- October 1, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP-Semakin parahnya kondisi kabut asa yang melanda Sumsel khususnya Kota Palembang, memberi dampak merugikan bagi para nelayan kecil di pinggiran sungai musi.
Kabut asab yang sudah mengganggu jarak pandang, membuat aktifitas menjadi terhambat khususnya bagi mereka para nelayan kecil yang bergantung hidup dari ikan hasil tangakapan mereka. Dengan kondisi sungai yang surut akibat kemarau ditambah tebalnya kabut asap membuat para nelayan kecil di pinggiran sungai musi takut untuk menangkap ikan dengan berbagai alasan.
Terlihat ada beberapa perahu yang disandarkan akibat sepinya aktifitas pencarian ikan dari para nelayan ini.
Roni, 46 tahun, seorang nelayan kecil yang tinggal di kampug nelayan kecamatan Kertapati, kelurahan Kemang Agung, mengaku saat ini pendapatan ikan sudah sangat berkurang. “Sekarang ini di musim kemarau panjang memang hasil tangkapan sudah sangat sedikit jika dibandingkan dengan tahun lalu, karn kemarau panjang dan juga kabut asap, jadi kita sulit beraktifitas menangkap ikan karna idak teliat, kita jadi takut ketika mengendarai perahu harus hati-hati untuk menghindari tabrakan,” ujarnya.
Tidak hanya itu Roni juga mengatakan tebalnya kabut asap ini membuat matanya menjadi perih dan juga menganggu pernafasan. Kesulitan para nelayan untuk melihatpun menjadi tertanggu ditambah rasa khawatir akan adanya benturan terhadap perahu milik mereka.
Diwilayah kampung nelayan ada sekitar sekitar 30 perahu kecil yang biasa digunakan untuk menangkap ikan, namun dengan kondisi saat ini hanya sedikit dari nelayan yang menagkap ikan.
Dalam sehari para nelayan biasanya bisa turun menangkap ikan sebanyak tiga kali, mulai dari pagi, siang dan juga sore hari. Namun saat ini belayan mengalami kesulitan akibat kabut asab.
“Semejak kemrau dan kabut asap ini kita lebih waspada untuk mencari ikan, kita melihat dari kodisi cuaca terlebih dahulu karna jika kabut tebal pasti kita tidak mencari ikan, biasanya pada saat siang hari ketika cuaca mulai terang jadi kita bisa melihat cukup jelas, bahakan ada kala kita selama beberapa hari tidak mencari ikan karna cuaca yang tidak bersahabat,” ujar Roni
Biasanya ikan yang terkumpul dari para nelayan ini mencapai 15 hinggi 20 kg dalam sehari ketika cuaca ceeah dan ikan sedang banyak, namun untuk saat ini akibay kabut asab pendapatan mereka berkurang drastis hanya sekita 5 kg ikan saja dalam sehari, ikan yang di dapatpun beragam jenis dari ikan kecil hingga ukuran sedang, namun untuk ukuran besar dengan kondisi saat ini sangat sukit didapat. biasanya hasil tangkapan di jual di pasar simpang sungki dengan harga beragam. Adanya juga dari nelayan yang mengolah ikan hasil tangkapan untuk di buat ikan asin.
Hal yang sama juga dikatakan Erna 35 tahun, akibat kabut asap ini mempengaruhi pendapatan mereka, mereka pun merasa kesulitan. ” akibat dari kabut asap ini mata jadi perih dan juga susah untuk bernafas, jadi kalo kami mencari ikan hanya sebatas pinggiran sungai saja tidak sampai ketengah takut ditabrak kapal besar,” tuturnya.
Ia juag menambahakan dirinya harus bisa berhemat untuk mencukupi kehidupan sehari-hari akibat dari hasil tangkaoan uang berkurang. Kegiatan yang dilakukan ketika sedang tidak menangkap ikan seperti memperbaiki jaring dan juga perahu.