861.249 Balita di Sumsel Akan Ikuti PIN Polio

ilustrasi-imunisasiPalembang, BP-Pemerintah pusat telah mencanangkan Indonesia bebas polio sejak 2014 lalu,  sehingga tahun 2020 nanti sudah tidak ada lagi balita pengidap polio di Indonesia termasuk di Provinsi Sumatera Selatan.
Untuk itu di gelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang akan berlangsung  8-15 Maret 2016 serentak di seluruh Indonesia, termasuk Provinsi Sumsel diharapkan bisa menjangkau sekitar 95 anak-anak .
“Pemprov Sumsel pun memastikan anak-anak terlindung dari polio. Sejak lahir anak-anak sudah mendapat imunisasi di posyandu sebanyak empat dosis untuk polio. Imunisasi ini wajib diberikan pada anak dan merupakan hak anak. Tidak boleh ada orangtua yang melarang sang anak mendapat vaksin. Bahkan, orang lain pun tidak boleh menghalang-halangi anak diimunisasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Sumsel Dra Lesty Nuraini Apt MKes pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan PIN Polio Penggantian toPV menjadi bOPV dan Introduksi IPV di Hotel Swarna Dwipa, Selasa (1/2).
Di Sumsel sendiri sudah ada surat edaran Gubernur Sumsel dalam mendukung kegiatan ini.
Lesty mengatakan vaksin polio ini bagian ada rencana eradikasi secara global. Indonesia bagian dari itu. Strategi Indonesia kekebalan anak dibuat PIN polio.
“Baru di Yogyakarta yang sudah pakai injeksi. Sedangkan provinsi lain termasuk Sumsel vaksin polio oral yang akan dilaksanakan 8-15 Maret 2016. Imunisasi polio ini penting agar anak balita tidak terkena polio atau lumpuh layu,” kata Lesty.
Adapun sasaran PIN Polio ini menurutnya terhadap anak balita usia 0-59 bulan. Di Sumsel sendiri tercatat ada 861.249 anak balita.
“Harapan cakupan 95 persen anak dapat imunisasi polio melalui Pekan Imunisasi Nasional ini,” kata Lesty.
Menurut Lesty keberhasilan PIN Polio ini ujung tombaknya ada di Puskesmas bersama kader yang mengadakan.
“Tim teknis 7.463 Pos PIN. Tidak terlepas dari peran PKK dan pemerintah. Kegiatan PIN Polio ini sudah kita sampaikan Surat Edaran Gubernur kepada kabupaten/kota untuk melaksanakan PIN polio. Warga yang masih ragu mengkhawatirkan kehalalan vaksin secara keseluruhan sudah ada surat dari MUI No 4 Tahun 2016 bahwa imunisasi diperbolehkan. PIN polio ditetes. Sangat jarang ada dampak KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi). Soaialisasi ke kabupaten/kota dan memberikan informasi ke media cetak. Talkshow di radio dan interaktif di televisi,” katanya.
Menurutnya pada April 2016, dilakukan penggantian jenis vaksin trivalent oral polio vaccine (tOPV) ke bivalent oral polio vaccine (bOPV) artinya mengganti jenis vaksin polio dari tiga tipe virus ke dua tipe virus.
Kemudian pada Juli 2016, dilakukan introduksi jenis vaksin Inactivated Polio Vaccine (IPV) atau vaksin dengan virus inaktif yang diberikan melalui suntikan kepada bayi usia empat bulan.
“Pokoknya petugas PIN ada di Pos nanti masyarakat datang membawa anaknya untuk di PIN Polio, setelah itu , khan ada sasaran, jika kurang sasaran ada sweping untuk mengetahui dan melengkapi anak-anak  balita yang belum di PIN Polio,” katanya



Leave a Reply