Disperindag Lakukan Operasi Pasar Daging

daging-sapi
ilustrasi

Palembang,BP – Pemprov Sumsel berencana melakukan operasi pasar (OP) terhadap daging sapi segar di lima pasar menyusul harga daging sapi di Sumsel saat ini tertinggi kedua secara nasional, yakni sekitar Rp125.000 per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatra Selatan Permana mengatakan, hal itu ia ketahui saat mengikuti rapat di Kementerian Perdagangan RI, Jakarta Senin (6/7) lalu. “Kami juga kaget. Ternyata daging sapi di Sumsel sangat mahal dibandingkan daerah lain. Bahkan termahal di Pulau Sumatera,” katanya, Selasa (7/7).
Diketahui harga daging sapi segar tertinggi ditempati provinsi paling timur, yakni Papua dengan harga kisaran Rp130.000 per kg. Adapun, harga daging sapi di provinsi lainnya berada di kisaran Rp100.000-Rp105.000 per kg.
Pihaknya hari ini, bersama Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel serta mengajak lima pedagang sapi akan menyaksikan pemotongan sapi secara langsung di Kabupaten Subang, Jawa Barat dan memesan 15 ton daging sapi yang akan dijual dibawah harga daging sapi yang beredar di Sumsel saat ini.
Operasi pasar daging sapi dilakukan Disperindag Sumsel berdasarkan imbauan Kementerian Perdagangan daging sapi pada 12 Juli mendatang di lima pasar di Palembang, antara lain Pasar KM 5, Cinde, Lemabang, Sekip Ujung, dan Kuto.
Dalam operasi pasar tersebut, Pemprov Sumsel akan menyiapkan daging sapi hingga 15 ton yang dibawa dari Subang tersebut, dan dilepas ke pasar dengan harga lebih murah, yakni Rp105.000 per kg.
Daging yang didatangkan dari Subang tersebut berupa daging potong. Ia mengaku biaya transportasi akan lebih besar apabila Sumsel memesan sapi utuh. Oleh karena itu, Pemprov Sumatra Selatan akan terlebih dahulu melakukan pengecekan kualitas daging sapi tersebut.
“Pada pekan ini, saya akan membawa lima pedagang sapi untuk kunjungan ke Subang. Kami akan cek langsung dan lihat kualitasnya seperti apa, dan pedagang pun percaya,” katanya.
Permana berharap operasi pasar tersebut dapat didukung oleh seluruh para pemangku kepentingan, terutama dari pelaku usaha. Dia juga menjamin operasi pasar tersebut tidak akan mengganggu arus mudik.
Kini lonjakan harga daging sapi yang mencapai Rp125.000 tersebut sudah mulai bergerak sejak pekan yang lalu. Menurutnya, harga daging sapi segar sebelum Ramadhan masih tercatat Rp95.00 per kg. Dengan demikian, harga daging sapi hingga saat ini naik hampir 30 persen.
“Banyak faktor yang menyebabkan harga daging sapi itu naik cepat. Faktor yang paling mempengaruhi itu utamanya dari biaya transportasi,” ujar pria yang juga diisukan masuk rencana reshuffle Presiden Joko Widodo ini.
Ia menjelaskan, distribusi daging sapi yang masuk ke Sumsel selama ini hanya bisa dilakukan melalui jalur darat. Pasalnya, Sumsel belum memiliki pelabuhan untuk melayani distribusi bahan pokok tersebut.
Oleh karena itu, pembangunan pelabuhan terus menjadi perhatian Pemprov Sumatra Selatan selama ini. Apabila pembangunan pelabuhan tersebut terealisasi, dia meyakini harga daging sapi di Sumatra Selatan akan semakin terjangkau.
“Apalagi di Sumsel ini tidak ada stok sapi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan daging sapi ini harus melakukan impor. Baik dari luar kota ataupun negara lain. Alhasil, biayanya pun lebih tinggi,” tuturnya. (Oidz/BP)



Leave a Reply