- September 15, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang,BP-Minimnya lahan bercocok tanam pertanian di Sumsel, khususnya Kota Palembang, membuat terobosan untuk mengembangkan Suta (Sentra usaha tani dan agribisnis) nusantara.
“Tahun 2013 tercatat tinggal 3 ribu hektare. Dan nyusut terus. Tinggal di kawasan Mata Merah, Gandus dan Keramasan itu saja yang masih ada sawah,” kata Ketua Bakorwil Suta Nusantara Sumsel Arie Wijaya SSTP MSi usai dikukuhkan oleh Ketum Suta Nusantara Pusat Dadung Hari Setio di Hotel Sahid Imara Palembang, Senin (14/9).
Sumsel merupakan provinsi yang ke-24 dibentuknya Auta (Sentra usaha tani dan agribisnis) Nusantara di Indonesia.
Dimana Suta Nusantara ini sebetulnya sudah lebih 3 tahun berdiri.
Apalagi saat ini Suta Nusantara juga tengah mengembangkan sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan.
Karena itu tahun 2015 ini kota Palembang pihaknya akan mengembangkan file project Urban farming (pertanian dalam kota) memanfaatkan space yang ada.
“Kalau dia ada ruko bisa manfaatkan di atasnya. Ada lahan kosong apalagi. Bisa dengan Hidroponic (untuk tanaman sayur-sayuran) dan polybag (sayur-sayuran, strawberry, cabe, padi). Contohnya Handy, sawah ladang dengan skup luas. Panen di Mata Merah. Ujicoba bibit dan pupuk 10,2 ton dan 8 ton rata-rata untuk Sumsel. Di sisi lain akan bergerak di persawahan dan ladang. Ada 5 lokasi file project di Kota Palembang. Tiga diantaranya di Kalidoni, satu lokasi di Sako, dan satu lokasi lagi di IT II dan untuk Sumatera baru kota Palembang yang mengembangkan File Project Urban Farming ini tahun ini ,” kata Arie.
Menurut Arie, pihaknya akan membagikan secara gratis bibit pupuk dan pengendalian hama. Masyarakat tinggal merawat.
“Kita ujicoba. Kita tidak muluk-muluk. Hasilnya berapa, cashflow, berapa profitnya. Gandeng karang taruna. Ini jadi penghasilan. 1 rumah bisa dengan 150 polybag. Dengan hasil tanamnya, ia bisa tidak beli beras selama setahun. Untuk satu keluarga dengan dua anak. Sudah diujicoba waktu saya jadi Lurah Bukitsangkal dan studibanding di Bandung, Bogor. 10,2 ton gabah kering di Mata Merah sudah ujicoba pupuk dan dan bibit. Lebih cepat 23 hari panennya,” terang Arie.
Untuk target kata Arie, sudah terbentuk dalam 3 bulan di lima lokasi tadi sudah harus jadi.
Kalau soal panen akan lihat Sikon. Kampung hidroponic peralatan akan dibantu.
“Kita sudah sounding dengan masyarakat, RT-RT, lurah. Awal ini kita biaya sendiri. Kita tunjukkan mandiri. Setelah berhasil akan kita gandeng pemerintah, BUMN,” kata Arie yang saat ini sedang menyelesaikan studi S3 di Unpad.
Mantan Sekcam Gandus, lurah terbaik nasional saat di Bukit Sangkal era Walikota Eddy Santana ini juga mengatakan pengembangan pertanian ini dengan pupuk organik sehingga lebih sehat hasil panennya.
Pada kesempatan ini menurutnya sebanyak Rp 100 juta total bantuan sumbangan untuk modal awal menjalankan program Suta Nusantara Sumsel ini telah terkumpul dalam acara tersebut.
Di antaranya dari Ade Victoria, perwakilan DPRD Kota Palembang turut memberikan sumbangan.Juru bicara dari perwakilan DPRD Kota Palembang, Hidayat Comsu menyatakan dari legislatif sangat setuju dengan gelaran program yang sejalan dengan Presiden Jokowi dan juga Walikota Palembang H Harnojoyo SSos.
Disadari struktur wilayah di Palembang sangat sempit. Jenis hortikultura agrobisnis dan agrowisata. Sangat tepat digerakkan di Palembang.
“Pertanian di Palembang hanya namanya saja. Belum dikembangkan. Dengan turunnya Suta ini, agar Dinas Pertanian lebih aktif. Akan lebih baik aeperti di kota dan kabupaten lain di tanah air. Seperti di Surabaya lahan pertanian sedikit. Tapi macamnya banyak sehingga malah bisa ekspor. Bisa juga pupuk organik dan industri. Sayang kalau ini tidak disambut oleh Pemkot Palembang,” kata Comsu.osk