BOT Pasar Cinde Molor

pasar
 
 
 
 
 
Palembang, BP
Rencana revitalisasi Pasar Cinde menjadi pasar modern tadinya direncanakan mulai pada Oktober 2015. Namun rencana pembangunan dengan sistem Build Operate Transfer atau Bangun, Guna, Serah (BOT) ini akan tertunda karena pembahasan kontrak yang belum rampung.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Sumatra Selatan Eddy Hermanto mengatakan, pihaknya masih menunggu pembahasan kontrak dengan PT Aldiron sebagai investor. Pihaknya mengklaim bahwa pembahasan kontrak akan selesai pada akhir bulan ini.
Setelah pembahasan masa kontrak BOT selama 30 tahun dengan PT Aldiron selesai,  maka pembahasan akan langsung dibawa ke DPRD Sumsel. Nantonya DPRD Sumsel yang akan mengesahkan rencana pembangunan BOT ini.
“Setelah DPRD Sumsel setuju, progras pembangunan akan langsung berjalan,” ujarnya, Senin (6/9).
Pasar Cinde nantinya akan bertransformasi menjadi lebih modern. Bangunan dua lantai dirubah menjadi 12 lantai. Pasar Cinde digadang-gadang akan menjadi pusat bisnis serta kawasan dagang dan jasa berskala internasional.
“Tahun depan mulai bangun. Kita upayakan secepatnya. Setelah selesai pembahasan dengan DPRD Sumsel, kami akan melakukan sosialisasi relokasi pedagang pada masa pembangunan pasar tersebut,” tambahnya.
Saat ini, ada 450 pedagang, 561 kios, dan 281 los yang ada di Pasar Cinde. Juga ada sekitar 100 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar Cinde. Pedagang akan direlokasi ke tempat yang tidak jauh dari pasar agar pedagang dan pengunjung pun tidak terganggu aktivitasnya atas adanya pembangunan.
Eddy menjelaskan, ada empat jenis kompensasi dalam sistem BOT yang diterapkan. Yakni kompensasi awal yang berupa penyerahan hak pengelolaan tempat usaha (kios/los) pedagang eksisting di dua lantai gedung baru kepada UPT Pemkot Palembang. Serta ada kompensasi tetap yakni kompensasi pengelolaan sesuai dengan proporsi nilai investasi.
“Lalu ada kompensasi sisa hasil usaha berupa kompensasi usaha sesuai dengan hasil audit akuntan publik. Serta kompensasi akhir, kami BOT selama 30 tahun. Jadi setelah itu akan menjadi milik Pemprov Sumsel. Baik tanah maupun bangunannya,” ungkap Eddy.
Pra pembangunan yakni proses kontrak, penyusunan Detail Engineering Design (DED), sosialisasi pedagang, perizinan, relokasi pedagang, bongkar bangunan dan serah terima lahan akan dilakukan hingga akhir 2015. “Masa pembangunan dilakukan hingga triwulan ketiga 2017. Kami perkirakan pembangunan akan selesai pada akhir 2017 dan siap digunakan,” ujarnya.
Sebelumnya, Senior Business Development PT Aldiron Atar Tarigan mengatakan, Pasar Cinde baru nanti akan dinamakan dengan Plaza Cinde Aldiron. Berdiri di atas lahan seluas 6.810 meter persegi, Pasar Cinde akan dijadikan pusat perdagangan dan perkantoran.
“Kita membuat desain Songket Naga Besaung di mana dinding pasar luar pasar. Tetap mengutamakan heritage, ikon kehidupan urban, bangunan hijau dengan pemeliharaan murah dan efisien,” terangnya.
Dari 12 lantai yang akan dibangun, untuk retail disediakan enam lantai. Dengan pengelompokkan lantai satu dan dua khusus pedagang lama. Lalu tiga lantai untuk lahan parkir, dan tiga lantai lagi untuk perkantoran. Bagian depan juga dibangun gedung untuk stasiun Monorel yang terhubung ke lantai 3 pasar menggunakan skybridge.
“Konsepnya pasar modern. Pedagang lama menjadi prioritas dan kita jamin mendapatkan prioritas untuk menempati Cinde. Kita akan membuat pasar basah dan kering agar lebih sehat dan nyaman,” ujarnya.
Juga akan dibangun area parkir berkapasitas 400 kendaraan roda empat. Sehingga tidak akan ada lagi parkir liar di pinggir jalan sekitar pasar. PT Aldiron menargetkan dana yang dibutuhkan untuk bangunan itu sedikitnya Rp 225 miliar. Oidz



Leave a Reply