Rujuk DiTolak Cuka Parah Bertindak Derita Seorang Guru Di Aniaya Suami Pakai Cuka Parah

emiliati
 
 
 
 
 

Nasib malang menimpa Emilyati(53) binti Soleh warga dusun I desa Gunung Megang Dalam Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muaraenim, salah seorang guru SDN Negeri nomor satu Gunung Megang Dalam Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muaraenim harus menahan perih  di bagian muka,bibir,lidah dan bahkan bagian dada lengan kana dan beberapa bagian dipaha kirinya akibat siraman cuka sang suami yang zalim terhadap istri yang telah dinikahinya secara islam 14 tahun yang lalu.Apa motif yang menjadikan perbuatan keji tersebut dilakukan Sugio terhadap wanita yang telah sempat hidup bersama selama belasan tahun itu,berikut laporan wartawan beritapagi yang mencoba mengungkapnya untuk pembaca Beritapagi melalui tabir kasus edisi ini.
Sabtu pagi 22 Agustus 2015 lalu suasana desa Gunung Megang dalam masih dalama keadaan tenang,anak-anak yang hilir mudik akan berangkat menuju SDN I tampak sukaria untuk menjalani aktifitas belajarnya,begitu juga masyarakatnya mulai sibuk akan pekerjaannya masing-masing,di dekat pagar SDN I Gunung megang dalam masih Nampak ramai anak-anak yang baru datang kesekolahnya.
Sekitar 200 meter dari SDN I Gunung megang dalam tersebut ada salah seorang guru bernama Emilyati yang berjalan dari rumah orang tuanya berjalan santai menuju tempat pengabdiannya untuk Negara yakni bertugas mencerdaskan anak bangsa yang sedang menuntut Ilmu di SDN I desa tersebut.
Saat sedang berjalan menuju sekolah tempatnya mengajar tersebut,Emilyati tidak memiliki perasaan ataupun firasat apa-apa akan mengalami balak bencana menimpa dirinya,sekitar 20 meter lagi tiba di pintu gerbang SDN tempatnya mengajar,tiba dari belakang muncul tersangka Sugio yang tak lain suami sendiri tanpa bicara apa-apa langsung menyumpalkan bungkusan plastic berisi cuk parah persis dibagian mulutnya,mendapatkan serangan secara tiba-tiba tersebut Emilyati langsung menepis bungkusan tersebut sehingga berhamburan yang langsung mengenai wajah,dada,lengan kanan dan paha kirinya,akibatnya muka dan bagian tubuh korban yang terkena cuka para tersebut langsung melepuh,Emilyatipun langsung menjerit minta tolong,semenmtara Tersangka sugia abis melakukan perbuatan keji tersebut langsung melarikan diri meninggalkan korban,masyarakat sekitar lokasi kejadian yang mendengar dan melihat jeritan korban langsung mendatangi korban yang sudah kesakitan,salah seorang warga bernama Maryana dengan menyiram luka bakar cuka parah tersebut dengan air,setelah itu dibantu warga lainnya langsung melarikan Emilyati ke Puskesmas Gunung Megang,setelah dilakukan perawatan pertama karena kondisi luka bakar korban yang cukup parah,korban langsung dilarikan ke rumah sakit Dr HM Rabain Muaraenim.
Akibat luka bakar dampak dari siraman cuka para tersebut Emilyati harus terbaring tak berdaya diruang Sal Enim IV selama 10 hari di RSUD Dr HM rabain dan harus mendapatkan perawatan medis secara intensif petugas medis rumah sakit setempat,selama berada di rumah sakit tersebut korban yang dijaga keluarga korban secara begantian,karena kndisi korban yang tidak boleh terlalu banyak bergerak,tidak boleh terlalu banyak bicara,karena bagian bibir dan lidah yang terkena cuka parah tersebut,sehingga keinginan korban akan ssuai sempat harus menggunakan bahasa isyarat,Tapi berkat ketabahan dan kesabaran korban atas musibah yang dialaminya setelah selama 10 hari dirawat tersebut pada senin pselasa 1 september lalu sudah dijinkan pulang oleh dokter RSUD Muaraenim yang merawatnya,namun setiap 3 hari sekali harus dilakukan control ke RSUD hingga bekas luka-luka tersebut sembuh total dan kulit yang melepuh yang mengering tersebut sudah terlepas dari wajah dan tubuh bagian lainnya.
Emliyati yang ditemui Beritapagi di Kediamannya dikampung I Desa Gunung Megang  Muaraenim sudah bisa diajak bicara,namun harus pelan-pelan,berbeda dengan saat masih berada di rumah sakit,karena akibat luka bakar dan bibirnya sehingga tidak diperbolehkan banyak bicara.
Walaupun sudah berada di rumah,Emilyatri tetap berbaring ditempat tidur,karena luka-luka dibagian paha dan lengannya belum boleh terlalu banyak bergerak,dikuatirkan dapat mempengaruhi luka bakarnya tersebut,begitu juga dengan minum masih harus menggunakan pipet,sedangkan untuk makan masih diganti dengan susu ataupun energen,karena belum bisa menenggak makan yang keras,namun sudah bisa diajak bicara secara perlahan.
Saat ditemui dirumah orang tuanya Emilyanti yang saat itu didampingi Andar putra semata wayangnya hasil pernikahannya dengan suaminya pertama mengakui kalau Sugio tersebut adalah suaminya yang dinikahi secara Islam saja,”kami menikah pada bulan Januari 2001 lalu,selama perkwinan secara Islam tersebut Emilyati mengakui tidak mendapatkan keturunan.
Lalu apa penyebab musibah tersebut,menutuit pengakuan Emilyati suaminya tersebut tidak pernah berterus terang kepada dirinya,terutama penghasilan dari usaha menggesek kayu,setiap ditanyakan tidak mengaku berapa uang yang didapat dan tidak pernah disetorkan,padahal modal untuk mendapatkan mesin tersebut hasil pemberiannya.
Karena ketidak terus terangan tersebut telah terjadi bertahun-tahun,Emilyati mengaku sempat bersabar menunggu supaya suaminya berubah,tapi ternyata tidak juga,karena kekecewaan yang sudah cukup dalam sehingga sebluan sebelum kejadian penyiraman cuka parah tersebut Emilyati memutuskan untuk meninggalkan suaminya tersebut dengan tinggal ke rumah orang tuanya,selanjutnya meminta untuk diceraikan.
Keputusan Emilyati tersebut untuk bercerai dari suami bawah tangan tersebut ternyata tidak bisa diterima Sugio,tersangka yang juga memiliki istri lain dengan tiga orang anak ini tidak mau diceraikan Emilyati,dan berupaya untuk tetap menjadi suami dari emilyati,sementara emilyati sendiri hatinya sudah tertutup untuk lelaki yang tidak bertrus dengan istri,hal tersebutlah yang menjadi penyebab penyiraman cuka parah terhadap Emilyati tersebut.
Menurut Emilyati seminggu sebelum kejadian dirinya sempat di cekik tersangka dirumah orang tuanya,karena saat itu dirumah orang tuanya sedang sepi,emak sedang pergi kondangan kerumah keluarga dan Andra anak korban sedang tidak ada dirumah,sekitar pukul 07. malam tersangka Sugio secara paksa masuk kedalam rumah lewat pintu belakang,setelah berhasil masuk kerumah langsung mencekik korban,bersyukur korban berhasil melpaskan cekikan tersebut dan kabur meninggal rumah,mungkin karena saya tidak mau lagi rujuk dengannya sehingga ada niat ingin membunuh saya”sehingga padaSabtu pagi 22/8 lalu secara diam-diam dengan rencana yang matang ingin membunuh saya dengan menyumpalkan cuka parah,kalau seandainya sempat tertelan entah apa yang terjadi pada saya,syukurlah Tuhan masih menolong dan meyelamatkan saya sehingga nyawa masih dapat tertolong.
Bukan hanya menyakiti fisik dan fisikis korban,Sugia yang telah ditetapkan sebagai tersangka ini juga menguras harta benda milik korban yang ada di perumahan SDN I Gunung megang dalam,saat mengambil barang-barang tersebut tersangka Sugio mengaku kepada tetangga di dekat perumahan SD yang dihuni sekitar 4 tahun lalu engaku kalau barang-barang tersebut akan dibawah ke rumah orang tua korban dikampung I desa Gunung Megang dalam,padahal barang-barang tersebut dilarikannya,entah kemana dia melarikan barang-barang miliknya itu Emilyati mengaku tidak tahu,karena itu berharap kepada pihak kepolisian dapat menemukannya sekalgus menangkapnya guna mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap korban.
Terkait dengan perbuatan penganiayaan tersangka Sugi terhadap korban yang tidaqk istri siri tersangka,salah satu keponakan korban yakni Fitri yang menjaga korban di RS HM Rabain Muaraenim menduga penganiayaan yang dilakukan pelaku tersebut sudah direncanakan dengan matang dan menginginkan bibiknya tersebut mati,karena tidak terima mau diceraikan,sebab sebelum penganiyaan penyiraman tersebut tersangka pernah melakukan percobaan penganiayaan dengan mencekik emilyati,kemudian sehari sebelum kejadian tersangka terlebih dahulu mengambil semua barang milik korban yang ada di perumahan SD yang ditunggu korban selama ini,setelah barang tersebut habis dan dibawa kabur,tersangka langsung melakukan penganiayaan dengan mencoba memasukkan cuka para kemulut korban sehingga menyebabkan korban menderita luka bakar yang cukup serius dan merusak wajah,paha,dada dan lengan korban.
Karena itu Fitri keponakan kandung korban bersama keluarga korbann lainnya yang sedang menunggui korban di RSUD Dr HM rabain Muaraenim sangat berharap agar pihak kepolisian polsek Gunung megang serius melakukan pencarian kepada tersangka dan emjebloskan kedalam tahanan serta menghukumnya seberat-berat,karena tersangka telah mengakibatkan bibiknya cacat seumur hidup.
Kelurga korban kuatir kalau tidak segera dilakukan penangkapan terhadap pelaku pohak keluarga korban mengaku merasa tidak tenang,kalau tidak dilakukan penangkapan dikuatirkan perbuatan tersangka terhadap korban diulanginya,dan juga mengganggu ketangan seluruh keluarga,karena diduga masih dendam dengan keluarga korban.
Terus Buru Tersangka
Tersangka Dijerat dengan Pasal penganiayaan
Kaplores Muaraenim AKBP Nuryanto melalui Kapolsek Gunung Megang AKP Indra yang dikonfirmasi berulang terkait penganiayaan tersebut mengatakan, tersangka terus dilakukan pencarian dan pengejaran terhadap tersangka Sugio,aparat terus melakukan penyelidikan terhadap keberadaan tersangka,bahkan dihimbau untuk menyerahkan diri kepada petugas.
Mdikatakan Indra,pasal yang dijeratkan kepada Sugio yakni pasal penganiayaan,namun kapolsek tidak merinci pasal berapa yang dijeratkan kepada penganiaya istri siri tersebut,bahkam polsek menjadikan prioritas pemburuan terhadap tersangka ini,karena masih melakukan penyelidikan sehingga tidak bisa dibuka semua ke public,terutama keberadaan pelaku,jika sudah berhasil nantinya akan diinformasikan,kata Indra.
Selanjutnya untuk proses pengaduan tersebut pihak Polsek sudah memeriksa dua saksi yang dianggap mengetahui kejadian tersebut,sedangkan saksi korban akan dimintakan keterangan setelah korban sudah bisa dilakukan pemeriksaan,karena itu kondisi kesehatan korban terus dipantau.
Teman mengajar korban:
            Rekan-rekan korban mengajar di SDN I Gunung Megang Dalam mengatakan,Emilyati merupakan guru yang baik,selama mengajar di SDN Gunung megang tersebut Emilyati tidak banyak ulah,orangnya itu pendiam dan emang tidak pernah curhat ataupun menceritakan soal rumah tangganya,tapi selama ini kelihatanya aman-aman saja,kata rekan-rekan mengajar Emilyati yang ditemui di sekolahnya.
            Diketahuinya kalau rumah tangga Emilyati sedang retak baru tiga hari sebelum kejadian tersebut,di ketahuinya pun bukan karena Emilyati yang bercerita tapi karena ada panggilan dari UPTD dan terungkap persoalan rumah tangga.
            Yana salah seorang guru dis SDN tempat Emilyati mengajar mengatakan,Emilyati tersebut menikah dengan suaminya tersebut saat emilyati masih honor sekolah,kemudian diangkat mnejadi guru bantu,kemudian pada tahun 2008 lalu melalui program pengangkatan guru bantua oleh pemerintah sehingga Emilyati yang lulus sekolah pendidikan guru(SPG) tersebut diangkat sebagai PNS.
            Saat ini Emilyati menjadi wali kelas enam SDN tersebut,karena ada musibah yang menimpanya sehinnga digantikan sementara.
            Yana berharap sebagai sesame guru dan sesame wanit,persoalan yang menimpa rekannya ini dapat segera tuntas baik dari sisi rumah tangganya maupun proses hukumnya,karena kalau terombang ambing akan mempengaruhi kinerjanya sebagai pendidik,terlagi Emilyati ini adalah wali kelas Enam tentu saja akan mempengaruhi dan mengganggu proses belajar mengajar anak didik kami terlebih kelas enam yang butuh perhatian yang cukup serius karena =menyangkut ujiannya nanti.
            Karena itu kepada aparat kepolisian diharapkan serius melakukan proses hokum terhadap kasus yang menimpa Emilyati ini,diharapkan ada perlindungan keamanan kepada korban terlebih sebelum pelakunya ditangkap,sebagai guru kami juga merasa prihatin,walaupun ini persoalan pribadi tetap saja berimbas kepada proses belajar mengajar,betapa tidak akibat kejadian ini Emilyati terpaksa tidak bisa mengajar karena sakit akibat dianiaya.*
Tokoh Masyarakat Gunung megang Dalam
            Kejadian yang menimpa guru seperti Emilyati ini benar-benar menjadi keprihatinan,seharusnya seorang guru seperti Emilyati ini bukan dianiaya tapi harus dilindungi,karena kebaradan guru dibutuhkan anak didik,kita tidak bisa membayangkan akalau para siswa yang tidak ada guru,akan menjadi apa anak-anak kita kedepan.
            “saya berharap kejadian yang menimpa guru Emilyati ini tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang,”kebenaran terhadap Emilyati ini Makmur mengaku sudah mengenalnya sejak kecil,dia itu bukanlah seorang yang suka berbuat ulah.
            Kepada aparat kepolisian kami mengharapkan serius menangani kasus ini,agar suasana di gunung megang dalam ini kondusif,sebab kalau kejadian seperti ini terjadi lagi akan membuat masyarakat menjadi kurang tenang.*


Leave a Reply