tidak mengganti bawahannya saat ini yang bersentuhan langsung dengan seniman, khususnya saat pelaksanaan FLS2N,” katanya.
Ketua Komisi V DPRD Sumsel yang menerima massa aksi, Fahlevi Maizano menilai, eliminasi terhadap Shelyna tidak wajar, karena dilakukan dua hari setelah ditetapkan sebagai juara I Lomba Menyanyi Solo.
“Saya juga yakin, eliminasi shelyna tidak diumumkan didepan publik, tetapi didatangi secara perorangan, ini tidak benar, kalaupun ada kesalahan, jelas kesalahannya bukan pada peserta tetapi pada panitia dan juri,” ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya akan segera memanggil Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Sumsel, terkait permasalahan ini. “Dua tiga hari kedepan, beliau sudah kita panggil, untuk dimintai klarifikasi terhadap permasalahan ini, karena yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah institusinya, dalam hal kepala dinasnya,” pungkas Maizano. (Jon/BP)


No Comments

  • beni

    Proses pembuktian adanya kecurangan dari Dewan Juri yaitu dengan pengambilan foto nilai dewan juri beberapa menit setelah pegumuman lomba bukan direncanakan, tapi spontanitas kami orang tua ketika melihat beberapa indikasi kecurangan pada saat lomba. Berikut Indikasi Kecurangan : 1. Acara Lomba diundur dari pk.13.00 menjadi pk.16.00 WIB karena 2 orang juri belum datang yang hadir hanya 1 orang (Seluruh peserta menjadi gelisah menunggu kedatangan 2 orang juri) , semua make up peserta menjadi luntur dan otomatis mempengaruhi emosi peserta yang akan tampil. 2. Ketika acara lomba vocal solo masih berlangsung, panitia sudah memulai acara penutupan pada pk.17.00 WIB (lihat dan dengarkan video peserta dari OKU saat tampil final, ada suara yang mengganggu dari aula utama), otomatis ada suasana kepanikan dari seluruh peserta (buktinya ada 3 peserta bisa sampai lupa lyric), karena seluruh peserta dan pendamping diminta untuk kumpul diaula penutupan. 3. Ketika lomba belum selesai di aula utama sudah ditampilkan dan disebutkan bahwa yang tampil mengisi acara adalah para pemenang juara I termasuk lomba vocal solo (ditampilkan peserta dari palembang, tapi bukan lagu yang dia lombakan tapi menyanyikan lagu dari peserta dari OKU). 4. Ketika diumumkan pemenang, tidak disertai jumlah nilai, dan sangat terkesan buru – buru (ada rekaman videonya)………Berdasarkan beberapa pengalaman nyata peserta tahun lalu , proses seperti ini sering terjadi, bahkan (kisah nyata, peserta design poster tingkat smp) sudah 4 hari pun asalkan ada bukti nilai dari dewan juri maka panitia bisa melakukan penggantian juara, ini semua terjadi karena kesalahan menjumlahkan nilai dari dewan juri atau ada unsur lainnya …..Mudah2xan kedepannya Dewan Juri lebih teliti dalam merekap nilai dan menentukan siapa yang juara ….

Leave a Reply