Awas Penyakit Tanaman,Karantina Bantu Kenali Kualitas Pangan

penyakit tanamanPalembang, BP-Tak banyak masyarakat termasuk pedagang yang mengetahui berbagai potensi penyakit yang dapat menjangkit sayur-mayur yang dijualnya sehari-hari.
Penyakit Turnip Mozaic Virus (TuMV) adalah salah satu sumber penyakit yang dapat menjangkit sayur mayur berfamilie brassica seperti bayam, sawi, kubis dan brokoli dapat terjangkit penyakit.
Meski begitu, penyakit yang menyerang tanaman ini tidak akan berpengaruh bila dikonsumsi oleh manusia. Namun kualitas sayur tersebut dapat menurun yang otomatis menyebabkan pendapatan pedagang dan petani sayur pun berkurang.
“Untuk menghentikan penyebaran penyakit kepada pangan familie brassica ini, lahan jangan ditanam dengan famili yang sama dalam jangka waktu 4-5 tahun. Kalau tidak penyakit ini akan terus menyebar,” tutur Ardiansyah, Petugas Fungsional Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian di standnya, Senin (19/10).
Hal tersebut hanya salah satu materi yang dijelaskan Ardiansyah kepada para pengunjung pameran produk pertanian di gelaran Hari Pangan se-Dunia ke-35 di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, 17-20 Oktober 2015.
Badan Karantina Pertanian Kemenpan mensosialisasikan peran penting karantina terhadap keluar-masuknya hasil pertanian, baik pangan maupun non pangan di Indonesia kepada seluruh pengunjung stand.
Dirinya menjelaskan, kebanyakan petani sayur saat ini masih saja membeli benih yang ‘abal-abal’. Asal murah, dikembangbiakan agar keuntungan tetap terjaga. Padahal benih yang sehat bisa meningkatkan omset penjualan petani berkali-kali lipat.
“Kalau sayuran kita lebih bagus daripada sayuran yang dijual petani tetangga, pengepul pasti lebih memilih sayur kita kan. Apalagi kalau kualitasnya baik, dijual mahal pun pasti ada yang mau beli,” tuturnya kepada sejumlah pengunjung.
Dia mengungkapkan, edukasi mengenai peran penting karantina harus terus dilakukan. Hal itu untuk mencegah masuknya penyakit-penyakit tanaman baru dari luar negeri ke Palembang, meski hingga saat ini belum ada pelaporan mengenai adanya jenis penyakit baru yang masuk ke dalam Palambang.
Ardi menjelaskan, saat ini kebanyakan masyarakat Palembang yang bepergian ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura, dan ketika pulang kembali membawa tumbuhan tanpa kelengkapan dokumen tanaman tersebut.
“Kelengkapan dokumen dibutuhkan untuk mengetahui apakah ada penyakit yang menjangkit tanaman tersebut di negara asalnya, atau tidak. Memang agak ribet, namun ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit tanaman yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Untuk itulah petugas Badan Karantina Pertanian tersebar diseluruh pintu masuk daerah, baik terminal darat, laut, maupun udara. Bila ada tanaman yang masuk ke Palembang dari negara lain, pihaknya akan terlebih dahulu mengecek kondisi tanaman tersebut, mengonfirmasi kepada negara asal terkait potensi penyakit, dan mengarantinanya terlebih dahulu sebelum diberikan kepada pemilik.
Meski begitu, dirinya mengakui bahwa masih banyak masyarakat yang tidak peduli akan hal tersebut, dan tidak terlalu mengerti kegunaan dari karantina. Untuk itulah dirinya berharap kesadara masyarakat terkait karantina tanaman, agar tak ada penyakit baru yang menjangkit tanaman di Indonesia khususnya Palembang. Oidz



Leave a Reply