Pedagang dan Pengrajin Emas dan Perak di OI Mengeluh #Omset Turun 50 Persen

imagesPalembang BP-Gara_gara turunnya harga komoditi pertanian seperti karet dan kelapa sawit membuat pedagang dan pembeli emas dan perak sepi pembeli. Akibatnya omsetpun turun 50persen

Deretan penjaja toko emas dan perak plus pengrajin dan reparasi terlihat berjejer apik di sepanjang Desa Tanjubatu Kecamatan Tanjungbatu Kabupaten Ogan Ilir (OI). Namun tidak terlihat transaksi yang memuaskan antara pedagang dan pembeli, hanya saja pandai emas dan perak alias resparasi yang cukup ramai, lantaran banyaknya konsumen yang ingin memperbaiki perhiasannya baik kalung gelang cincin maupun anting_anting.

Seperti yang dialami pemilik sekaligus pandai emas Toko Emas Tanjung yaitu Daniel dan Ana warga Kecamatan Tanjungbatu, Selasa (1/12).

Menurutnya usaha tersebut dimulai pada tahun 2011 dengan modal Rp 15 juta untuk membeli perak 1 kg Rp8juta dan upah menjadikannya perhiasan Rp 2 juta, alat_alat seperti timbangan digital, alat pembersih, penggiling, pemanas, kompresor, tang, penjepit, kompor, gunting, obeng etalase

Kemudian usaha berkembang hingga saat ini sudah bisa menjual perhiasan emas 22gram sebanyak 3kg perhiasan perak sebanyak 5kg. Emas dan perak tersebut dibuat kalung beragam bentuk seperti bentuk bambu, bunga mawar,chanel, louis vuiton, bunga mawar, selain itu cincin berbentuk ular, bunga, buah, polos dan sebagainya

“saat ini harga emas relatif stabil Rp300ribu per gram, perak Rp25 ribu per gram, kita jual emas 22karat bukan 24 karat karena modalnya lebih besar. Untuk perak kita bisa sepuh warna putih dan kuning juga, memang sekarang sepi sekali pembeli, banyak yang jual emas maupun perak karena mereka lebih mementingkan kepentingan anak sekolah dan kebutuhan sehari_hari daripada buat bergaya membeli emas atau perak. Tapi memang emas ini bisa jadi tabungan,”ujarnya

Dikatakan Ana, dalam sehari ia harus sedia uang Rp5_10juta untuk melayani aksi jual beli bagi konsumen.”ya mau bagaimana lagi, bahkan kalau dulu omset kita bisa Rp10juta per hari sekarang turun 50persen jadi Rp5juta per hari. Memang susah sekarang sepi banyak yang jual daripada yang beli, lihat saja berapa harga sawit dan karet sangat anjlok akibatnya daya beli menurun,”katanya kepada Bp

Saat ini dikatakannya masyarakat lebih banyak meresparasi perhiasan agar lebih cantik dengan upah respirasi Rp 20ribu per perhiasan diluar mencuci.

“sekarang yang beli perhiasan perak paling hanya Rp1 juta per hari sementara emas Rp2juta per hari bahkan sewa ruko saja  setahun Rp5 juta. Ya meskipun penjualan merosot namun kita tetap bertahan namun butuh modal ratusan juta, kedepan kita berharap perekonomian membaik omset terus naik,”jelasnya

Terpisah pembeli emas Sri warga Desa Sribandung mengatakan dirinya membeli cincin berlian berbalut emas Rp3juta,”saya ini buat jual lagi, ambil dari agen memang merosot penjualan tapi masih tetap dilakukan namanya juga cari rejeki,”ujarnya. ohenny primasari



Leave a Reply