- April 22, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
No Comments

“Dengan adanya TTI di sejumlah pasar tradisional di Sumsel, kita harapkan kestabilan harga terjaga dan jangan sampai pada musim panen harga gabah jauh meningkat diakibatkan adanya mata rantai pasokan hasil pertanian,” ungkap Mukti saat Launching TTI Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) Tahun 2016 di Halaman Pasar Bukit Kecil (Pasar Gubah), Senin(28/3).
Mukti mengatakan, TTI ini ditujukan untuk menyerap produk pertanian, menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di tingkat petani serta memberikan stabilisasi harga dan kemudahan akses pangan di tingkat konsumen.
“Hasil pertanian dapat secara langsung dijual ke pasaran yang dikoordinir Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tanpa perlu lagi melalui tengkulak, sehingga dapat dipastikan harga beras yang didapatkan akan jauh lebih baik,” terangnya.
Menurut Mukti, mata pencaharian masyarakat Sumsel 70 persen di bidang pertanian secara luas. Untuk itu, Pemprov Sumsel sangat menyambut baik launching TTI ini dengan harapan kesejahteraan petani Sumsel dapat terus meningkat.
“Kita harapkan TTI juga dapat disambut baik masyarakat dan dimanfaatkan Gapoktan Sumsel,” harap Mukti.
Sementara itu, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Tjuk Eko Hari Basuki mengatakan, Pemerintah mencoba mengembangkan TTI di 33 Provinsi di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian petani dan masyarakat sehingga terus terjaga. Menurutnya, dengan adanya TTI petani dapat menjual hasil pertaniannya dengan harga yang menguntungkan dan sebaliknya kemampuan daya beli masyarakat meningkat.
“Seperti halnya launching TTI di Palembang merupakan yang pertama di Indonesia. Walaupun pada awalnya sedikit terlambat, namun hasil akhirnya membuktikan Sumsel pertama di Indonesia melaunching TTI,” pungkas Tjuk Eko.