- February 26, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP
Kota Palembang membutuhkan infrastruktur pintu air sungai dengan sistem buka tutup untuk mengatasi persoalan banjir yang masih terjadi di saat hujan.
“Sistem drainase di Kota Palembang sebenarnya sudah maksimal, demikian juga dengan keberadaan kolam retensi. Tapi tetap saja sulit mengatasi banjir karena tidak ada pintu air yang mencegah air Sungai Musi yang meluap ke perumahan warga di saat hujan lebat,” ungkap Kepala Bappeda Palembang M Sapri, saat diwawancarai, Kamis (25/2).
Ia mengatakan, pintu air berada di muara sungai itu telah direncanakan akan dibangun sejak 2015 lalu namun masih mengalami kendala pembebasan lahan bersamaan dengan proyek rumah pompa.
“Pembangunan infrastruktur ini akan memaksimalkan kinerja saluran air dan kolam retensi yang sudah dibangun selama ini, jadi tidak ada pembangunan yang sia-sia,” ujarnya.
Selain merencanakan pembangunan pintu air sungai dan rumah pompa, pemerintah kota juga akan membangun dua buah waduk di lahan seluas 100 hektar di kawasan Gandus, Tanjung Barangan, dan simpang Bandara. Tahun ini, proyek pompa bendungan ini juga akan ditambah di muara Sungai Sekanak.
“Jika semua proyek ini terealisasi maka persoalan banjir Kota Palembang akan teratasi hampir 80 persen. Selama ini lantaran tidak ada infrastruktur penanggulangan banjir, sementara titik banjir di dalam kota bertambah dari 39 menjadi 59 titik,” tuturnya.
Untuk proyek rumah pompa, sambung Sapri, Pemko menggelontorkan dana sebesar Rp8,9 miliar untuk pembebasan lahan. Sisanya merupakan dana sharing yang berasal dari dana BBWS dengan total dana keseluruhan untuk pembebasan lahan saja mencapai Rp40 miliar. Lahan yang dibutuhkan itu sekitar 1,5 hektar.
“Tahun ini tinggal 21 persil lagi yang akan dibayarkan,” katanya. Rumah pompa ini dibuat untuk mengatasi masalah banjir yang selalu terjadi setiap tahunnya di musim penghujan. Kawasan Sekip Bendung dan sekitarnya memang menjadi salah satu titik langganan banjir.
“Belum dibayarkan saja sisanya, kalau ketersediaan warga semuanya sudah ada. Jadi mereka sudah rela melepas lahan dan bangunan mereka,” tukasnya.