Uji Kekerasan Tanah Lintasan LRT di Sungai Musi Butuh Waktu 2 Bulan

indexPalembang, BP-Pengerjaan tiang pancang jembatan light rail transit (LRT) atau kereta ringan dalam tahap proses dan disegerakan pembangunannya. Dua bulan ini para tim dari PT Waskita Karya sebagai pemegang proyek dalam tahap soil investigasi atau penyelidikan tanah.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Nasrun Umar juga sebagai Ketua Project Management Unit (PMU) LRT Sumsel, melalui Sekretaris PMU LRT Ahmad Wahidin mengatakan, lintasan LRT di atas Sungai Musi akan dibuat jembatan LRT. Ditargetkan akhir April pengerjaan tiang pancang sudah mulai.
“Progres saat ini tengah melakukan soil investigasi atau menyelidiki dan menguji kekerasan tanah yang butuh waktu sekitar dua bulan, pengujian ini jika selesai cepat maka akhir April sudah mulai dikerjakan untuk tiang pancangnya, jika tidak awal Mei,” katanya, Selasa (5/4).
Selain itu juga, proyek yang dikerjakan oleh Waskita Karya ini, persiapan lain untuk jembatan sebagai lintasan LRT di atas Sungai Musi juga on progress mobilisasi material dan alat juga beberapa pendukung lainnya.
“Alat yang digunakan untuk pengerjaan darat dan air itu berbeda, melakukan pancang di sungai membutuhkan ponton pancang atau sejenis kapal untuk melakukan pemancangan, selain itu struktur tanah juga berbeda sehingga bisa saja pemancangan menjadi sedikit lebih lama,” jelasnya.
Sementara itu, kata dia, hingga bulan lalu pengerjaan LRT telah menyelesaikan ratusan tiang pondasi. Untuk tiang pondasi rel LRT ini terdiri dari tiga tahap pembangunan, yakni pier I, pier II, dan pier III dengan total 2.061 titik tiang pondasi. Berdasarkan data hingga 18 Maret lalu, sudah ada 231 titik yang selesai.
“Pembangunan tiang pondasi rel LRT ini ada tiga tahap dan setiap tahapnya ada 867 titik pengerjaan, tahap I baru selesai 135 titik, tahap II 92 titik, dan tahap III, empat titik. Masih ada 2.370 titik lagi yang mesti segera diselesaikan,” terangnya.
Pembangunan pondasi tiang LRT harus memiliki ruang terbuka setinggi 5,2 meter – 6,9 meter. Kondisi ini mempengaruhi tiang pancang akibat ketinggian jalan yang menjadi bidang pengerjaan LRT berbeda-beda tiap zonanya.
“Untuk transportasi kereta api seperti LRT memiliki sudut kemiringan toleransi hingga enam derajat sehingga memungkikan tiang pondasi dibangun dengan ketinggian yang disesuaikan,” ujarnya.
Ketua Komisi VI DPR RI Hafidz Tohir saat melakukan peninjauan proyek pembangunan LRT di kawasan Bandara jalan Soekarno-Hatta Palembang mengatakan, hingga kini progres pembangunan LRT terus berjalan, progres pembangunannya telah mencapai sembilan persen.
Dia menegaskan, setelah dilakukan pembicaraan lebih lanjut dengan PU dan DPR RI, maka proses pembangunan tiga fly over tersebut akan dikerjakan menyesuaikan dengan jalur LRT yang dilintasi fly over. “Harus tetap jalan dan tetap dikerjakan. Karena bagaimana pun juga, jembatan itu kan untuk sarana mobil dan LRT transportasi kereta,” katanya.
Hafidz Tohir menegaskan, pihaknya akan memprioritaskan pendanaan lanjutan proyek LRT tersebut, lewat APBN Perubahan. “Kita akan maksimalkan, jangan sampai dana terhambat. Karena proyek ini harus selesai tepat waktu, dan menjadi kehormatan kita menjelang Asian Games 2018,” katanya.
Sedangkan Manager Zone I PT Waskita Muhammad Isa menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah menyelesaikan pembangunan sebanyak 62 kolom, dan 83 pelkeb dari 113 unit yang akan dibangun masing-masing. ”Kalau persentase ya susah, karena ini semua baru dimulai. Tapi kita terus membangun agar tepat waktu,” kata Isa.#pit/osk



Leave a Reply