Dipulangkan Lebih Awal dari Sekolah, Tewas di Irigasi

indexEmpatlawang, BP-Dipulangkan lebih awal dari sekolah karena kelas mau digunakan ujian nasional, sejumlah siswa malah pergi ke bendungan irigasi. Ada yang bercengkerama, berfoto selfie, dan ada yang mandi di saluran irigasi Desa Tanjung Ning Simpang, Kecamatan Saling itu. Akibatnya fatal, tiga siswa SMK N 1 Empatlawang tewas hanyut dan tenggelam.
Ketiga korban tewas itu Novri (16), Pandri (16), dan Bayu (16). Lima siswa-siswi lainnya selamat, namun harus menjalani perawatan intensif di RSUS Tebing Tinggi karena sempat pingsan dan trauma.
Kejadian naas ini bermula saat rombongan siswa-siswi kelas X SMK Negeri 1 Empatlawang dipulangkan lebih awal lantaran ruang kelas akan dibersihkan untuk persiapan UN. Namun, bukannya pulang, 13 siswa-siswi janjian untuk jalan-jalan ke lokasi saluran irigasi.
Setibanya di lokasi korban Bayu dan Nopri langsung mandi. Siswa lainnya ngobrol dan berfoto selfi, dengan latar belakang saluran irigasi persawahan. Tak lama berselang, korban Pandri pun ikut mandi, padahal korban diketahui tidak bisa berenang. Korban Bayu dan Nopri pun mendampingi Pandri, karena khawatir dengan korban Pandri.
Yang ditakutkan korban Banyu dan Nopri pun terjadi, Pandri benar-benar terseret arus deras pusaran air irigasi. Melihat temannya dibawa arus, Bayu dan Nopri berusaha menyelamatkannya sekuat tenaga. Akan tetapi Bayu dan Nopri kehabisan tenaga, karena pusaran air irigasi sangat deras sehingga ketiganya tenggelam.
Nala salah satu teman ketiga korban mengaku, 13 yang ikut ke lokasi bendungan proyek hanya 4 orang laki-laki. Memang saat itu jam pulang sekolah lebih cepat karena ada persiapan UN.”Pulang sekolah kami bersama-sama ke bendungan irigasi rencana mau jalan-jalan saja. Tapi ada yang mandi dan terbawa arus,” kata siswa kelas X Akuntansi 1.
Sementara, wali Kelas X TMS 1, Apini Citra mengatakan, Pandri dan Bayu memang anak muridnya. Namun ia tidak mengetahui jika mereka dan teman-temannya setelah pulang sekolah pergi ke bendungan proyek irigasi. “Siswa kelas X pulang cepat karena ruangan mereka dipersiapkan untuk UN. Kemungkinan juga mereka saling ajak ke proyek bendungan karena Sabtu libur,” ujarnya.
Menurut Alpiansyah tiga orang temannya, Nopri, Bayu, dan Logo berusaha menyelamatkan Pandri. Namun hanya Logo yang selamat.  “Saat ini kami masih melakukan penyelidikan, saksi-saksi akan diperiksa nanti. Keterangan yang sementara kami terima seperti itu, namun kejadian ini kita duga ada unsur kecelakaan. Korban Pandri mandi, diduga tidak pandai berenang dan arus sungai cukup deras, dia terbawa arus,” ujar Kapolsek Tebing Tinggi, Kompol Alpiansyah Putra saat ditemui di RSUD Tebing Tinggi.#gun



Leave a Reply