- October 2, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP-Pemadaman listrik yang sering terjadi sejak dua pekan lalu disikapi Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin dengan mengeluarkan surat edaran. Gubernur mengimbau kepada seluruh kantor instansi pemerintah dan perusahaan untuk hemat listrik akibat defisitnya pasokan listrik PLN Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Dalam surat edaran yang berlaku per 1 Oktober 2015 itu, Alex juga mengimbau agar seluruh kepala daerah mengambil langkah-langkah dan inovasi penghematan listrik di wilayahnya masing-masing.
“Saat ini pasokan listrik Sumbagsel defisit 225 Megawatt (MW). Untuk itu, saya mengimbau seluruh perkantoran baik pemerintah dan perusahaan swasta untuk segera melakukan penghematan,” tegas Alex, Kamis (1/10).
Menurutnya, defisitnya pasokan listrik diakibatkan karena sejumlah PLTA tak mampu bekerja optima sejak makin turunnya volume debit air dimusim kemarau. Meski begitu, Alex menuturkan, kekurangan pasokan listrik tersebut akan mudah teratasi jika seluruh pemakai listrik di Sumsel kompak berhemat.
“Ada 2,6 juta pelanggan listrik di Sumbagsel. Jika setiap pelanggan bisa berhemat 75-100 watt, maka kita bisa memperoleh penghematan 260 MW. Dengan begitu krisis listrik di Sumsel dapat mudah teratasi” katanya.
Perilaku hemat listrik dapat diterapkan dengan cara menyalakan lampu dan peralatan listrik seperlunya. Jika siang hari, lampu sebaiknya dimatikan. Selain itu, Alex juga mengajak agar mengurangi waktu penyalaan peralatan elektronik yang boros energi.
“Ada baiknya mengurangi pemakaian AC. Memang saat ini Sumsel sedang diselimuti asap dan banyak yang menyalahkan AC untuk mendapat udara segar. Tapi ini tak bagus untuk penghematan, kan bisa disiasati dengan menyalahkan kipas angin yang lebih ramah listrik,” urainya.
Sebelumnya, General Manager PT PLN Wilayah Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Budi Pangestu mengatakan, pasokan listrik PLN di wilayah Sumatera sangat terganggu selama puncak musim kemarau terutama di bulan September.
“Sebelumnya kami mohon maaf atas terganggunya pelayanan kepada pelanggan. Namun kondisi ini tak dapat dielakkan karena pasokan listrik tak memadai. Beberapa PLTA tak beroperasi penuh selama puncak kemarau ini,” katanya.
Dia menjelaskan, secara rata-rata beban puncak wilayah Sumbagsel mencapai 1655 megawatt (MW). Sementara seluruh pembangkit diwilayah Sumbagsel hanya siap sebesar 1547 MW. Pembangkit Sumsel pun berkontribusi ke wilayah sumatera lainnya, sehingga dari total cadangan energi masih kurangan sebesar 225 MW.
Kekurangan defisit listrik sebesar 225 MW tersebut telah dibagi 65-35 persen dengan Provinsi Lampung sebagai upaya pemerataan beban pembangkit. Pasokan listrik yang dihasilkan oleh seluruh PLTA cukup besar mencapai 608 MW. Namun PLTA itu tak dapat beroperasi penuh karena terus menggerusnya debit air dimusim kemarau.
Adapun beberapa PLTA yang tak mampu bekerja maksimal sehingga mengganggu pasokan seperti PLTA Musi di Bengkulu, PLTA Singkarak di Padang, kemudian PLTA Besai di Provinsi Lampung.
Performa mesin pembangkit listrik tenaga gelombang (PLTG) seperti di Borang, Gunung Megang, Bukit Asam,dan Banjar Sari menjadi terganggu karena filter mesin lebih kotor dari hasil udara kabut asap yang melanda Sumsel.
Dirinya berharap PLTU Sumbawa bisa beroperasi secepatnya. PLTG Keramasan yang ditargetkan selesai pemeliharaan pada 1-2 oktober, begitupun pada PLTU Banjar sari, Keban Agung juga dipercepat hingga minggu ke-2 bulan.
“Target kami, November mendatang pasokan listrik sudah kembali normal. Bulan Oktober diharapkan PLTU yang kini dalam pemeliharaan, bisa beroperasi sehingga bisa membantu sistem kelistrikan di Sumsel,” pungkasnya. Oidz