- January 6, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments
Jakarta – Wacana perlunya Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle kabinet kian mengemuka, salah satunya dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Majelis Dewan Syuro PKS, Salim Assegaf Aljufri, menilai untuk reshuffle kabinet kedua kalinya nanti, Presiden Jokowi sebaiknya mengambil dari kalangan profesional.
“Kita inginkan, Presiden memperbanyak menteri dari kelompok-kelompok profesional. Sehingga menteri fokus, tidak terpecah dengan urusan partai. Hal ini penting mengingat Kondisi bangsa ini cukup berat,”kata Salim di Jakarta, Selasa 5 Januari 2015.
Sedangkan mengenai kunjungan pengurus PKS ke Istana beberapa hari lalu, Salim menjelaskan kunjungannya ingin membangun kebersaaamaan semata.
”Kunjungan itu sebenarnya keinginan kita supaya presiden hadir dalam acara yang kita gelar, karena selama ini belum terwujud. Kita kesana bukan untuk mendapat kursi atau jabatan tapi membangun kebersamaan. Kita juga tetap komitmen dengan koalisi merah putih, jadi kunjungan kita itu silaturrahmi dan itu adalah hal yang wajar,”paparnya.
Bagi PKS, bekerjasama dengan siapapun, pihaknya ingin pemimpin ini berhasil. Menurutnya inilah karakter partai dakwah, kritik yang membangun, check and balance juga dijaga,
“Kita akan pertahanan hal yang baik, termasuk kebersamaan dengan koalisi merah putih. Tapi satu sisi kita bebas sebagai partai mandiri, untuk membangun, salah satunya dengan silaturahmi,”ungkapnya.
Sejauh ini, lanjutnya PKS akan mendukung seluruh program pemerintah sepanjang itu pro rakyat. “Kalau tidak, tentu kita akan kritik,”tegasnya.
Lebih lanjut, Salim menilai kondisi politik di 2016 ini akan terus dinamis. Bagi PKS sendiri di tahun 2016 ini, program-programnya sudah jelas bahkan sudah tertuang dalam program lima tahun kedepan.
“Kader yang baik itu yang duduk di legislatif atau eksekutif bekerja demi kepentingan rakyat,”terangnya.
PKS, kata Salim berharap juga di tahun 2016 ini, tidak ada lagi menteri yang memojokan satu sama lainnya.
“Memang perbedaan bisa saja terjadi tapi mengkritisi yang lainnya diruang publik saya kira jangan sampai terjadi lagi,”harapnya. (Iman/JKT)