Warung Bu Ageng Indonesia Dalam Sebuah Piring

bu ageng
INDONESIA DALAM SEBUAH PIRING
Yang membikin unik Indonesia adalah rumah tangga setiap orang. Sebab, di situ ada kemajemukan yang musti berkompromi. Apalagi jika yang menghuni rumahtangga itu berbeda latar budayanya. Perbedaan yang kemudian terpaksa bersatu itu, langsung terasakan dalam kelezatan masakan rumah mereka. Selera Bali bisa bersekutu dengan Papua. Taste Sunda bersenyawa dengan selera Batak. Rempah-rempah Minang bisa berjodoh dengan masakan Tegal. Dan selera Kutai bisa jumbuh, menyatu, dalam kecerdasan lidah Jawa.
Yang disebut terakhir inilah yang akan Anda temukan dalam semua masakah di Warung Bu Ageng. Maklum, pemilik  warung itu memang kolaborasi Kutai dan Jawa: Hajjah Rulyani Isfihana dengan Butet Kartaredjasa. Butet yang dikenal sebagai aktor monolog itu bilang,”Kita memang harus selalu berikhtiar menjadi Indonesia. Dan di warung Bu Ageng anda akan menemukan kelezatan Indonesia dalam sebuah piring.”
Memang, awalnya aneka makanan di Warung Bu Ageng adalah produk domestik, hanya dinikmati keluarga Butet Kartaredjasa. Paling banter yang ikut menikmati para tetamu yang berkunjung ke rumah Butet. Selain menu-menu mainstream, makanan omah keluarga seniman ini memang full eksperimen. Rulyani alias Bu Ageng bereksperimen di dapurnya setelah ia bersama suaminya keluyuran wisata kuliner. Apa yang ditemukan di luar, ditafsir kembali secara kreatif dengan imbuhan bumbu-bumbu dan bahan baku lain, dan terciptalah menu baru. Ternyata enak. Banyak yang suka. Dan banyak yang mendorong,”Bikin warung dong!”
Maka, 26 Desember 2011 mulailah kelezatan dan keunikan masakan Bu Ageng hijrah dari ruang privat ke ranah publik.  Jika Anda datang ke Warung Bu Ageng, percayalah, kecerdasan lidah Anda akan diuji melalui sejumlah menu, antara lain: Sambal Kutai, Eyem Penggeng, Baceman Kambing, Lidah Masak Semur, Lele Njingkrung, Sayuir Lodeh, Paru Masak Ketumbar, Terik Daging, Ayam Nylekit, Oseng Mercon, Tempe Garit, Duren Mlekoh, Es Kopyor Durian dan lain-lain.
Dan sekarang, sebuah rintisan dikembangkan untuk mendekatkan menu-menu Bu Ageng ke rumah tangga Anda sekalian. Empat menu unggulan Warung Bu Ageng dikalengkan: Sambal Kutai, Terik Daging, Oseng Mercon DOR dan Ayam Nylekit. Lebih praktis katimbang warung ini harus repot membuka cabang di mana-mana, atau mewaralabakan ke kota-kota lain. Menurut Bu Ageng, bukan perkara mudah untuk memformulasikan bumbu-bumbu dalam ukuran yang final. “Ini kan masakan omah. Cara membuatnya cenderung pakai insting. Pakai perasaan. Mengulek sambal kan nggak bisa dirumuskan dengan ilmu pasti,” kata Bu Ageng sambil menjelaskan,”makanya kami kesulitan ketika ada yang minta untuk di-franchise-kan.”
Nah, dengan dikalengkan maka terjawablah kerinduan orang pada masakan Bu Ageng. Di mana pun mereka berada, di dalam maupun luar negeri, tinggal membeli secara online. Atau membeli di sejumlah outlet yang mungkin di kota Anda. “Kami sedang membangun jaringan pemasaran di berbagai kota. Syukur kalau kelak bisa masuk ke jaringan minimarket skala nasiomal,” jelas Bu Ageng.
Sedangkan wisatawan yang singgah di Yogya, terutama para tamu Warung Bu Ageng, akhirnya bisa menjinjing oleh-oleh dari Yogya selain gudeg dan bakpia. “Para mahasiswa yang sedang studi di luar negeri, kawan-kawan di KBRI di mana pun, juga saudara-saudaraku yang sedang berjuang jadi TKI atau TKW di Timur Tengah, Hongkong, Singapura, Malaysia, Taiwan dll, — jika kalian rindu kepada Indonesiamu, selesaikanlah kerinduanmu melalui kecerdasan lidahmu,” ujar Butet sok nasionalis.***
Jl. Tirtodipuran No 13, Mantrijeron, Yogyakarta 55143 rsv (+62 274) 387191
www.warungbuageng.com
 



Leave a Reply