- November 11, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Palembang, BP-Kepala Unit Pelaksana Tehnis Daerah (UPTD) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Ahmad Taufik mengakui kondisi asap di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) semakin membaik , hal ini dinilai dari monitor dimana titik hot spot semakin menurun dibawah 100.
” Jujur kita akui masih ada hot spot terutama di kabupaten OKI tapi usaha kita seperti TMC bisa menyebarkan garam karena banyak awan , pasukan kita di darat masih berkerja , helikopter masih 9 , disamping itu hujan , rasa-rasanya kondisi kita semakin baik dan tidak berasap, senin nanti ada kemungkinan apakah kita mengurangi jumlah pasukan atau jumlah helikopter,” katanya usai melakukan pemantauan lapangan dan evaluasi di Posko Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutlah) Provinsi Sumsel 2015 di posko BPBD Sumsel, Selasa (10/11).
Selain itu menurut BMKG prediksi kalau tanggal 15 November maka hujan mulai turun merata di Sumsel
” Kita jangan lengah karena di OKI lahan gambutnya masih terbakar, karena itu teori kita lakukan pembasahan-pembasahan, soal hujan beberapa menit di kota Palembang apakah hujan buatan atau bukan alhamdulilah hujan,” katanya.
Menurutnya hujan yang terjadi di Palembang menurutnya sangat siknifikan untuk menghilangkan kabut asap, ” Yang jadi masalah apakah di daerah hot spot apakah hujan atau tidak , ini jadi masalah, kita perlu ground cek dan lihat kondisi di lapangan,” katanya.
Mengenai hasil evaluasi di Posko Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutlah) Provinsi Sumsel 2015 di posko BPBD Sumsel , Selasa (10/11) menurutnya kalau tanggal 15 November hujan merata di Sumsel dan tahun depan tidak ada kebakaran hutan dan lahan dengan adanya canal bloking , penyuluhan di tingkatkan.
Sedangkan Kasi Observasi BMKG Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Agus Santoso dalam rapat evaluasi tersebut menilai hujan yang turun di Sumsel khususnya kota Palembang adalah masuknya masa peralihan dari Kemarau ke Musim Hujan.
” Jadi hujannya sporadis , tidak merata bisa dimana -mana di daerah di Sumsel dan sekarang ini hujannya kebanyakan sangat ringan dan sedang dan memang ada beberapa titik berupa bintik-bintik hujannya tapi kebanyakan sporadis dan rata-rata sedanglah , sangat ringan sampai sedang,” katanya .
Menurut Agus, intensitas hujan ringan dan deras akan mantap diperkirakan pada pertengahan November sampai akhir November.
” Mudah-mudahan sudah ada yang deras , jadi kita menunggu perubahan anginnya dari arah timur laut yang datang dari Samudra Pasifik yang lebih luas dan uap airnya agak hangat ,” jelasnya.
Ditambahkan Agus, untuk beberapa hari kedepan curah hujan sifastnya masih sporadis. ” Kadang-kadang seperti hari ini potensi hujannya di Sumsel awannya stabil , tidak mau bergerak, mudah-mudahan ini masa peralihat beberapa hari kedepan masih ada hujan,” katanya.
Dia memperkirakan hujan deras dan merata akan terjadi diperkirakan tanggal 15 November 2015.
Sementara itu guna menuntaskan sisa kebakaran hutan dan lahan di Sumsel, Kepala BNPB Willem Rampangiley menyatakan pihaknya mendapat tambahan helikopter dan pesawat.
“Kita maksimalkan dengan tambahan 1 helikopter dari Riau jenis MI kapasitas 4 ribu liter. Lalu ada dua Pesawat BE 200 disewa Sinar Mas. Jadi semua 7 heli di Sumsel,” kata Willem.
Willem mengatakan setelah timnya melakukan cek on the spot, jumlah titik api sangat berkurang. Namun asap masih. Ini di atas lahan gambut. Air kurang mengeluarkan asap. Api masih di permukaan.
“Pengalaman selama ini disemprotkan di permukaan tidak di dalam. Kita melokalisir dengan skat, kanal dan paku bumi. Semacam pipa dengan beberapa lubang. Disuntikkan. Ada yang 180 derajat ada 200 derajat. Cari yang 500. Setelah dimasukkan air langsung turun. Tim bantuan daru Afrika selatan di-hire (disewa) PT Sinar Mas. Menyiapkan 200 alat itu untuk mempercepat proses,” kata Willem.
Ia mengakui asap masih banyak, akan tetapi tidak kemana-mana karena angin tidak kuat. Kebakaran di Pedamaran, Air Sugihan, Cengal, Sungai Menang, di Kabupaten OKI.
“Api kecil-kecil dari tengah lahan perlu penyelidikan. Timbul kebakaran baru atau dibakar orang. Di lahan perusahaan. PT nya saya lupa. Tim Afrika dengan air dan kimia lebih cepat. Dalam satu hektare perlu 4 alat butuh 6 jam. Temperaturenya turun. Begitu disuntikkan, uapnya luar biasa. Kamera geotermal langsung temperature turun di bawah 50 derajat. Paku bumi dibuat di kita bukan alat canggih,” jelasnya.osk