- September 29, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP-Akibat kemarau panjang saat ini hampir sebagian besar lahan pertanian di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami kekeringan.
Dimana hingga kini jumlah lahan di Sumsel mencapai 1.100.000 Ha di 17 kabupaten/kota di Sumsel.
” Ini tentunya akan menjadikan terjadinya penurunan produksi padi, pastinya kita tidak bisa mengandalkan pompanisasi,” kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel H Budiarto Marsul, Senin (28/9).
Namun dia yakin pemerintah telah melakukan antisipasi dengan operasi pasar,” Sebenarnya langkah kongkrit untuk mengatasi dampak kekeringan lahan pertanian ini sudah harus di realisasikan , kemarau ini selalu terjadi tiap tahun,” katanya.
Kedepan untuk mengurangi dampak kemarau panjang dia menyarankan perbanyak pembangunan waduk terutama di daerah penghasil hasil pertanian di Sumsel , perbaikan sarana irigasi.
” Dan libatkan masyarakat dalam program padat karya dari pemerintah dan saya lihat proyek pemerintah yang ada saat ini lebih ke padat karya dan pemerintah memberikan bantuan bibit kepada petani yang tanamannya fuso,” katanya.
Politisi partai Gerindra ini mengaku prihatin dengan kondisi petani di Sumsel yang kesulitan di musim kemarau saat ini.
” Tapi kita juga merasakan juga, karena perputaran ekonomi juga melambat, seperti petani karet yang ada angsuran motor , mobil kini tidak bisa membayar angsurannya ,” katanya.
Saat ini orang yang memiliki penghasilan yang tetap yang tetap untung tapi yang tergantung pada sektor pertanian dan lainnya saat ini kondisinya memprihatinkan.
” Jasa wisata yang untung, wisatawan asing datang karena wisatawan asing membelanjakan dengan dollar sehingga mereka dapat banyak di Indonesia dengan melemahnya rupiah, duit dikit banyak hal yang bisa di penuhi,”.osk