- November 27, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Lubuk linggau -Akhir-akhir ini anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) dan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Lubuklinggau giat melakukan penertiban orang gila (orgil), anak jalanan (anjal) dan pengemis disepanjang jalan protokol, emperan pertokoan dan pasar diwilayah Kota Lubuklinggau. Aksi penertiban ini sebagai respon dari laporan masyarakat, khususnya pengemudi kendaraan roda empat dengan keberadaan mereka.
Sebab, dalam menjalankan aksinya, para pengemudi kendaraan yang berhenti dilampu merah Simpang RCA kerap diketok kaca mobil menggunakan tangan serta mangkuk untuk meminta uang oleh pengemis. Fakta lainnya ditemukan dilapangan, ternyata sejumlah orgil yang berkeliaran selama ini diduga datangan dari Provinsi Jambi dan Bengkulu. Kemudian, adanya indikasi mengorganisir anak-anak jalanan oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk meminta-minta di jalan raya.
”Kaca mobil saya pernah diketok oleh pengemis anak-anak. Awalnya saya kasihan melihat dia panas-panas ngemis di jalan, tapi saya kurang suka caranya mengetok kaca mobil. Walau akhirnya tetap saya beri juga uang,” ujar Beni (35), pengendara mobil.
Secara pribadi, ayah dua orang anak ini mengaku tidak keberatan dengan adanya pengemis dijalan. Menurutnya, itu merupakan ladang untuk menambah pahala. “Sebenarnya kapan lagi kita mau sedekah, namun harus dengan cara baik-baik dan santun. Disisi lain saya juga sepakat adanya penertiban dari Sat Pol PP, kalau bisa mereka sebaiknya disekolahkan lagi,” pungkasnya.
Berbeda dikatakan Ema (17), pengendara motor mengaku tidak setuju jika sedekah diberikan kepada anak jalanan dan pengemis
Sebab, perbuatan itu malah membuat pengemis tersebut jadi malas bekerja. “Mereka kebanyakan anak usia sekolah dan usia produktif bekerja, tapi kenapa malah meminta-minta di jalan padahal kondisi badannya sehat dan lengkap?. Ada baiknya sedekah ke masjid atau ke panti asuhan, Inshaa ALLOH lebih berkah serta bermanfaat,” jelasnya.
Meski belum pernah mengalami peristiwa pahit akibat kelakuan kurang baik oleh oknum pengemis dan anjal, namun siswi kelas 3 SMA ini menyatakan tetap pada pendiriannya. “Dapat saja orang menilai saya ini tipe orang pelit, itu terserah pendapat mereka karena saya punya alasan sendiri,” tegasnya.
Sebelumnya, Dinas Sosial Kota Lubuklinggau beberapa waktu lalu terjun melakukan penertiban bersama Polisi Pamong Praja (Pol PP) kesejumlah titik lampu merah di wilayah Lubuklinggau. Penertiban bergerak pukul 14.00 WIB, diawali disimpang lampu merah RCA, Jalan Ahmada Yani dan dilanjutkan disepanjang Jalan Yos Sudarso.
Disini, petugas Pol PP yang terjun sekitar 12 orang sempat kejar-kejaran dengan empat orang anjal masih usia anak baru gede (ABG). Namun ke empat anjal tersebut dapat kabur dan petugas yang mengejar tak membuahkan hasil. Tak berselang lama menuunggu disimpang lampu merah RCA, petugas lantas berlari dan menertibkan satuu orang pengemis dan langsung diangkut naaik truk dalmas Pol PP.
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial (Resos) Dinas Sosial (Dinsos) Lubuklinggau, Zunaidi mengatakan mereka yang ditertibkan rencananya akan diibawa ke Pones Alamadani diwilayah Kelurahan Kayu Ara untuk ditampung. Dan sebelumnya didata dan selanjutnya diberikan pembinaan sekaligus peringatan. “Anjal diduga dari sini (wilayah sekitar Lubuklinggau). Nah kalau gepeng disinyalir dari luar Lubuklinggau termasuk dengan orang gila (orgil),” jelasnya.
Zunaidi menduga, ada indikasi keberadaan anjal dieksploitasi orang tak bertanggung jawab. “Kemungkinan indikasi itu ada. Tapi rata-rata merekaa yang kita tangkap, ketika ditanya tidak tahu apa-apa. Tapi indikasi dan dugaan eksploitasi itu ada,” bebernya.
Selain titik lampu merah RCA di Jalan A Yani, Dinsos dan Pol PP juga bergerak ke jalan simpang lintas, kenanga 2, arah simpang periuk, dan pasar. Enertibana itu berlangsung hingga pukul 17.00 WIB. “Pergerakan mereka itu pagi, sore dan kalau malam di pasar pucuk,” jelasnya.
Kasi Operasional Pol PP Lubuklinggau, Suhaimi mengatakan pihaknya ikut serta dalam rangka menciptakan ketertiban. Pihaknya juga mendapatkan laporan, jika keberadaan anjal dalam beraktivitas untuk meminta-minta diduga menggedor kaca dan memaksa.”Meresahkan keberadaan mereka, terutama pengendara. Sebab minta kadang gedor kaca, memaksa. Sehingga meresahkan pengendara,” pungkasnya. (frans kurniawan).
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial (Resos) Dinas Sosial (Dinsos) Lubuklinggau, Zunaidi mengatakan mereka yang ditertibkan rencananya akan diibawa ke Pones Alamadani diwilayah Kelurahan Kayu Ara untuk ditampung. Dan sebelumnya didata dan selanjutnya diberikan pembinaan sekaligus peringatan. “Anjal diduga dari sini (wilayah sekitar Lubuklinggau). Nah kalau gepeng disinyalir dari luar Lubuklinggau termasuk dengan orang gila (orgil),” jelasnya.
Zunaidi menduga, ada indikasi keberadaan anjal dieksploitasi orang tak bertanggung jawab. “Kemungkinan indikasi itu ada. Tapi rata-rata merekaa yang kita tangkap, ketika ditanya tidak tahu apa-apa. Tapi indikasi dan dugaan eksploitasi itu ada,” bebernya.
Selain titik lampu merah RCA di Jalan A Yani, Dinsos dan Pol PP juga bergerak ke jalan simpang lintas, kenanga 2, arah simpang periuk, dan pasar. Enertibana itu berlangsung hingga pukul 17.00 WIB. “Pergerakan mereka itu pagi, sore dan kalau malam di pasar pucuk,” jelasnya.
Kasi Operasional Pol PP Lubuklinggau, Suhaimi mengatakan pihaknya ikut serta dalam rangka menciptakan ketertiban. Pihaknya juga mendapatkan laporan, jika keberadaan anjal dalam beraktivitas untuk meminta-minta diduga menggedor kaca dan memaksa.”Meresahkan keberadaan mereka, terutama pengendara. Sebab minta kadang gedor kaca, memaksa. Sehingga meresahkan pengendara,” pungkasnya. (frans kurniawan).