Korsel Bangun PLTU di TAA

alexPalembang, BP
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berhasil menggandeng perusahaan konsorsium dari Korea Selatan untuk membangun infrastruktur dasar berupa jalur gas sepanjang 200km dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2×115 Megawatt (MW) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api (TAA).
Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PD PDE) sebagai perusahaan pemasok energi di Sumsel bekerja sama dengan Buckingham Investment Limited, Korea Gas Corporation, dan juga perusahaan asal Thailand Strait Assets untuk membangun infrastruktur tersebut.
Direktur Utama PD PDE Ahmad Yaniarsyah mengungkapkan, pihaknya menjadi bagian dari konsorsium tersebut dalam segala proyek Buckingham Limited di Indonesia. Total investasi yang akan digelontorkan konsorsium sebesar 500 juta dollar AS atau setara Rp6,7 triliun (asumsi 1 dollar AS sama dengan Rp13.349).
“Untuk jalur pipa gas akan dibangun sepanjang 200 Km dari Grissik ConocoPhillips menuju KEK TAA. Kapasitas pipa gasnya sekitar 250 mms. Ini untuk pemenuhan banyak sekali industri, cukup untuk kawasan TAA,” tuturnya usai menandatangani Memoradum of Understanding (MoU) dengan konsorsium Korsel tersebut di Griya Agung, Kamis (25/2).
Setelah penandatangan MoU tersebut, pihaknya langsung melakukan studi kelayakan (feasibility study) yang diperkirakan memakan waktu setahun sebelum kedua infrastruktur tersebut benar-benar bisa dibangun.
Sementara pengerjaan fisiknya membutuhkan waktu dua tahun dan ditargetkan selesai pada 2018 mendatang. “Itu PLTU, kalau pipeline (pipa gas), tergantung tanah. Pembebasan lahan juga belum tahu ada atau tidak, menunggu hasil FS-nya. Kita menyiapkan dulu infrastruktur ini supaya industri dan investasi berdatangan ke Sumsel,” ujarnya.
Terkait PLTU, selepas bisa menghasilkan listrik, nanti pihaknya akan menjual listrik ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai satu-satunya BUMN penyedia listrik di Indonesia. “Kami harus suplai ke PLN, biar PLN yang bagi-bagi. Kemungkinan lebih banyak listrik akan digunakan oleh industri yang ada di KEK TAA tersebut,” tambahnya.
Selain dua proyek tersebut, pihaknya pun mengincar pembangunan jalur pipa dari Banyuwangi, Pulau Madura ke Pulau Bali. Ia mengakui, untuk proyek ini mereka berkompetisi dengan Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang merupakan BUMN penyedia energi.
Dari pihak konsorsium hadir President PT Buckingham Holdings Indonesia Myung Jin Lee, Executive Vice President Korea Gas Corp Jin Seok Jang, serta President Strait Asset dari Thailand, Thanawat Aroonpun.
Myung Jin Lee menuturkan, pihaknya berkali-kali mengunjungi Sumsel dari setahun yang lalu untuk penjajakan. Skema investasi yang bakal digunakan pemilik modal itu adalah foreign direct investment. Sementara Pemprov Sumsel hanya berperan sebagai fasilitator.
“Sampai akhirnya penandatanganan MoU ini saya lega. Kami pun berharap bisa berkontribusi ke depannya dalam pertumbuhan ekonomi Sumsel, terutama di KEK TAA,” katanya.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, penandatanganan MoU ini adalah langkah pertama dalam pembangunan. Perjalanan ke depannya masih panjang.
“Ini sangat penting karena KEK TAA ini persyaratan pertamanya harus ada sumber energi. Pertama gas, kedua PLTU. Yang ketiga adalah pipeline dari Jawa Timur ke Bali. Ini sedang berjuang, tapi yang dua ini insya Allah karena di dalam provinsi kita,” tuturnya.
Menurut dia, penyusunan studi kelayakan bisa lebih cepat daripada setahun, bahkan tiga bulan karena prosesnya sudah mulai sebelum MoU ditandatangani. Alex berujar, para investor tidak akan mau menandatangani MoU dengan jumlah investasi yang fantastis apabila tidak menakar kemungkinan proyek ini akan berhasil.
Alasan PD PDE diikutsertakan dalam memasok energi ke KEK TAA, dikatakan dia, supaya pribumi tak hanya menjadi penonton dalam membangun daerah. Pemprov Sumsel punya andil saham melalui perusahaan daerah dan memiliki kewenangan dalam mengatur KEK TAA



Leave a Reply