- September 19, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menginstruksikan setiap daerah harus memiliki Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Pasalnya, masih banyak ketidakjelasan informasi harga komoditas di setiap kabupaten/kota di Sumsel yang menyebabkan kebingungan masal di masyarakat
Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Ahmad Mukhlis mengatakan, ketidakjelasan informasi harga memicu ekspektasi masyarakat yang negatif sehingga mengganggu kestabilan harga pangan dan mendorong aksi spekulasi.
“Pembentukan PIHPS ini untuk mengurangi ketidakjelasan informasi harga, baik di tingkat produsen maupun konsumen. Sebelumnya perlu disusun terlebih dahulu kerangka pengembangan pusat informasi harga yang integratif,” tuturnya.
Informasi terkait fluktuasi harga komoditas dominan, pemerintah kabupaten/kota akan dibantu oleh Bank Indonesia. Pemprov Sumsel meminta kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menyiapkan segala peralatan yang diperlukan. Seperti layar televisi dan perlengkapannya.
“Tapi tentunya informasi harga diberikan oleh pemerintah daerah setempat secara berkelanjutan dan terlapor secara berkala di website yang terkoneksi ke Bank Indonesia,” jelasnya.
PIHPS saat ini sudah ada dan dipakai di Pasar Cinde Palembang. Dengan adanya PIHPS, diharap disparitas harga antar pelaku ekonomi, antar waktu, dan antar tempat akan berkurang. Ini pun akan berguna dalam pelaporan inflasi tiap daerah.
Di PIHPS nantinya akan tercantum beberapa poin yakni komoditas, merk, ukuran dan harga. Komoditas yang dimaksud diantaranya beras, gula, minyak goreng, mentega, daging, telur ayam, susu, jagung, garam, cabe, kacang kedelai, tepung terigu, bawang, dan ikan asin.
Terkait dengan pemenuhan komoditas pangan strategis seperti beras, cabai merah dan jagung, ia mengimbau agar adanya jalinan kerjasama antar kabupaten/kota di Sumsel. Basis data yang akurat terutama jumlah produksi, konsumsi dan stok di kabupaten/kota tertentu diperlukan untuk menunjang hal tersebut.
Terkait kondisi inflasi saat ini, Kepala Bank Indonesia Sumsel Hamid Ponco mengatakan, inflasi kumulatif Sumsel tercatat mencapai 1,53 persen Atau berada dibawah rata-rata nasional yakni 2,29 persen hingga Agustus 2015.
“Jika dibandingkan dengan regional Sumatera, inflasi komulatif di Sumsel menempati peringkat empat terendah dibawah Sumbar, Aceh dan Jambi,” pungkasnya Oidz