Palembang,BP-Komandan Satgas Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutlah) Danrem 044 Gapo Kolonel Infantri Tri Winarno memastikan kalau hingga kini, Kamis (17/9) hot spot di Sumsel ada hanya ada 20 titik terdiri dari Banyuasin , Empat Lawang, OKU dan OKI, hal ini berbeda dengan kemarin, Rabu (16/9) di mana hot spot hingga ratusan titik api.
” Kemarin Bayung Lincir, Muba hujan , mudah-mudahan hujan ini bawa berkah kita semua api padam , asap berkurang , tapi pasukan masih di sana, “katanya saat ditemui usai rapat bersama di aula BPBD Provinsi Sumsel, Kamis (17/9).
Turut Hadir dalam rapat tersebut diantaranya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei , Kepala Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, H Yulizar Dinoto, Danlanud Palembang, Letkol PNB Muhammad Riza Yudha Fahlefie, Sekda Sumsel H Mukti Sulaiman.
Sehingga dengan progres yang bagus ini menurutnya pasukan di lapangan akan bergeser ketempat lain untuk memadamkan lokasi yang ada titik apinya .
Selain itu dia membantah kalau penyumbang asap terbesar adalah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) karena hot spotnya paling banyak sedangkan provinsi lain sedikit , padahal kalau dilihat lagi di Sumsel ini memiliki lahan gambut dan lahan mineral.
” Opini yang terbentuk penyumbang asap dari kita , orang bilang asapnya dari Sumsel , sehingga kita harus berpikir memang sebagian dari kita namun yang harus kita yakinkan Jambi dan Riau walaupun titik apinya sedikit tapi ada asap karena disana ada lahan gambut, apinya padam tapi asapnya ngepul terus , pak Gubernur enggak mau kalau asap Sumsel ke Jambi, ya asapnya enggak ada tulisannya, kalau saya berpikir sebagian asap dari kita karena arah angin ke atas , Jambi dan Riau ada lahan gambut walaupun titik api sedikit tapi asapnya ada terus, kalau kita lihat paling pekat di Riau, itu opini yang terbentuk sehingga kita harus menyikapi opini yang terbentuk ini,” katanya.
Menurutnya kalau Sumsel bukan penyumbang asap terbesar bisa dilihat dari kreterianya bandara SMB II tidak tutup , anak sekolah tidak libur dan ISPA tidak meningkat.
” Tapi orang ributnya ke Sumsel, Sumsel, ” katanya
Selain itu untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di gambut urusan BPPD Sumsel sedangkan kebakaran di lahan mineral di instansi masing-masing.
” Saya juga sudah intruksikan pada Babinsa dan Danramil kalau patroli titik api, patroli cari air terus patroli jerami, kalau ada jerami diberitahu masyarakat agar jangan di bakar, Danlanud laporan mau water boombing ternyata kebakaran jerami, sayang cost mahal sekali,” katanya.
Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan kalau penanganan asap di Indonesia tidak bisa dilakukan per provinsi karena asap tidak mengenal batas dan ditentukan oleh asalnya asap dan kemana asap berhembuskan dana asap sudah melanglang buana kemana-mana.
” Sekarang ini kondisi sudah bagus selama satu minggu , nah ini diperintahkan bapak Presiden harus dipertahankan , untuk mempertahankan itu kita dengan stategi dan konsep yang tepat memadamkan api sudah ada dan mencegah kebakaran baru, untuk Sumsel ini sampai tanggal 29 September awan sangat sedikit, artinya probilitas membuat awan hujan itu kecil sehinga Cassa yang dialokasikan di Sumsel dialihkan ketempat lain yang memiliki awan seperti Riau,” katanya.
Selain itu pihaknya melakukan identifikasi pemusatan pengerahan pasukan dalam upaya pemadaman kebakaran lahan dan hutan yang ada di Provinsi Sumsel. Pasalnya, hal tersebut dilakukan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Menurutnya dalam pertemuan antara BNPB dengan seluruh instansi terkait di Provinsi Sumatera Selatan, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, TNI dan Polri. Pihaknya telah menemukan 3 titik yang menjadi pusat pengerahan kekuatan.
“Kami mengidentifikasi, pengerahan kekuatan itu dimana. Tadi sudah kami sepakati, kalau kami akan mengerahkan sumber daya yang ada. Yaitu, untuk helikopter 2 unit di daerah Air Sugihan dan Pangkalan Lampam. Dan juga akan mengkonsentrasikan pemadaman di Bayung Lincir,” katanya.
Dia menambahkan, hal tersebut untuk mengetahui titik operasionalnya akan dipusatkan di daerah tersebut. Hanya saja, bagaimana pihaknya dapat mengerahkan sumber daya yang ada untuk melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan dan hutan. Serta, menghilangkan asap seefektif dan secepat mungkin.
“Karena kami dibatasi waktu, dari awal presiden mengatakan harus segera. Sedangkan untuk Sumatera Selatan kami sepakati 30 hari, yang terhitung mulai minggu lalu. Insya Allah ini akan lebih baik situasinya,” tambahnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan tersebut sesuai dengan hasil rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden RI, dan dihadiri oleh Menkopolhumkam, dan menteri lainnya yang terkait, termasuk kepala BNPB.
“Beliau ingin mendengarkan secara langsung tentang kemajuan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Sesuai dengan perintah beliau, yaitu padamkan api, hilangkan asap segera. Beliau menanyakan dan ingin mengetahui sampai dimana kemajuannya,” ujarnya.
Dari situ, pihaknya memberikan gambaran situasi umum tentang situasi kebakaran. “Saya disini, disamping sampaikan hasil rapat terbatas tersebut. Juga, memberikan supervisi kepada pemegang komando dan pengendalian kebakaran hutan,” katanya.
Selain itu dalam mengatasi kebakaran lahan dan hutan yang ada di Provinsi Sumsel akan ada penambahan 2 unit helikopter yang didatangkan oleh Pemerintah Pusat.
Menurutnya penambahan beberapa unit helikopter tersebut akan digunakan melakukan waterbombing, dan berbagai keperluan lainnya. Namun, helikopter tersebut masih dalam proses perizinan.
“Betul ada penambahan helikopter baru, jadi sekarang yang operasional ada 4 helikopter. Akan ditambah dengan satu Fixwing X-Track, lalu akan datang lagi 2 helikoter yang masih dalam perjalanan dan pengurusan,” katanya.
Menurutnya, dengan adanya penambahan peralatan. Pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Sumsel akan dapat berlangsung dengan cepat. Sehingga, kabut asap akan segera menghilang.
“Insya Allah dalam 3 hari ini sudah bisa operasi memperkuat disini. Kalau kami lihat dari citra satelit, bahwa kebakaran dari 6 provinsi, Sumsel juga memiliki kebakaran yang skalanya cukup besar,” katanya.
Kepala BPBD Sumsel H Yulizar Dinoto mengatakan kalau tingginya hot spot karena ada jerami yang bakar dimana-mana .
” Kalau di Jambi dan Riau sedikit hot spotnya tapi asapnya pekat dan memang gambut mereka yang terbakar, ” katanya.
Sedangkan hingga hari ini hot spot di Sumsel hanya ada 20 saja menurun dari hari-hari lalu.
” Tanah mineral yang terbakar hanya satu di Empat Lawang , OKU satu, dan Gubernur sudah kirim surat bupati agar tanah mineral mereka di jaga dengan baik, boleh bakar kalau datang musim hujan, ” katanya.
Selain itu untuk beberapa hari kedepan Sumsel masih sulit untuk hujan namun ada sejumlah daerah yang sudah mengalami hujan di Sumsel seperti di Muba.
” Diperkirakan kondisi musim penghujan di Sumsel akan mundur yang biasanya di Oktober mulai hujan namun diperkirakan bulan November Sumsel akan mulai turun hujan,” katanya.osk