- November 5, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
PALI, BP
Siang itu, sedang berlangsung kampanye dialogis di Balai Desa Muara Sungai Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Saat ratusan warga sedang mengikuti kampanye, seorang nenek tua duduk dikursi roda. Letaknya cukup jauh dari balai desa. Namun suara pidato cukup keras terdengar dari tempatnya duduk.
Mengenakan jilbab putih, Dongaya (72) demikian nama sang nenek, tampak tekun mendengarkan pembicaraan dari pengeras suara. “Pingin kesana, tapi terlalu jauh. Jadilah mendengar dari sini” ujar Dongaya dengan pelan.
Ia tidak berani terlalu dekat, kakinya yang patah memaksanya harus bergantung kepada kursi roda. Tangannya yang sudah renta tidak sanggup memutar kursi roda.
Untung ada seorang warga bersedia mendorong kursi tersebut sehingga mendekat balai desa. Namun karena balai desa yang tinggi menyebabkan sang nenek harus duduk diluar.
Menyaksikan seorang nenek, Heri Amalindo, calon Bupati yang usai menyampaikan pidato langsung menghampiri. Usai meraih tangannya, Heri langsung mencium tangan sang nenek.
“Nenek mau kemana? Nanti saya antar yaa” sapa Heri
“Tidak usah, saya cuma mau lihat calon bupati saja” jawab sang nenek.
“Nenek tunggu saja, nanti saya antar” terang Heri sembari berlalu melanjutkan acara.
Benar saja. Seusai acara Heri Amalindo langsung mendorong kursi roda menuju rumah sang Nenek.
Pembicaraan akrab pun berlangsung sembari berjalan. Tak ubahnya obrolan anak dengan ibu.
Dari pembicaraan tersebut ternyata, Nenek Dongaya adalah salah satu daftar tunggu jemaah haji. Namun ia masih bingung lantaran kakinya yang patah akiat terjatuh.
“Emak bisa berobat ke rumah sakit dan dipasang pen. Kalau sudah baik Mudah-mudahan bisa berangkat haji. Emak dirumah dulunya juga begitu. Emak berdoa saja biar Allah beri kesembuhan dan memudahkan jalan emak beribadah” ungkap Heri.
Tidak sampai 200 meter akhirnya Nenek Dongaya tiba dirumahnya yang berbentuk panggung. Dengan penuh kasih sayang, Heri tidak sungkan membantu sang nenek turun dari kursi roda. Membimbingnya sampai kerumah.
“Saya doakan anak bisa terpilih jadi bupati”
Kedekatan dan rasa hormat Heri Amalindo kepada orang tua buanlah cerita baru. Sudah menjadi kebiasaan, setiap bertemu dengan orang tua Heri senantiasa membungkukkan badan dan mencium tangan. Meskipun ia tidak kenal dengan orang tersebut.
“Sudah dari dulu beliau begitu. Sangat menghormati orang tua bahkan tidak segan mencium tangan mereka. Seolah setiap nenek-nenek di PALI ini ibu kandungnya” ujar Devi Harianto SH MH yang dikenal dekat dengan Heri.
“PALI sangat beruntung punya pemimpin seperti Pak Heri, yang sangat hormat dengan orang tua. Rendah hati dan akrab dengan siapa saja” ungkap Ari, warga Karang Agung.
(Hab)