- April 12, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Warung internet atau warnet menjadi tempat pelajar kalau bolos sekolah. Faktor internal sekolah dan kebiasaan mendorong perilaku ini.
SALAH satu warung internet di Kelurahan Sako menyediakan puluhan unit komputer, tentunya dengan akses internet. Hampir seluruh program ada di tiap komputer.
Pengunjung yang datang cukup beragam, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Tapi, seperti siang Kamis lalu, di antara ‘penghuni’ warnet ini ada lima pengunjung yang mengenakan seragam sekolah.
Mereka sudah ada di warnet sejak pukul 09.30. Mereka yang mengenakan atribut sekolah lengkap ini tampak asyik bermain game.
Setelah merasa puas dan waktu pulang sekolah berakhir, mereka beringsut meninggalkan warnet. Di jalan mereka berbaur dengan teman-teman seusia yang pulang dari sekolah. Jelas mereka akan pulang ke rumah dan bertingkah seakan-akan usai menuntut ilmu.
“Kita lagi main game dengan teman-teman, kita lagi santai saja,” kata seorang penghuni berseragam sebuah SMA negeri singkat kepada wartawan BeritaPagi yang berbaur di internet sebagai pengunjung. Berkata begitu siswa itu sambil langsung menutup identitas di baju dan identitas sekolah yang melekat di lengannya.
Hal serupa dijumpai di warnet Cinde. Tapi kali ini para siswa sudah melepas baju sekolah. Hanya saja celana sekolah dan tas masih melekat di tubuh tiga pengunjung itu.
Penjaga warnet, Adi, mengaku tidak terlalu memperhatikan pengunjung yang datang satu per satu. Warnet miliknya ditujukan bagi mereka yang membutuhkan internet untuk menggali informasi dan bermain game.
“Tapi kita akui, kalau warnet sekarang lebih mengedepankan game online tidak hanya sekadar browsing internet saja, game online ini memang lebih seru karena pemain bisa saling berinteraksi, tantangan pada game ini juga banyak disukai,” tuturnya.
Melihat fenomena ini, pengamat pendidikan dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Prof Dr Abdullah Idi, mengatakan, siswa bolos di jam belajar bukan hal asing di kota ini. Petugas keamanan sekolah dan guru kerapkali menemukan anak didiknya tengah asyik ‘nge-game’ di warnet.
Fenomena ini membuat berbagai tuduhan kepada anak yang tidak disiplin, iklim belajar yang tidak baik bahkan hingga tidak tepat memilih sekolah. Warnet, mal, menjadi salah satu di antara beragam tempat tujuan anak SMP dan SMA.
Faktor internal cukup mendukung siswa bolos sekolah. Kebiasaan anak yang tidak disiplin pun menjadi salah satu faktor. Membiasakan anak untuk sejak kecil sangat penting dan mesti dilakukan.
Selain menjadikan anak disiplin, ia mengatakan, yang penting juga memilih sekolah yang memang berkualitas seperti sekolah unggulan, favorit dan telah memiliki akreditasi terbaik.
Memilih sekolah yang bagus dan memiliki iklim belajar yang baik menjadi hal penting yang harus dilakukan orangtua. Jika lingkungan sekolah sangat baik, tidak dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran tersebut.
“Di usia yang remaja ini mereka masih belum cukup membuat benteng terhadap diri sendiri, masih harus banyak bimbingan. Nah, jika lingkungan sekolahnya tidak cukup mendukung, ini bisa terjadi, memilih sekolah adalah hal yang penting dilakukan orangtua,” katanya.
Menurutnya, dalam hal ini peran orangtua sangat dibutuhkan. Namun lagi-lagi banyak hal yang terkadang menjadi sandungan.
Selain faktor orangtua yang terkadang acuh, biaya tinggi untuk masuk sekolah bagus pun menjadi terkendala karena minimnya keuangan orangtua.
“Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya sang anak yang masih cukup labil ini menjadi anak bandel, suka bolos, bahkan tawuran. Anak tidak sepenuhnya patut disalahkan, karena orangtua dan lingkungan sekolah pun menjadi salah satu penyebabnya,” ujar Idi. #fit/ndi