Pengusaha Nilai Perlu Ada Kerjasama Dengan Pemko

imagesPalembang, BP-Pertumbuhan restoran siap saji dan cafe di kota Palembang saat ini tengah menggeliat. Hampir setiap sudut kota Palembang terdapat para enterpreneur muda yang mempunyai usaha restoran dan cafe ini. Meskipun tidak sama seperti di kota Bandung ataupun Jogjakarta yang lebih banyak menyediakan ruang publik dimana di lokasi yang dianggap menjadi ikon suatu kota dijadikan pusat keramaian dengan berbagai aktivitas. Sebagai contoh, di Kota Bandung ada lapangan Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) yang menjadi pusat aktivitas masyarakat bandung karena pada hari tertentu di tempat tersebut selalu diramaikan oleh para pelaku usaha baik makananan maupun souvenir khas.
Menanggapi hal tersebut, Fadillah Arridha Ramadhan salah satu anak muda kota Palembang yang merupakan enterpreneur, sekaligus juga pemilik dari Mr Milk Cafe yang berada di Jalan Hangtuah (Kawasan Kambang Iwak) ini mengatakan, memang kota Palembang tidak seramai kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung dan juga Jogjakarta.
“Dari jumlah penduduknya saja sudah jauh dengan Palembang. Selain itu di Palembang, tempat jualan makanan ataupun souvenir khas Palembang belum dibuat terpusat di suatu tempat,” ucapnya saat diwawancarai BeritaPagi, Kamis (3/12).
Menurutnya, dalam hal ini Pemerintah juga harus bisa merangkul para pelaku usaha khususnya yang mempunyai usaha makanan ataupun suvenir ini. Karena, kegiatan seperti membuat pusat keramaian itu bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat. Bukan hanya masyarakat lokal tapi juga masyarakat yang berkunjung ke Palembang.
“Banyak tempat di Palembang yang bisa dijadikan pusat keramaian ini. Seperti Kambang Iwak dan juga Benteng Kuto Besak. Tempat ini bisa jadi potensi juga,” kata Padel yang merupakan sapaan akrabnya.
Ditambahkannya, dirinya juga pernah ikut dalam festival kopi yang beberapa waktu lalu pernah digelar di Benteng Kuto Besak. Hasilnya, semua makanan yang dijualnya pada acara itu laku. “Kami pernah ikut buka stand pada acara waktu itu di BKB, setiap pengunjung yang datang kesitu pasti membeli makanan dari stand-stand yang ada disitu. Berarti, ini bisa jadi peluang kan untuk para pelaku usaha,” imbuhnya.
Oleh karena itu, sambungnya, peran pemerintah setempat sangat penting untuk merangkul para pelaku usaha seperti dirinya. Ia berharap, pemerintah juga dapat membuat ruang publik khusus dimana para pelaku usaha bisa berkumpul di suatu tempat untuk menjajakan produk masing-masing.
“Bukan hanya hari tertentu, tapi ruang publik ini harus ada untuk selamanya. Bila perlu, dibuka setiap hari sehingga orang tahu dimana pusat keramaian di kota Palembang ini,” tuturnya lagi.
Ditanya mengenai tanggapannya tentang Palembang yang akan menjadi tuan rumah Asian Games tahun 2018 mendatang, Dikatakannya, dirinya sangat bangga dengan dipilihnya kota Palembang menjadi tuan rumah Asian Games. “Ini suatu kebanggaan buat kita masyarakat Sumsel khususnya warga Kota Palembang. Karena Asian Games merupakan even olahraga besar dan pesertanya diikuti seluruh negara di Asia,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan itu juga dapat jadi peluang bagi para pelaku usaha seperti dirinya. Saat pelaksanaan Asian Games, Kota Palembang akan sangat ramai dikunjungi tamu-tamu negara. “Seluruh tamu negara dari benua Asia akan meramaikan kota Palembang, ini bisa jadi peluang bagi kami. Disinilah waktunya kami bisa mempromosikan produk kami dengan para turis dari luar Sumsel dan luar Indonesia,” lanjut Padel.
Kendati demikian, Ia menilai, sebelum menerima para tamu asing. Kota Palembang harus berbenah terlebih dahulu, mulai dari kenyamanan, kerapian, dan fasilitas pendukung harus ditingkatkan. “Di Palembang ini, jam 9 malem saja sudah sangat sepi. Nah ini perlu ada solusi dari pemerintah agar Palembang ini bisa lebih diramaikan dengan aktivitas ataupun acara-acara yang membuat suasana kota Palembang terlihat ramai dan menarik untuk dikunjungi,” katanya.
Menurutnya, menarik tidaknya suatu kota itu dilihat dari aktivitas dari penduduknya. Biasanya jika aktivitas penduduk selalu ramai 24 jam, maka penilaian terhadap kota itu pasti menarik untuk dikunjungi. “Kita lihat saja Jakarta, disana aktivitas warganya hampir non stop. Karena, dari pagi sampai ketemu pagi lagi tidak pernah jalanan sepi. Ada saja orang yang melakukan berbagai aktivitas. Selain itu juga banyak gedung-gedung yang lampunya terang-benderang membuat kota itu terlihat indah,” ungkapnya.
Sedangkan kota Palembang, katanya, saat ini belum terlalu menarik terlebih ketika malam hari. Masih banyak jalan utama di Palembang seperti mati ketika malam hari. “Contohnya di Jalan Jendral Sudirman, saat jam 9 malam semua toko yang ada disepanjang jalan sudah tutup dan gelap. Padahal itu merupakan jalan utama yang dilalui orang ketika masuk ke Palembang. Oleh karena itu, Pemerintah disini punya peran sangat penting untuk membuat jalan-jalan utama terlihat menarik, khususnya menjelang penyelenggaraan Asian Games 2018 mendatang,” harapnya. Odil


Leave a Reply