- December 7, 2015
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Palembang, BP-Sehari setelah ditandatanganinya MoU antara Pemerintah Sumatera Selatan dengan IDH The Sustainable Trade Initiative di Amsterdam, berikutnya, Jumat (4/12) Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin melakukan pertemuan dengan Direktur Jenderal Country Programme Kementerian/Department For International Developmen (DFID) Mrs. Joy Hutcheon di London Inggris.
Pemerintah Inggris akan melakukan program restorasi lanskap Sumatera Selatan sebagai model pengelolaan Restorasi Lanskap Hutan berkelanjutan Dunia.
Alex tampil pada Forum Global Leader Summit Konferensi Perubahan Iklim CoP 21 Paris bersama Al Gore, Walikota Berlin dan CEO Unilever Paul Polman, dan diwawancarai secara khusus oleh Leonardo di Caprio.
Rangkaian kegiatan Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin pada Konferensi Perubahan Iklim Dunia CoP 21 Paris telah membuahkan hasil dalam upaya Provinsi Sumatera Selatan untuk mewujudkan Kemitraan Pengeloaaan Lanskap/Ekoregion yang terpadu dan berkelanjutan atau Integrated Sustaibable Ecoregion Management Partnership.
Rangkaian kegiatan Gubenur Sumatera Selatan Alex Noerdin pada kegiatan CoP tersebut selain penandatangan MoU antara Pemerintah Sumatera Selatan dengan IDH The Sustainable Trade Initiative di Amsterdam dan mendiskusikan tentang rencana implementasi program dengan Direktur Jenderal Country Programme Kementerian/Department For International Developmen (DFID) Inggeris dan Direktur Jenderal ZSL di London Inggeris di London, juga berbicara pada Forum Global Leader Summit di Paris.
Pilot proyek yang telah dirintis dan akan segera diimplementasikan di Sumatera Selatan mulai Januari 2016 yakni restorasi lanskap di Kawasan Hutan Dangku Musi Banyuasin dan Taman Nasional Sembilang Banyuasin.
Kegiatan tersebut merupakan suatu kerjasama internasional antara Pemerintah Inggeris dengan Pemerintah Norwegia yang didukung oleh IDH dari Belanda dengan pelaksana kegiatan di lapangan oleh ZSL London.
Rencana aksi telah disiapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun 2016 – 2020 yang disinergikan dengan rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui kegiatan Desa Peduli Api (Fire Free Village) untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan secara dini.
Terkait inisiasi kegiatan restorasi lanskap tersebut, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin telah diundang untuk berbicara pada forum Global Leader Summit di Paris Jumat 4 Desember 2015 bersama tokoh-tokoh terkemuka di dunia yakni Al Gore, Paul Polman CeO Unilever dan Walikota Berlin.
Alex Noerdin mendapat apresiasi yang luar biasa dari peserta yang hadir dari berbagai delegasi negara-negara peduli perubahan iklim karena secara gamblang dan berani mengemukakan kebakaran lahan di Sumatera Selatan dan menyampaikan solusi melalui kegiatan kemitraan pengelolaan lanskap. Alex Noerdin merupakan satu-satunya tokoh dari Indonesia yang tampil pada forum tersebut.
Setelah berbicara pada forum tersebut, Alex Noerdin secara khusus diwawancarai oleh Leonardo di Caprio (pemeran utama Film Titanic) untuk menjelaskan tentang kebakaran lahan dan rencana restorasi lanskap di Sumatera Selatan.
Pada kesempatan berikutnya Alex Noerdin dijadwalkan untuk berbicara pada Global Landscape Forum (GLF) dan Indonesian Pavilion. Di Indonesia Pavilion, Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin mendapat kehormatan satu-satunya Gubernur di Indonesia mewakili Provincial Government untuk menyampaikan tentang kegiatan REDD+ dan penurunan emisi melalui kemitraan antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat atau Public Private People Partnerships.
Sumatera Selatan dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan pada Tahun 2016 melalui APBD Sumatera Selatan telah menganggarkan kegiatan untuk 25 lokasi Desa Peduli Api dan juga telah mendapat dukungan dari anggaran CPO Fund Badan Pengelola Dana Perkebunan sebanyak 25 lokasi.
Dari dana transisi REDD+ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, yang didukung oleh Pemerintah Norwegia, akan disiapkan berbagai aktifitas yang menyangkut pemberdayaan masyarakat di lokasi rawan kebakaran dan juga kegiatan pembenahan pengelolaan tata air gambut yang akan dikerjasamakan dengan Perguruan Tinggi, LSM dan Donor Internasional lainnya.
Kegiatan tersebut telah mendapat komitmen dan dukungan kemitraan dari 23 perusahaan yang bergerak di sektor usaha perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI).osk