- September 4, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Muarabeliti,BP
Selama musim kemarau hot spot (Titik api) diwilayah Lan Serasan Sekentenan mengalami peningkatan signipikan. Tercatat selama 1-19 Agustus 2015 titik api di Mura mencapai 39 titik. Jumlah tersebut kemungkinan akan mengalami penambahan terhitung 20-31 Agustus. Anehnya walaupun meningkat belum ada upaya langsung dari Dinas Kehutanan (Dishut) untuk melakukan pencegahan pembakaran lahan.
Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Mura, Priskodesi melalui Kabid Perlindungan Hutan, Ir Syarif Hidayat didampingi, staf perlindungan hutan, Salman, mengakui bahwa titik api diwilayah Mura mengalami peningkatan selama Agustus 2015 ini.
“Memang benar titik api di Mura terus mengalami peningkatan yang cukup signipikan,”paparnya.
Dikatakannya yang tercatat di Dishut baru 39 titik api. Sedangkan dari 20-31 Agustus masih diverifikasi. Dalam artian belum diketahui berapa jumlahnya. Hal ini. Disebabkan karena petugas yang melakukan pencatatan sedang mengikuti pelatihan.
“Belum terdatanya titik api mulai 20-31 terkendala karena petugas sedang mengikuti pelatihan,”paparnya.
Dikatakannya data titik api yang tercatat belum bisa dikatakan hot spot, karena baru bisa dikatakan titik api kalau api tersebut lama ditempat tadi. Sedangkan kalau titik api berpindah-pindah belum bisa dikatakan hot spot.
“Kalau dari hari-hati tidak berubah, itu api. Sedangkan kalau berubah-ubah itu cuma titik panas saja,”tegasnya.
Artinya bisa saja pembukaan lahan dan minyak, bukan kebakaran hutan.
Disinggung masalah antisipasi, ia mengatakan untuk antisipasi Dishut sudah membuka posko siaga serta turun kelapangan melakukan crosscek. Setelah di crosscek baru diketahui apakah itu pembakaran hutan atau tidak.
“Setelah. Crosscek baru diketahui apakah itu kebakaran hutan atau tidak,”paparnya.
Bagaimana dengan peralatan pemadaman api, ia mengatakan untuk peralatan tidak ada kendala semuanya cukup, baik portable maupun bajunya. Kendati sudah cukup peralatanan baru bisa diterjunkan setelah ada laporan dari masyarakat.
“Kalau peralatan cukup, bisa digunakan setelah ada laporan dari masyarakat,”jelasnya.
Begitu juga untuk personil tidak setiap hari kelapangan. Ya itu tadi kelapangan setelah ada laporan dari masyarakat.
Bagaimana dengan luas lahan yang terbakar, lagi-lagi ia mengatakan belum bisa memberitahu karena untuk mengetahui berapa luas lahan yang terbakar masih harus kelapangan. Dan juga berapa luas lahan terbakar serta titik api akan dilaporkan pada pelaporan akhir tahun.
.”Untuk mengetahui kita kelapangan, baru diketahui penyebabnya apa, luasnya berapa baru ketahuan. Kita belum mengetahui berapa lahan yang terbakar. Setiap tahun direkap, baik hot spot dan luasnya,”tegasnya.. (Wan)
Jalan Rusak Belum Diperbaiki
Muratara,BP-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muratara belum merespon keinginan masyarakat Kecamatan Ulu Rawas, supaya jalan rusak diperbaiki.
Buktinya hingga saat ini jalan yang menuju ke Kecamatan Rawas Ulu tersebut masih rusak dan belum ada tanda-tanda akan diperbaiki.
Dampak lain dari kerusakan jalan kalau musim kemarau banyak debu sehingga mengganggu pernapasan. Sedangkan musim penghujan jalan menjadi jelek dan sulit dilalui kendaraan roda dua maupun empat.
Seorang warga setempat Sopyan (37), mengakui bahwa jalan satu-satunya menuju ke Kecamatan Ulu Rawas sampai saat ini belum juga diperbaiki. Padahal sudah sering masyarakat mengusulkan supaya jalan diperbaiki. Tidak diketahui secara pasti mengapa pemerintah belum ada tanda-tanda untuk memperbaiki jalan tersebut.
.
“Jalan menuju ke Kecamatan Ulu Rawas ini , yang menghubungkan antar Desa tersebut yang sekarang dalam kondisi sangat parah. , sehingga kerikil yang bercambur pasir yang ada dijalan yang ditimbun menyebabkan debu,” katanya.
Masih katanya jalan rusak tersebut sudah puluhan tahun lamnya. Kalau musim kemarau jalan berdebu mengganggu pernapasan. Sedangkan kalau musim penghujan jalan bertambah rusak dan sulit dilalui baik roda dua maupun empat.
“Kalau musim kemarau saat ini pengendara sepeda motor yang melintas harus memakai helm dan masker sebagai antisipasi jangan sampai menghisap debu,”jelasnya.
Sementara kalau memakai helm masyarakat takut, ada penodongan. Karena kalau memakai helm dinilai bukan warga asli setempat. Apalagi jalan menuju ke sana terkenal sangat rawan.
Hal senada dikatakan Supri (20) saat melintas mengendarai sepeda motor ia terpaksa menutup hidung karena debu. Ia menutup hidup takut terkena penyakit Ispa Untuk itu kita berharap Pemkab Muratara, yang dalam hal ini Dinas terkait, agar sesegera mungkin memperbaiki jalan menuju Kecamatan Ulu Rawas. Sebab jalan menuju ke Kecamatan tersebut sudah lama menjadi keluhan warga khususnya warga di Kecamamatan.
“Kita meminta kepada pemerintah supaya secepatnya jalan rusak diperbaiki. Tujuannya supaya masyarakat mengangkut hasil bumi lebih mudah dan lancar,”pintanya. (Wan)
BPPKBPA Antisipasi Kekerasan Terhadap Anak.
.
Muratara,BP- Setelah hampir kurang lebih dua tahun menjadi daerah otonomi baru (DOB), Kabupaten Musirawas Utara (Muratara) belum juga memiliki organisasi yang memberikan layanan dengan tujuan menerima pengaduan serta memiliki gerakan sosialisasi tentang perlindungan anak.
Plt Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak (BPPKBPA) Muratara, Syafruddin mengungkapkan bahwa organisasi yang memiliki kepedulian terhadap anak dan bisa menerima laporan tentang kekerasan terhadap anak, sangat penting didirikan di Muratara, kendati angka kekerasan terhadap anak masih terbilang rendah.
“Ini hanya upaya kita meminimalisir kekerasan terhadap anak. Selain itu, ini juga kan antisipasi agar tidak ada kejadian seperti itu, termasuk salahsatu yang sering terjadi di daerah lain, yakni kejahatan asusila,” ungkapnya.
Dirinya pun mengaku, akan secepatnya membuat organisasi semacam ini, diawali dari tingkat pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat.
“Rencananya kita buat dimasing-masing kecamatan, kalau ada dukungan dari Pemerintah dan anggarannya ada. Kita ingin juga siapkan call center khusus pengaduan dan sosialisasi terhadap hal ini,” kata dia.
Dijelaskannya, organisasi tersebut, diharapkannya nanti bisa melibatkan semua elemen masyarakat, mulai dari Kepala Desa, P3N, KUA serta pemuda dan tokoh masyarakat setempat.
“Daerah kita kan sudah menjadi kabupaten, kita mesti ikut maju dengan mencontoh daerah lain. Kota atau Kabupaten lain sudah ada semua organisasi semacam itu. Jangan sampai kita tertinggal sekalipun daerah ini paling muda di Sumsel,” ungkapnya.(Wan)