- September 7, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
PALEMBANG, BP
Pedagang pasar 16 meminta kepada Perusahan Daerah (PD) Pasar pemerintah Kota Palembang dan DPRD palembang mengkaji ulang sistem build operate and transfer (BOT) pasar 16 ilir yang dikelola pihak ketia PT Ganda Tahta Prima (GTP), karena pengerjaan yang telah dilakukan menggangu aktifitas para pedagang.
“kami minta PD Pasar dan DPRD melakukan koordinasi dengan GTP untuk mengkaji ulang BOT yng saat ini sedang dikerjakan,”kata pedagang pasar 16 ilir H Soni, kemarin (6/9).
Menurut Soni, pemasangan pagar seng yang saat ini dilakukan sangat menggangu para pedagang, karena dengan adanya pagar tersebut omzet pedagang merugi ditambah daya beli menurun karena kondisi ekonomi sedang tidak stabil.
“bukan hanya Program BOT yang mesti dikaji. Namun lingkungan blok kami juga terganggu karena tidak ada udara yang masuk kedalam Sehingga sangat panas, dengan adanya pagar sen ini,”kata soni yang didampingi sejumlah pedagang pasar 16 ilir lainnya.
Dijelaskan soni yang menjadi kekhawatiran para pedagang jika pengerjaan bot tuntas dilakukan adalah kepemilikan kios yang memiliki sertifikat belum dapat dipastikan apakah akan kembali menempati kios yang lama atau akan ditempat pedagang yang baru.
“belum ada perjanjian apakah kami akan dipastikan mendapatkan kios atau tidak, karena ada isu bahwa pedagang yang baru akan mendapatkan kios ini, ada kabar harga kios nantinya mencapai Rp 8-10 jutaan,”ujar dia.
Soni mengklaim sertifikat yang ia miliki berlaku hingga 2016 mendatang, seharusnya pengerjaan BOT dilakukan jika sertfiKat habis masa berlakunya.
Terpisah Direktur Utama PD pasar Apriadi menjelaskan, pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan kepada PT GTP dalam mengerjakan renovasi pasar 16 tidak menggangu aktifitas pedagang maupun pembeli, sehingga dengan pengerjaan yang baik tidak ada yang dirugikan.
“bot ini bukan kepentingan kelompok tertentu,namun untuk kepentingan masyarakat maupun pedagang itu sendiri,”urainya
Senentara itu pantauan koran ini pemasangan seng dilakukan disebelah kiri pasar 16 ilir, dengan adanya pagar seng tersebut lokasi pasar semakin sempit, tidak hanya parkir yang membuat pasar 16 ilir semakin semrawut namun pedagang kaki lima (PKL) yang berada didepan gedung utama pasar 16 Ilir menjadi penyebab kemacetan dan tidak tertatanya area tersebut. Oleh karena itu kedepan baik pedagang maupun PKL harus ditata ulang kembali. Jon