Mantan Gubernur Sumsel Launching dan Bedah Buku "Menerjang Ombak Menembus Awan"

indexPalembang, BP-Mantan Gubernur Sumsel, Rosihan Arsyad melaunching dan bedah buku ” Menerjang Ombak Menembus Awan di ballroom Arista Palembang, Rabu (2/12).

Dalam acara tersebut H Rosihan Arsyad datang bersama istrinya Hj Rahma dan acara juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, ulama dan masyarakat Sumsel.
Sedangkan turut yang menjadi pembicara bedah buku tersebut antara lain Fili Mutakim, Prof dr Benjamin Lakitan, dr Yenrizal akademisi komunikasi UIN Raden Fatah Palembang dan dr Chonnie pemerhati masalah militer.
Rosihan mengatakan kalau buku biografi tersebut, sehingga bisa diluncurkan. Salah satunya tidak lepas dari sosok Bangun Lubis yang ia anggap sebagai provokator untuk menerbitkan buku tersebut yang berjudul “Menerjang Ombak Membelah Awan”.
“Bangun Lubis mengatakan kepada saya bahwa saya harus segera meluncurkan buku biografi, kemudian saya bilang tidak punya dana untuk itu dan ia mengatakan kalau saya tinggal duduk manis saja,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, masih banyak yang berjasa dalam penulisan buku tersebut, salah satunya Dul Mukti. Ia memberikan apresiasi kepada Dul Mukti karena hampir 90 persen berperan dalam penulisan buku biografi tentangnya.
“Saya berhutang banyak sekali kepada orang-orang yang sudah terlibat dengan semua ini, maka dari itu mudah-mudahan apa yang tertulis dalam buku ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dan khususnya buat anak-anak muda generasi penerus bangsa,” katanya.
Dalam buku berjudul Menerjang Ombak Menembus Awan, menurut Rosihan merupakan cerita perjalanan hidup dirinya. Terutama saat dirinya memimpin Provinsi Sumsel.
“Buku ini menceritakan keseluruhan hidup saya walaupun wideshot karena tidak mungkin semuanya ditulis di sini,” ujar Rosihan dalam kata sambutannya.
Mantan perwira TNI AL dengan pangkat terakhir Laksamana Madya ini mengatakan, launching buku tidak dimaksudkan melihat masa lalu dengan kaca mata dendam atau benci tapi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang bersinggungan dengan dirinya saat menjadi Gubernur Sumsel dahulu.
Ia berharap buku tersebut dapat bermanfaat bagi semuanya.
Rosihan menegaskan kalau peluncuran bukunya tersebut tidak ada kaitan dengan tahun 2018 atau pilkada Sumsel.
” Karena umur saya sudah 66 tahun , sudah cukup, tidak lagi seperti dulu, sekarang sudah ada keterbatasan, umur , umur adalah sesuatu yang tidak bisa lawan,” katanya.
Sedangkan Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki  banyak memiliki kenangan dalam masa kepemimpinan Gubernur Sumsel Rosihan Arsyad periode 1998-2003.
“Saya kenal sudah lama. Tapi, secara tatap muka saat saya masih Kepala Dinas PU di OKI. Saat Gubernur memeriksa Jalan Lintas Timur untuk persiapan lebaran. Saya waktu itu syok dan stres. Waktu itu, pas saya datang, saya nunduk, dan waktu gubernur melihat saya, dianggap tidak pantas sebagai kepala PU dengan sepatu saya yang mengkilap. Dan bapak bilang, saya ini tidak pantas jadi Kepala PU, pantasnya Kepala Dinas Pariwisata, akhirnya saya dipecat jadi Kepala Dinas PU OKI,” kata Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki.
Setelah dipecat sebagai Kepala PU OKI, Wagub menjelaskan, tidak lama dari pemecatan tersebut, dirinya ditelpon oleh Sekda Provinsi atas perintah Gubernur Sumsel Rosihan Arsyad. Hanya saja, dirinya tidak yakin karena telah dipecat. Sehingga, dirinya meminta secara tertulis.
“Tidak lama kejadian itu, saya ditelpon sekda atas perintah gubernur, akhirnya saya dipindah ke provinsi. Sebelumnya, saya tidak percaya, dan  saya minta secara tertulis bertugas di dinas mana, akhirnya saya bertugas di Dinas PU Bina Marga provinsi,” katanya.
Mengatasi seluruh permasalahan jalan yang terjadi, dirinya menunjuk langsung siapa yang bakal mengerjakan proyek tersebut. Hingga akhirnya dirinya pernah dipersoalkan oleh para kontraktor.
“Jadi, saya katakan kepada mereka (kontraktor). Saya sebagai kepala dinas, saya yang tahu persis kondisi jalan. Kalau nanti ada persoalan yang tidak beres, ya silahkan saya diperiksa. Itu yang sampai sekarang saya ingat,” katanya.
Bahkan, pada saat pertarungan politik yang pernah diikuti oleh Pak Rosihan. Wagub mengaku menjadi incaran banyak oknum, yang mengatakan kalau dirinya membiayai kegiatan politik. “Waktu saat suksesi, saya menjadi incaran, kalau saya membiayai Pak Rosihan. Padahal itu tidak pernah,” katanya.
Rosihan Arsyad pun membenarkan hal tersebut, ia teringat saat baru tiga hari menjabat sebagai Gubernur Sumsel, pada saat itu ia bertemu Ishak Mekki. “Waktu saya panggil ketika meninjau jalan rusak di lintas timur, saya melihat ia menggunakan sepatu yang sangat licin dan saya bilang, kamu tidak pantas menjadi kepala dinas PU, lebih cocok menjadi Kepala Dinas Pariwisata saja,” kata H Rosihan Arsyad.
Dan ketika terjadi kekosongan jabatan PU Bina Marga Sumsel, Rosihan mengaku ingat dengan Ishak Mekki yang sempat dia marahi beberapa waktu yang lalu dan menarik Ishak Mekki ke Pemprov Sumsel.
” Oh yang sepatunya mengkilat itu lalu dia (Ishak Mekki) menjadi Kepada PU Bina Marga Sumsel, alhamdulilah,” katanya.
Selain itu Rosihan mengaku banyak teman-teman seperjuangannya seperti Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dimana waktu dirinya menjadi Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin menjadi kepala Dinas Pariwisata .
” Dan kesan saya pada pak Alex waktu itu adalah pak Alex adalah PNS yang cukup inovatip karena waktu itu inisiatif Pak Alex membuat Palembang sebagai Water Front City  yang berkerjasama dengan ITB dan itu membuat saya mengingatkan pak Alex dan menjadikannya Sekda di Muba,” katanya.osk


Leave a Reply