- September 10, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Mekah, BP – Kota Makkah Al Mukarramah makin dipadati jemaah calon haji (JCH) yang datang dari Madinah atau yang tergabung dalam gelombang II yang langsung menuju Makkah.
Para JCH sangat antusias untuk mendekati dinding kakbah dan mencari kesempatan untuk bisa mencium hajar aswad. Namun jemaah diimbauagar tidak memaksakan diri untuk mencium hajar aswad jika situasinya tidak memungkinkan atau berbahaya.
Di sudut hajar aswad memang selalu dipenuhi para JCH dari berbagai negara. Mereka berusaha untuk bisa mencium hajar aswad hinnga tidak jarang sampai melakukan sikut-menyikut, berdesakan, dan saling dorong.
Para JCH yang sudah melaksanakan umrah wajib sebagai rangkaian ibadah haji tamattu, kini melakukan umrah sunnah dan tawaf sunnah. Umrah sunnah bisa dilakukan kapan saja, tergantung dari kesiapan para JCH atau pembimbing masing-masing JCH.
Pelaksanaan umrah sunnah, harus mengambil miqat di Tan’im (di luar batas Tanah Haram). JCH diangkut menggunakan bus menuju Tan’im untuk megambil miqat (mulai niat) disana. Lamanya perjalanan dari Mekah ke Tan’im sekitar satu jam.
Setelah berniat umrah, JCH menuju ke Masjidil Haram untuk melaksanakan rangkaian umrah, yakni tawaf, sa’i, dan tahallul. JCH yang melaksanakan umrah sunnah ini bisa memba’dalkan umrahnya kepada saudara atau kerabat yang sudah meninggal.
Biasanya para JCH melaksanakan umrah sunnah sampai tiga kali atau lebih. Sedangkan tawaf sunnah, JCH hanya melaksanakan tawaf saja dengan pakaian bebas (bukan pakaian ihram) tanpa melakukan sa’i dan tahalul. Tawaf sunnah ini juga bisa dilakukan kapan saja dan sebanyak-banyaknya.
Usai melaksanakan sholat wajib di Masjidil Haram, JCH hendaknya menunggu terlebih dahulu sambil mengaji atau berzikir tidak langsung keluar hingga kepadatan para JCH terurai.
Jika tidak, maka para JCH akan berdesak-desakan menuju pintu keluar. Selain itu, para JCH juga diimbau agar tidak membawa uang terlalu banyak ketika akan pergi ke Masjidil Haram, tetapi cukup untuk sekedar membayar ongkos transportasi dan makan saja untuk.menjaga keamanan jemaah.
Meskipun bisa melakukan umrah dan tawaf sunnah sebanyak-banyaknya, namun jemaah diimbau melakukan semampunya, jangan memaksakan. Kesehatan para JCH adalah hal yang sangat penting, karena rangkaian ibadah haji masih sangat panjang, jangan sampai justru saat yang ditunggu adalah melaksanakan wukuf dan melontar jumrah kondisi badan JCH menurun. Karena inti dari pelaksanaan ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah. Onor
Di sudut hajar aswad memang selalu dipenuhi para JCH dari berbagai negara. Mereka berusaha untuk bisa mencium hajar aswad hinnga tidak jarang sampai melakukan sikut-menyikut, berdesakan, dan saling dorong.
Para JCH yang sudah melaksanakan umrah wajib sebagai rangkaian ibadah haji tamattu, kini melakukan umrah sunnah dan tawaf sunnah. Umrah sunnah bisa dilakukan kapan saja, tergantung dari kesiapan para JCH atau pembimbing masing-masing JCH.
Pelaksanaan umrah sunnah, harus mengambil miqat di Tan’im (di luar batas Tanah Haram). JCH diangkut menggunakan bus menuju Tan’im untuk megambil miqat (mulai niat) disana. Lamanya perjalanan dari Mekah ke Tan’im sekitar satu jam.
Setelah berniat umrah, JCH menuju ke Masjidil Haram untuk melaksanakan rangkaian umrah, yakni tawaf, sa’i, dan tahallul. JCH yang melaksanakan umrah sunnah ini bisa memba’dalkan umrahnya kepada saudara atau kerabat yang sudah meninggal.
Biasanya para JCH melaksanakan umrah sunnah sampai tiga kali atau lebih. Sedangkan tawaf sunnah, JCH hanya melaksanakan tawaf saja dengan pakaian bebas (bukan pakaian ihram) tanpa melakukan sa’i dan tahalul. Tawaf sunnah ini juga bisa dilakukan kapan saja dan sebanyak-banyaknya.
Usai melaksanakan sholat wajib di Masjidil Haram, JCH hendaknya menunggu terlebih dahulu sambil mengaji atau berzikir tidak langsung keluar hingga kepadatan para JCH terurai.
Jika tidak, maka para JCH akan berdesak-desakan menuju pintu keluar. Selain itu, para JCH juga diimbau agar tidak membawa uang terlalu banyak ketika akan pergi ke Masjidil Haram, tetapi cukup untuk sekedar membayar ongkos transportasi dan makan saja untuk.menjaga keamanan jemaah.
Meskipun bisa melakukan umrah dan tawaf sunnah sebanyak-banyaknya, namun jemaah diimbau melakukan semampunya, jangan memaksakan. Kesehatan para JCH adalah hal yang sangat penting, karena rangkaian ibadah haji masih sangat panjang, jangan sampai justru saat yang ditunggu adalah melaksanakan wukuf dan melontar jumrah kondisi badan JCH menurun. Karena inti dari pelaksanaan ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah. Onor