Pesawat dan Heli Tiga Negara Tiba # Gempur Titik Api Hingga Padam

padamPalembang, BP-Pemerintah Indonesia telah menerima bantuan dari Singapura, dan Malaysia serta menambah menambah armada dengan menyewa dari Rusia untuk upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Bantuan dari negara tetangga tersebut berupa pesawat dan helikopter yang rencananya akan difokuskan untuk pemadaman titik api terbanyak di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut B Panjaitan menuturkan, Pemerintah Indonesia dibantu satu helikopter Chinook dari Singapura, dua pesawat Hercules dari Malaysia, serta menyewa pesawat terbang Fixed Wing pabrikan Rusia.
Pesawat Hercules dari Malaysia terpantau telah tiba di base off Landasan Udara TNI AU Palembang sekitar pukul 18.00 kemarin, Jumat (9/10) petang.
“Peralatan ini akan langsung dikerahkan mulai besok. Pemadaman masif beserta tim lainnya baru akan dilaksanakan Senin depan,” katanya usai menggelar rapat koordinasi pemadaman asap bersama Kepala Polri Badrodin Haiti dan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin di ruang rapat VVIP Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB)II Palembang.
Dirinya menuturkan, kebakaran hutan di Sumatera sudah terlampau luas sehingga perlu upaya pemadaman yang lebih maksimal. Untuk segera menghilangkan asap, operasi pemadaman akan difokuskan pada wilayah titik api terbanyak yang berada di Sumsel yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin.
“Pemantauan titik api akan menggunakan drone supaya lebih efektif. Untuk waterboombing, diganti dengan Fixed Wing dari Rusia karena mampu membawa air hingga 15.000 liter satu sorti. Sementara helikopter biasa yang digunakan itu sangat minim sekali membawa air,” jelasnya.
Untuk upaya pencegahan kebakaran hutan ke depan, Luhut menegaskan, pemerintah akan menerapkan moratorium perizinan Hutan Tanam Industri (HTI) pada lahan gambut. Dirinya mengakui bahwa selama ini pemerintah salah dalam memberikan izin pengelolaan terhadap lahan gambut untuk dijadikan sebagai HTI.
“Kedepan, lahan gambut tak akan sembarang lagi diberi izin. Pemerintah pusat dan daerah akan meningkatkan kembali koordinasi dalam perizinan lahan,” tegasnya.
Menurut Luhut, akibat kesalahan fatal itu, pemerintah harus berupaya keras memadamkan lahan gambut yang terbakar. Sementara, gambut sangat sulit dipadamkan karena api berada didalam tanah.
“Dari data yang tercatat, sudah 1,8 juta
hektar hutan yang terbakar tahun ini. Separuh lebih berada di lahan gambut. Jadi qajar saja jika asap mengepung beberapa daerah termasuk di Sumsel hingga mengganggu negara tetangga,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti menegaskan, pihaknya berupaya keras mendorong pelaku pembakaran hutan agar segera dihukuman. Meski begitu, dia belum bisa menjamin pelaku akan dilanjutkan ke meja hijau atau berkas P21 mengingat proses penyelidikan masih berlangsung.
“Hingga kini pelaku masih diselidiki. Kalau akhirnya SP3 atau P21 tergantung proses penyelidikan nanti,” tuturnya. Di Sumsel sendiri, dua kasus pembakaran lahan telah dilimpahkan ke pihak Kejaksaan dan kini telah masuk ke tahap pertama. “Masih ada 11 perkara lagi yang masih diselidiki Polda Sumsel,” ujarnya.
Menurut Badrodin, para pelaku pembakaran hutan berasal dari kalangan berbeda, baik perorangan maupun korporasi. Namun dari pihak korporasi sendiri rupanya perusahaan milik negara asing turut menyumbang asap lantaran melakukan pembakaran lahan.
“Dari perusahaan lokal sampai perusahaan luar juga ikut membakar. Kita tetap berupaya menangkap para pelakunya, tapi saat ini kita masih sulit membuktikan, karena pelaku yang diduga diketahui setelah hutan terbakar,” imbuhnya.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, pihaknya akan meningkatkan dana penanggulangan bencana pada tahun depan hingga 10 kali lipat. Gubernur mengungkapkan, biaya penanggulangan bencana tahun ini yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi maupun Kabupaten/Kota belum terlalu besar.
Meski dirinya tidak merinci jumlah keseluruhan dana yang telah dikucurkan Pemprov Sumsel, namun dana yang dimiliki Dinas Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel belum mencukupi.
“Gabungan dana yang tahun ini dianggarkan pada Dishut dan BPBD Sumsel hanya sekira Rp8 miliar. Sedangkan biaya satu kali penerbangan helikopter yang melakukan waterboombing itu bila dibandingkan seharga dengan satu mobil Kijang Innova. Masih sangat banyak kurangnya,” tutur Alex saat konferensi pers di Ruang Rapat Gubernur, Kamis (8/10).
Kepada awak media Gubernur menjelaskan, pihaknya pun akan menginstruksikan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk turut meningkatkan dana penanggulangan bencana, sehingga bisa menanggulangi lebih baik lagi pada tahun mendatang.
“Pemerinta pusat pun pasti akan lebih serius. Dengan upaya ini, kabut asap tahun depan semoga bisa sangat jauh berkurang,” tegasnya.
Selain itu, dua hari lalu Pemprov Sumsel telah bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk melakukan pengembangan early warning system yang dapat memberikan peringatan sedini mungkin pada daerah-daerah rentan. Serta tindakan yang direkomendasikan untuk mencegah terjadinya hotspot dan kebakaran hutan dan lahan.
Selain hal tersebut, kerjasama pun meliputi sistem informasi mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan yang dapat memberikan informasi yang komprehensif dalam upaya perencanaan, pencegahan, dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.
Saat ini sedang dilakukan penelitian dan kajian oleh perguruan tinggi lokal dan juga bantuan dari lembaga penelitian dan bekerjasama dengan pihak swasta untuk pemetaan lahan gambut serta upaya restorasinya.
Restorasi landskap ini mendapat dukungan nasional dan dunia internasional diantaranya dari Konsultan McKinsey asal AS, ZSL dan UKCCU asal Inggris, IDH The Initiative Sustainable Trade dari Belanda, BioClime asal Jerman, APP dengan Konsultan Deltares dari Belanda, Badan Pemanfaatan Dana Perkebunan (BPDP) dan Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI).
“Ini hal yang harus dilakukan. Studi managemen pengelolaan gambut. Sebelum musim hujan tahun depan selesai, penanganan terhadap gambut pun selesai,” jelasnya.
Pihaknya pun akan lebih optimal lagi untuk melatih Manggala Agni dalam memadamkan kebakaran serta mempersiapkan masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam penanganan kebakaran lahan dan hutan. Oidz



Leave a Reply