- July 24, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP – Memasuki musim kemarau yang semakin kering, potensi terjadinya titik api (hotspot) akan semakin tinggi. Terutama di daerah yang memang kering tanpa teraliri air.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stamet SMB II Palembang Agus Santosa mengatakan, saat ini kekeringan sudah banyak melanda meski belum kering total. Ketinggian air sungai Batanghari Sembilan pun masih lumayan tinggi, sehingga potensi terjadi kekeringan masih belum terjadi.
“Meski begitu, titik kebakaran sudah mulai bermunculan walau tidak besar. Ini harus segera diantisipasi dengan Tim Tanggap Darurat Karhutla dan juga dengan Teknik Modifikasi Cuaca,” tuturnya.
Suhu yang semakin panas akibat dampak El Nino pun patut diwaspadai. Saat ini suhu berkisar diantara 21 derajat Celsius di titik paling rendah dan 34 derajat di titik paling tinggi. Kecepatan angin rata-rata yang berembus yakni 25 km/jam, dengan kelembapan yang berkisar antara 47-97 persen.
“Hujan masih terjadi di beberapa daerah. Meski berupa hujan ringan, namun ini mempengaruhi kelembapan dan mencegah timbulnya titik api. Beberapa daerah yang terpantau hujan hari ini (kemarin-red) yakni di Muaraenim, sebagian Banyuasin, sebagian OKU, dan Kota Prabumulih,” jelas Agus.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh BMKG SMB II Palembang, wilayah-wilayah yang yang sangat mudah terjadi kebakaran yakni Kabupaten OKI, OKU Timur, OKU, OKU Selatan, Musi Banyuasin, Muratara, Musirawas, dan sebagian wilayah Banyuasin.
Berdasarkan data update 23 Juli pada pukul 07.30, satelit NOAA18 menangkap 18 citra titik api. Sedangkan satelit Modis Aqua/Terra mencatat 47 titik api.
Secara rinci jumlah hotspot yang terpantau oleh satelit NOAA18 yakni di Kabupaten Banyuasin, Muratara, OKI, OKU, PALI masing-masing satu, Kabupaten Ogan Ilir dua titik api, Musi Banyuasin lima titik api, Muaraenim enam.
Sedangkan berdasarkan pantauan satelit modis Aqua/Terra, di Kabupaten Lahat, Muaraenim, Musi Banyuasin, OKU Timur masing-masing terdapat satu titik api, Kabupaten PALI tiga titik api, OKI enam titik api, dan yang terbanyak yakni berada di Musi Banyuasin dengan 36 titik api. Keseluruhan titik api di Muba terpantau berada di Kecamatan Bayunglincir.
Jumlah ini berubah pada pukul 16.00 yang menyisakan delapan titik api di seluruh Sumsel. Rincinya yakni Kecamatan Bayunglincir dan Kecamatan Tulung Selapan, OKI terpantau masing-masing satu titik api, Kecamatan Selangir, Musirawas dua titik api, dan Kecamatan Pampangan, OKI dengan empat titik api.
Dari titik api yang tercatat selama 10 hari kebelakang, persentase tingkat kepercayaan atau confidence titik api kebakaran lahan/hutan tercatat sebagai berikut. Persentase 81-100 sebanyak 203, 71-80 sebanyak 85, 61-70 sejumlah 98 titik api, 51-60 sejumlah86, 26-50 sebanyak 162, dan 1-25 tercatat sejumlah 41 titik api.
Agus menjelaskan, makin tinggi persentase confidencenya, maka semakin yakin di titik itu terjadi kebakaran. “Tetapi jika kecil (persentasenya-red), kemungkinan hanya pembakaran ladang biasa yang biasanya hanya beberapa saat padam kembali,” jelasnya.
Ia pun mengatakan, titik api yang cakupannya hanya beberapa meter tidak akan bisa terpantau oleh satelit. Cakupan kebakaran yang terpantau oleh satelit adalah yang luasannya minimal ratusan meter persegi. (Oidz/BP)