- March 4, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Sumatera Selatan memiliki enam fokus garapan program KKBPK di tahun ini. Hal tersebut mengacu pada rencana strategis program yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019.
Di antaranya menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP), menurunkan angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun), meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR). Lalu menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmeetneed), menurunkan angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 tahun), dan menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun).
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumsel Drs Ary Goedadi mengatakan, dari sisi program, capaian total Peserta KB Baru (PB) 2015 tercapai 100,5 persen. PB Wanita 90,6 persen, PB Pria 359,3 persen, PB MKJP sebesar 258,9 persen terhadap PPM.
Untuk capaian total peserta KB Aktif (PA) sebesar 123,3 persen, PA Pria sebesar 289,5 persen, PA Wanita 118,7 persen, PA MKJP sebesar 202,4 persen terhadap PPM. Sedangkan dari sisi anggaran tercapai 84,74 persen.
“Tantangan program tahun 2016 semakin besar. Mengingat dari sisi Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) Sumsel pada 2016 mengalami peningkatan sebesar 13,7 persen dari PPM Peserta KB Baru ditahun sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya, sejak program KB dicanangkan menjadi Program Nasional pada era tahun 70-an, peran tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat menjadi sangat menonjol bahkan menjadi titik sentral keberhasilan program melalui pendekatan kemasyarakatan, keagamaan maupun melalui adat istiadat dan budaya.
Bahkan sampai sekarang pun seiring dengan berubahnya dinamika di masyarakat yang semakin dinamis dan kompleks yang diakibatkan oleh berubahnya lingkungan maka peran serta tokoh masyarakat semakin diperlukan.
Membangun program Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan menanamkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga pada masyarakat diperlukan contoh yang langsung dan dekat dengan masyarakat.
Untuk itu diperlukan kearifan dan keteladanan dari para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk mengambil peran yang sangat besar dalam kelangsungan Program KKBPK di Sumsel.
“Syiar KB melalui kegiatan sehari-hari seperti dalam ceramah agama, tausiah pada pesta pernikahan atau berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya. Sehingga dengan demikian masyarakat dengan sadar mau menerima dan mengimplementasikan Program KKBPK,” jelas Ary.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel H Mukti Sulaiman menuturkan, perjalanan Program KB kedepan tidaklah mudah. Pekerjaan dan tanggung jawab melaksanakan Program sesuai amanat UU No.52 tahun 2009 tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, perlu dilakukan bersama sama dengan berbagai pihak.
“Yakni dengan mengedepankan prinsip-prinsip kerjasama dan Kemitraan yang dilandasi dengan semangat gotong royong dan kekeluargaan. Perlu adanya sosialisasi masalah KB dan kependudukan di Sumsel,” tandasnya. #idz