Kabut Asap Di Sumsel Mulai Menipis * Setelah Malaysia Dan Singapura, Pesawat Australia "Gempur" Air Sugihan

kabutPalembang, BP-Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda pulau Sumatera dan Kalimantan seolah sudah menjadi bencana nasional karena dampaknya juga dapat dirasakan hingga negara tetangga. Kabut asap yang berlangsung sejak akhir Agustus 2015 lalu hingga kini masih terjadi. Selain mengganggu berbagai aktivitas, kabut asap juga berdampak sangat buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Untuk wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Selatan (Sumsel), upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan secara maksimal, bahkan sejak September 2015 lalu, 4.997 personel dari unsur Badan Penaggulangan Bencana Daerah, TNI, Polri, Manggala Agni dan unsur terkait lainnya yang tergabung dalam Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel telah diturunkan ke sejumlah daerah yang terdapat banyak titik panas.
Namun sedikit-demi sedikit kabut asap di Sumsel mulai menipis terutama di kota Palembang.
Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan (Sumsel), Kolonel Infantri Tri Winarno menegaskan kalau hot spot dan arah angin selama terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) selalu fluktuatif.
” Artinya seperti hot spot fluktuatif, cuaca dan jarak pandang juga fluktuatif, semuanya fluktuatif, dibandingkan kemarin, sekarang lebih terang , itu bagus, cuaca khan tidak bisa kita tebak,” katanya saat ditemui posko Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel, Rabu (14/10).
Mengenai hot spot di Sumsel menurutnya masih ada hingga kini namun dia memastikan dengan kehadiran pesawat dari negara lain harapannya bisa berkurang walaupun tidak drastis. Untuk arah angin hari ini datang dari Tenggara.
” Hari ini pesawat Herkules punya Australia mau pemadaman di Air Sugihan, OKI , ” katanya.
Dan hingga kini menurutnya sudah ada tiga negara yang membantu Sumsel dalam pemadaman api yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.
Sedangkan Komandan Lanud Palembang selaku Dansatgas Udara Letkol Pnb M.R.Y. Fahlefie, S.Sos,psc ditempat yang sama mengatakan untuk pemadaman melalui udara menurutnya pihaknya mengirimkan lebih dari satu pesawat dan helikopter ke titik api .
” Hari ini kita berangkatkan dan kebetulan kita sudah mendapatkan bantuan dari Australia pesawat C132 untuk water bomber yang mampu membawa air 15 ribu liter air ke Air Sugihan kemudian helikopter Mi ke Tulung Selapan yang dari Singapura kita kirim ke Pedamaran dan yang Malaysia hari ini ke Cengal, itu khan titik apinya di situ-situ saja yang masih menyala, sebagian daerah itu tidak nampak lagi hanya asapnya saja masih tebal,” katanya saat ditemui posko Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel, Rabu (14/10).
Sedangkan mengenai jarak pandang bagus dan tidak ada masalah,” Tadi saja pukul 08.00, pukul 09.00 sudah 1000 , mungkin lebih bagus lagi mungkin sudah 3000 , 4000,” katanya.
Hingga kini pesawat negara asing yang ada di Bandara Lanud Palembang menurutnya  pihaknya dibantu enam Helikopter.
Lalu satu helikopter AS 365 doping dan satu pesawat water bombing CL 145 Pelican dari Malaysia Cost Guard dan satu Helikopter Chinook dari Singapore dan Australia 1 spooter pesawat turbo comander 69B dibelakangnya ada C132 Air Tangker.
    ” Untuk Australia datang tadi malam , yang Herkules tiba pukul 20.00 dia memiliki tangki 15 ribu liter , itu mulai beroperasi dia arahkan ke Air Sugihan dan secara operasional Australia ada satu pesawat kecil yang akan memandu dia ke lokasi,” katanya.
Sebelum adanya bantuan asing pihaknya menyiagakan 3 pesawat Air Tracktor, 5 helikopter, 1 pesawat 212 Cassa (melakukan hujan buatan berkerjasama BPPT).
Dansatgas Darat Kolonel Inf. Wahyu H.S mengatakan berdasarkan pertemuan dengan BNPB RI Brigjen Willem R. kemarin, Rabu (13/10) bahwa 1448 titik api terhitung mulai tanggal 11 September sudah mulai di padamkan di lokasi yang bisa di jangkau pasukan.
” Saat ini api yang masih menyala yang jauh dari jangkauan darat , kami dari satgas darat dan berkoordinasi dengan pihak Lanud selaku Satgas Udara, kami kalau malam anggota kami berkerja , patroli melihat titik api dimana kalau tidak bisa dijangkau memberitahukan koordinat titik api tersebut sebagai bahan kita membuat rencana untuk water boombing besok harinya , kami juga berkoordinasi dengan pihak kehutanan untuk mensingkronkan hasil pengamatan kita dengan hasil  citra satelit dan itu kami informasikan kepada satgas udara untuk dilakukan water boombing esok harinya dan itu lebih efektif,” katanya.
Untuk pembangunan kanal di lahan gambut yang terbakar dilakukan agar api tidak merembet kemana-mana termasuk sebagai persediaan air untuk memudahkan pemadaman.
” Kanal sementara ini dalam proses karena kanal-kanal itu sudah ada dan perlu di normalisasi , untuk di OKI di daerah Air Sugihan,” katanya.
Dan untuk cara lain dengan sekat bakar dengan jarak yang jauh juga dilakukan pihaknya untuk memisahkan daerah yang menjadi bahan bakar api di lokalisir agar api tidak meloncat.
” Itu semua kalah kalau angin sangat ekstrim karena api bisa meloncat  kita menjaga kanal yang ada , agar api tidak merambah kemana-mana,” katanya.
Sementara itu Ketua Timbalan Pengarah Operasi AFMM, Laksmada Madya (M) Datuk Che Hassan ketika di temui di base Ops Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Palembang memastikan siap membantu Indonesia dalam memadamkan api di Sumsel.
” Kami teruskan operasi , insya allah selesai petang ini dan saya datang kesini untuk melihat bagaimana operasi ini di jalankan dan tidak berpuas hati,” katanya.
Menurutnya kemungkinan Indonesia akan mengajukan permohonan untuk memperpanjang masa tugas Malaysia di Sumsel namun ini perlu sampaikan ke Menteri dan Kerajaan Malaysia.
” Untuk memadamkan api di Sumsel tidak ada kesulitan karena pilot kita memang cakaplah dan boleh memadamkan api di tempat yang diberikan pusat operasi bencana,” katanya.osk


Leave a Reply