- March 4, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP-Presiden RI Joko Widodo mengatakan, tol Palindera merupakan cabang dari poros Lampung-Palembang-Aceh yang terintegrasi dalam Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Meski belum semacet Jakarta, lalu lintas di Kota Palembang semakin padat akibat penambahan kendaraan yang tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan.
“Dilihat sehari-hari, kemacetan Palembang sudah mulai. Melihat seperti ini, kita mengantisipasinya jangan 5-10 tahun kedepan, namun 50-100 tahun kedepan. Akan seperti apa Palembang kalau kita gak siapin infrastruktur terlebih dahulu,” tuturnya saat meninjau pengerjaan jalan tol Palindra, Kamis (3/3).
Dirinya menjelaskan, bila pembangunan infrastruktur tidak didahulukan, nantinya lahan yang saat ini belum digunakan tersebut, akan dibangun menjadi rumah pemukiman atau pun gedung-gedung. “Bila sudah seperti itu, pembebasan jadi sangat mahal,” lanjutnya.
Oleh karena itu, pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur dasar di seluruh daerah, khususnya Sumsel. Hingga sekarang, progres pengerjaan fisik tol Palindera baru mencapai 11 persen.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, lokasi pembangunan yang rawa membuat PT Hutama Karya sebagai kontraktor, harus menggunakan teknologi vacuum terlebih dahulu untuk menyedot air dari dalam tanah sebelum menimbunnya dengan tanah untuk perkerasan.
“Kita harapkan bulan depan mulai di aspal dan insya Allah pertengahan tahun 2017 selesai,” harapnya.
Sementara itu untuk pembebasan lahan, baru 71 persen lahan yang dibebaskan. Dari total 624 persil, 173 persil telah clean and clear. Sebanyak 160 persil telah dibayarkan dan 13 lainnya masih dalam proses validasi. Sekira 347 persil lainnya masih dalam tahap konsinyasi di Pengadilan Negeri Kayuagung dan Palembang, dan 62 sisanya masih berpotensi lain-lain.
“Biasalah (pembebasan lahan terhambat-red). Di sini ada, di lampung ada, di Sumut juga ada, tapi Insya Alloh tidak ada masalah,” tukasnya.
Sementara itu, PPK Pengadaan Jalan Tol Palindera Kementerian PU Adi Gunadi menuturkan, adanya 347 bidang yang dikonsinyasikan ke PN karena lahan tersebut sengketa kepemilikan.
“Satu bidang bisa diakui kepemilikannya oleh dua hingga enam pemilik lahan. Oleh karena itu kami konsinyasikan penyelesaian sengketa tersebut di pengadilan negeri,” tuturnya.
Agar tak mengganggu progres pembangunan, Kementerian PU menitipkan uang pembebasan lahan ke pengadilan negeri, untuk seterusnya disidangkan dan diputuskan siapa pemilik yang akan menerima dana tersebut.
Ia menambahkan, hingga saat ini 89 bidang sudah ditetapkan pemilik sesungguhnya dan menerima uang ganti pembebasan di PN Kayuagung senilai Rp13,5 miliar. Sisanya 258 bidang yang sengketa masih dalam proses.
“Uangnya sudah ditransfer ke PN Kayuagung senilai Rp 21,8 miliar. Berdasarkan UU nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, Kemen PU hanya membayar uangnya saja, BPN yang mengukur lahannya. Uangnya sudah kita transfer ke PN, jadi pengerjaan tak terganggu,” katanya.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin berujar, progres tol Palindra kini sudah berjalan melebihi target rencana sebelumnya tanpa kendala berarti. Saat ini, progres pembangunannya sudah selesai sejauh 4-5 km. Pengerjaan terus berjalan konsisten mengejar target tiga tahun pembangunan.
“Target pengerjaan selesai 2017 mendatang, jauh sebelum Asian Games 2018 dimulai, jalan tol sudah bisa digunakan oleh seluruh masyarakat Sumsel,” ungkap Alex.
Untuk seksi 1 dari akses Pemulutan-SS Pemulutan, pengerjaan konstruksi mencapai 20,83 persen, seksi 2 dari SS Pemulutan-akses KTM masih nol dan seksi 3 dari akses KTM hingga SS KTM sudah mencapai 6,478 persen. “Waktu untuk pengerjaannya tinggal dua tahun lagi, jadi progresnya terus dikebut,” lanjutnya.
Sementara itu, Manager Umum Pembangunan Tol Palindra PT Hutama Karya (HK, A Darius mengatakan, pihaknya sebagai kontraktor Palindra menargetkan pada 2018, tol tersebut dipastikan sudah bisa digunakan.
Darius menuturkan, nantinya bakal ada dua pintu keluar tol Palindra. Yakni pintu keluar akses Pemulutan dan pintu keluar akses KTM Rambutan. Teknis pembangunan tol Palindra menggunakan sistem vacuum karena konstruksi diatas lahan rawa.
“Progres kontruksi hingga Februari 2016 sudah mencapai 11,26 persen. Pekerjaan yang sudah dilakukan berupa land clearing 11.330 meter, dan geotekstile woven 5.075 m,” ujarnya.
Sementara Material pengisi badan jalan (pasir) 4.425 meter, jalan kerja 8.082 meter, instal OVD 2.875 meter, dan instal PHD 2.875 meter, geotekstil non woven diatas pasir 2.800 meter, geomembrane 2.800 meter, geotekstile non woven diatas geomembrane 1.600 meter, timbunan tanah belum top grade 3.950 meter, proses vacuum 1.900 meter dan agregat kelas B 700 meter.
Progres teknis pembangunan, di seksi 1 sudah melakukan persiapan precast box culvert, pengecoran pile cab abutment 1 jembatan pipa gas, pemancangan abutment 2 jembatan pipa minyak 1, pemancangan abutment 1 jembatan pipa minyak 2, dan setting alat pancang & marking point jembatan jalan warga dan saluran.
“Sedangkan akses Pemulutan sedang pemancangan abutment 1 untuk jembatan akses masuk Pemulutan. Untuk seksi 3 ada pengecoran box tunnel dan mobilisasi alat pancang jembatan,” tandasnya.