- October 9, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Palembang, BP-Satu butir timah panas aparat Polsek IT I Palembang yang bersarang di betis kanan Fahrulrozi alias Paul Kunyit (43) seketika menghentikan aktivitas kejahatan sang raja jambret yang telah puluhan kali beraksi di kawasan Palembang ini.
Bahkan untuk menangkap pria yang mengaku hanya menjambret kalung yang dikenakan wanita ini, petugas butuh waktu satu bulan. Hingga berhasil ditangkap saat berada dalam persembunyian nya di Kecamatan Kayuagung, Kecamatan OKI, pada Rabu (7/10) malam.
Kapolsek IT I Palembang AKP Zulkarnain, melalui Kanit Reskrim Ipda Alkap, saat ditemui, kemarin menjelaskan setelah mengetahui keberadaan pelaku, petugas langsung melakukan pengintaian serta penangkapan.
“Sudah satu bulan pelaku masuk daftar pencarian orang dan saat penangkapan terpaksa kita berikan tindakan tegas, karena berusaha melarikan diri, serta membahayakan petugas,” jelasnya.
Sejauh ini, menurut mantan Kanit Reskrim Polsek Sako ini, sedikitnya sudah ada 14 laporan dari korban aksi jambret, di wilayah hukum Polsek IT I Palembang yang diduga dilakukan oleh pelaku.
“Tersangka adalah residivis atas kasus sama dan dikenal spesialis jambret kalung. Untuk itu, kita imbau kepada korban yang belum melapor, silakan datang ke Polsek. Sebab kita yakin, masih ada korban lain,” imbuhnya.
Selain menangkap pelaku, petugas juga mengamankan satu unit sepeda motor Yamaha Jupiter MX King warna putih yang belum memiliki plat nomor polisi dan diduga selama ini dipakai pelaku untuk melancarkan aksi kejahatan.
“Untuk saat ini tersangka masih kita periksa dan atas perbuatannya, pelaku kita jerat pasal 363 KUHP tentang pencurian disertai pemberatan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara,” tandasnya.
Sementara itu, tersangka Fahrulrozi, warga Jalan Mayor Zen, Lorong Pasudan, Kelurahan Sei Lais, Kecamatan Kalidoni, Palembang ini mengaku sudah sekitar 50 kali melakukan aksi jambret di sejumlah wilayah di Kota Palembang.
“Semuanya kalung dan setelah dapat dijual di kawasan Banyuasin. Untuk hasil tidak tentu, kadang sehari bisa sampai tiga kali,” ujar residivis kasus copet tahun 2005 ini.
Sambil menahan sakit akibat luka tembak di kakinya, bapak empat anak ini mengaku setiap beraksi hanya sendirian. “Tiap hari keliling, kalau ketemu langsung tarik dan semua korban itu perempuan,” tambahnya.ris