- October 29, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Palembang, BP-Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa, Rabu (28/10) malam, berkunjung ke Sumsel untuk melakukan pengecekan rumah singgah korban asap di Asrama Haji dan di PSBD Budi Perkasa Palembang Jalan Sosial KM5 no441 depan SLB Karya Ibu, Palembang dan terakhir rumah Singgah di Jaka Baring Palembang.
Kedatangan Khofifah di damping Plt Kadinsos Sumsel Belman Karmuda dan jajaran Pemprov Sumsel.
Rencananya ,Kamis (29/10) siang, Presiden bersama Mensos akan memberikan bantuan kepada 4 keluarga yang disinyalir menjadi korban kabut asap.
Khofifah menilai proses evakuasi relatif simpel , beda ketika terjadi bencana alam dengan kabut asap.
” Jadi sebetulnya yang terkena kabut asap ketika mereka terinformasikan ispu di atas 300 memang harus mengajak mereka cari tempat yang aman , minimal di situ ada AC sudah cukup, tempat -tempat dimana mencari tempat yang aman , ini disampaikan seluasnya sampai sambil di tiap RT/RW yang belum ispunya belum tinggi terkoneksi dengan dokter bersifat on call, apakah dokter puskesmas atau dokter rumah sakit, khawatirnya setelah mereka berada di tempat berAC masih sesak napas dan pusing, biasanya mereka yang pada posisi yang mengirup udara dengan ispu yang tinggi itu kemudian pusing, sesak napas, mual-mual sampai ada yanag muntah, jangan sampai mereka pusing dan mual sudah harus terinformasikan RRI misalnya mungkin tiap 30 menit sekali seharusnya terinput dari Bapeldada, ini ispunya sekian masyarakat silahkan ditempat yang aman,” disela-sela kunjungannya di rumah singgah di Asrama Haji Palembang.
Kini pihaknya masih menunggu maksimalisasi produk air purifier (penyaring udara) yang telah di bagi di Palembang, Kalteng dan Jambi.
” Sumsel belum sampai seratus air purifier , ” katanya.
Karena itu dia menghimbau kalau masyarakat merasa ada yang berbeda dalam tubuhnya , dia tergerak mencari tempat yang aman, aman mendapatkan udara segar, kalau ternyata mereka masih ada sesak napas, pusing, mual mereka harus mendapatkan tretment melalui tambahan oksigen.
Jika mualnya belum selesai dan seterusnya maka dokter yang akan menentukan di rujuk ke rumah sakit atau tidak di rumah singgah.
” Memang sudah harus diantisipasi dengan mendekatkan rumah singgah , menginformasikan kepada masyarakat sedekat mungkin dengan pemukiman mereka, jika radio lokal tiap 30 menit menginformasikan ispu sekian , cepat cari yang aman , puskesmas rata-rata AC ruangannya , kantor pos punya AC, kantor lain dan rumah warga berAC bisa di jadikan rumah singgah, karena sementara biasanya dua , tiga jam mereka kembali kerumahnya,”katanya.
Dari pengalaman di Palangkaraya, menurutnya rata-rata penderita Ispa tidak menginap di rumah singgah dan segera pulang setelah di obati.osk
Rencananya ,Kamis (29/10) siang, Presiden bersama Mensos akan memberikan bantuan kepada 4 keluarga yang disinyalir menjadi korban kabut asap.
Khofifah menilai proses evakuasi relatif simpel , beda ketika terjadi bencana alam dengan kabut asap.
” Jadi sebetulnya yang terkena kabut asap ketika mereka terinformasikan ispu di atas 300 memang harus mengajak mereka cari tempat yang aman , minimal di situ ada AC sudah cukup, tempat -tempat dimana mencari tempat yang aman , ini disampaikan seluasnya sampai sambil di tiap RT/RW yang belum ispunya belum tinggi terkoneksi dengan dokter bersifat on call, apakah dokter puskesmas atau dokter rumah sakit, khawatirnya setelah mereka berada di tempat berAC masih sesak napas dan pusing, biasanya mereka yang pada posisi yang mengirup udara dengan ispu yang tinggi itu kemudian pusing, sesak napas, mual-mual sampai ada yanag muntah, jangan sampai mereka pusing dan mual sudah harus terinformasikan RRI misalnya mungkin tiap 30 menit sekali seharusnya terinput dari Bapeldada, ini ispunya sekian masyarakat silahkan ditempat yang aman,” disela-sela kunjungannya di rumah singgah di Asrama Haji Palembang.
Kini pihaknya masih menunggu maksimalisasi produk air purifier (penyaring udara) yang telah di bagi di Palembang, Kalteng dan Jambi.
” Sumsel belum sampai seratus air purifier , ” katanya.
Karena itu dia menghimbau kalau masyarakat merasa ada yang berbeda dalam tubuhnya , dia tergerak mencari tempat yang aman, aman mendapatkan udara segar, kalau ternyata mereka masih ada sesak napas, pusing, mual mereka harus mendapatkan tretment melalui tambahan oksigen.
Jika mualnya belum selesai dan seterusnya maka dokter yang akan menentukan di rujuk ke rumah sakit atau tidak di rumah singgah.
” Memang sudah harus diantisipasi dengan mendekatkan rumah singgah , menginformasikan kepada masyarakat sedekat mungkin dengan pemukiman mereka, jika radio lokal tiap 30 menit menginformasikan ispu sekian , cepat cari yang aman , puskesmas rata-rata AC ruangannya , kantor pos punya AC, kantor lain dan rumah warga berAC bisa di jadikan rumah singgah, karena sementara biasanya dua , tiga jam mereka kembali kerumahnya,”katanya.
Dari pengalaman di Palangkaraya, menurutnya rata-rata penderita Ispa tidak menginap di rumah singgah dan segera pulang setelah di obati.osk