- April 18, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Muaraenim, BP-Sedang berkumpul dalam pondok di tengah sawah di Talang Jernihan, Desa Bangun Sari, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muaraenim, satu keluarga tewas disambar petir, Minggu (17/4).
Bermula, keluarga yang berjumlah 12 orang ini berkumpul di dalam pondok yang ada di tengah sawah untuk memanen padi.
Hujan yang mengguyur cukup lebat membuat keluarga ini berkumpul di dalam pondok beratap daun tepas. Mereka tak segera pulang dan menunggu hujan reda. Namun hujan disertai petir itu tak kunjung berhenti.
Hingga akhirnya satu sambaran petir yang menghantam, dengan seketika menewaskan tujuh orang yang ada di dalam pondok serta menyebabkan salah satu tiang gubuk hancur.
Ketujuh korban tewas yakni M Pawi (60), serta empat orang anaknya Sudomo (36), Hendro Saputra (34), Susili (40) dan Darius (45). Serta dua cucunya Dunan (8) dan Pekin (8).
Sedangkan empat orang yang mengalami luka bakar serius dan dalam keadaan kritis, yakni Rusnani (60), Rili (30), Candra (35), Abek (10). Keempatnya dibawa ke RS Bunda Prabumulih untuk mendapat perawatan.
Di tengah kejadian, Asmiliyani (30), salah satu anggota keluarga yang berhasil selamat meski sama-sama berada di dalam pondok, meminta pertolongan kepada tetangga di kebun untuk membawa korban ke rumah sakit.
Kapolres Muaraenim AKBP Nuryanto, melalui Kapolsek Gunung Megang AKP Indra Kusuma, mengatakan, setelah menerima laporan pihaknya langsung melakukan identifikasi terhadap jenazah para korban.
“Kejadian itu murni akibat tersambar petir dan korban yang mengalami luka menjalani perawatan di RS Bunda. Sedangkan korban yang meninggal dunia dibawa keluarganya untuk disemayamkan,” ujarnya.
Camat Gunung Megang Kurniawan membenarkan kejadian yang menimpa warganya tersebut, setelah menerima laporan dari Kades Bangun Sari.
“Sebelum kejadian mereka berteduh di pondok dan saat itu lah tiba-tiba ada petir dan menghantam pondok itu,” imbuhnya.
Dirinya menjelaskan seluruh tewas telah dibawa keluarganya ke Pagar Agung, Desa Sugiwaras, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muaraenim.
“Karena memang keluarga korban berasal dari sana, meski tinggal di Desa Bangun Sari dan karena keluarganya ini banyak yang meninggal sehingga keluarga di Pagar Agung yang mengurus,” jelasnya.
Hal senada dikatakan Kepada Desa Bangun Sari Abdul Rahman, korban tewas dibawa ke desa asalnya untuk dikebumikan. Meski sudah sejak 1971 tinggal dan menjadi warga di Desa Bangun Sari.
“Lokasi sawah itu sekitar 10 kilometer dari desa dan saat kejadian ada sebagian di bawah pondok yang berukuran 4X5 meter itu dan memang saat itu terdengar tiga kali petir dengan suara keras,” tandasnya. # nur