Substansi Persoalan Freeport Soal Perpanjangan Kontrak

GUS-SYAIKHUL-300x300Jakarta,BP-Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI   Supratman Andi Agtas menegaskan, masyarakat harus melihat kasus rekaman PT. Freeport dari  substansi persoalan yakni  perpanjangan kontrak Freeport  yang dilakukan  Menteri ESDM Sudirman Said  sebelum   2015. Seharusnya dua tahun sebelum habis masa kontrak yaitu tahun 2019, karena habis kontrak tahun 2012.

 “Sebesar apapun kekuatan DPR RI termasuk melakukan regulasi, keputusan  tetap di tangan  pemerintah. Dan perpanjangan itu merupakan tindakan pidana,  harus diusut tuntas. Seperti dikatakan  Menko Kemaritiman Rizal Ramli,  percepatan itu melanggar UU Minerba,” tegas Supratman   di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (26/11).
Menurut Supratman,  sebagai   pembantu presiden, Sudirman  harus meminta izin Presiden Jokowi sebelum melaporkan kasus rekaman tersebut.   Kalau tidak dilakukan,   tidak bisa diproses, dan inilah   dimaksud MKD sebagai legal standing.
 Pada prinsipnya, kata Supratman, siapa pun   bermain untuk perpanjangan izin Freeport tersebut harus diusut tuntas. Bukan dengan menutup isu dengan membuka isu   baru.  Freeport harus mensejahterakan rakyat, terutama  rakyat Papua. “Kita tidak anti asing, tapi asing harus mengikuti aturan    Negara kita,” tutur politisi Gerindra ini.
Dikatakan Supratman, penerimaan Negara dari Freeport   hanya 7 – 8 miliar dollar AS, tapi pemerintah setiap tahun harus menggelontorkan dana Otsus Papua  Rp 35 triliun. Itu jelas tidak berimbang, sehingga  kasus perpanjangan izin Freeport harus dikawal.
Direktur Eksekutif Indef,  Enny Sri Hartati mengatakan, Freeport harus mengikuti aturan   di Indonesia, karena prsayarat investasi pertambangan   harus membangun smelter,   kalau menolak   keluar saja dari Negara Indonesia.
Soal   kasus Setya Novanto dan Sudirman, lanjut Enny,  semua harus diproses sesuai mekanisme hukum. Jangan hanya hiruk-pikuk politik di media, karena   merugikan NKRI dan rakyat, malah   menguntungkan pihak Freeport.
   Menurut Enny,   tahun 2016  memasuki masyarakat ekonomi Asean (MEA),   Amerika Serikat dan China,   sudah mengatur strategi pasar untuk memenangkan pertarungan. Tapi kita masih ribut soal politik dan mafia. “ Indonesia harus  bersatu untuk mengoptimalkan kekayaan alam demi kesejahteraan rakyat,” tambahnya.
 Enny menambahkan,  Freeport tidak hanya bermasalah di Indonesia, melainkan di seluruh dunia, sehingga begitu ada kasus, sahamnya  langsung rontok. Ditambah lagi transkripnya beredar luas dan tidak terkontrol, maka sangat berpengaruh bagi saham Freeport.  duk


Leave a Reply