- April 26, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Muaradua, BP-Akibat hujan deras di hulu sungai sejak sore hari hingga malam hari, Sungai Selabung yang membelah Kota Muaradua meluap hingga ke pemukiman warga.
Luapan banjir bandang Sungai Selabung ini merendamem empat desa di tiga kecamatan, yakni Desa Tanjung Raya, Kecamatan Buaya Sandang Aji, Desa Kuripan II, Kecamatan Tiga Dihaji, Desa Sukaraja II, Kecamatan Muaradua, dan Desa Sukabanjar, Kecamatan Muaradua, sekitar pukul 23.00, Sabtu (23/4) malam.
Informasi yang dihimpun di lapangan, banjir bandang datang secara tiba-tiba ini, merendam ratusan rumah penduduk di empat desa tersebut, dan sejumlah barang berharga, serta hasil panen seperti padi dan jagung.
Selain itu, banjir tersebut memutuskan jembatan gantung penghubung Desa Sukaraja menuju Kecamatan Buay Sandang Aji, dan tanggul penahan air di desa setempat ikut roboh.
Tak hanya sampai di situ, warga yang terkena banjir pada malam itu juga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Salah satu korban, Mastulin, warga Desa Tanjung Raya, mengatakan, tidak mengira kalau malam itu akan terjadi banjir, karena hujan turun tidak terlalu lebat. “Saya tidak menyangka kalau malam ini akan banjir, makanya saya dan anak tidur dan sekitar jam 23.00, ada orang ribut mengatakan banjir dan ternyata air sudah berada di depan rumah, ” katanya (24/4).
Mastulin menjelaskan, melihat air terus melonjak naik hingga lutut orang dewasa, ia beserta tetangganya panik dengan keadaan tersebut, dan menyelamatkan tumpukan padi dan barang yang berharga lainnya.
“Siapa yang tidak panik, kalau airnya sudah masuk rumah, sedangkan tumpukan padi yang ada di rumah banyak. Untungnya keluarga dan warga lainnya membantu kami di sini,” jelas Tulin.
Ia menambahkan, meskipun banjir bandang ini tidak menimbulkan kerugian, akan tetapi ruangan rumahnya tertimbun lumpur pekat bercampur sampah dedaunan. “Sementara waktu, kami masih mengungsi di rumah keluarga, karena di dalam rumah banyak lumpurnya,” cetus dia.
Senada dikatakan warga lainnya, Ahner. Ia dan keluarganya terjebak di dalam rumah dan terpaksa naik ke lantai dua. Saat mengetahui adanya banjir, ketinggian air di halaman depan rumahnya sudah 1 meter lebih.
“Sudah tidak bisa keluar lagi, makanya saya cepat-cepat menyelamatkan barang yang dianggap berharga, sedangkan anak saya suruh duluan naik ke atas,” katanya.
Menurut dia, kawasan desanya khususnya di bagian bawah dekat dengan bantaran sungai, merupakan daerah yang mudah terkena banjir bandang.
“Tiga tahun yang lalu banjir serupa pernah merendam pemukiman kami di sini, dan kali ini terulang kembali,“ tuturnya.
Anton, warga Desa Sukaraja II, mengatakan, desanya kini terisolir, karena satu-satunya jembatan penghubung terbawa arus.
“Kami di sini terancam terisolir, karena jembatan penghubung itu roboh diterjang air,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten OKUS Mahfi Abubakar, SE, melalui Sekretaris BPBD Uliyanti, SE, ketika dikonfirmasi membenarkan luapan Sungai Selabung merendamkan ratusan rumah penduduk. Akan tetapi peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
“Tim dari BPBD dan relawan pagi sudah meluncur ke lapangan, dan hasil surveynya memang tidak ada korban jiwa, tapi mengakibatkan kerusakan cukup parah, terutama sawah dan perkebunan,” terang dia.
Wanita yang kesehariannya dipanggil Ulik ini mengimbau warga yang terkena banjir bandang mengungsi ke tempat yang lebih aman, karena potensi banjir susulan.
“Intensitas hujan masih tinggi, dan dikhawatirkan ada banjir susulan. Makanya korban banjir maupun yang dekat dengan bantaran sungai mengungsi dulu ke tempat keluarganya yang lebih aman,” imbau Ulik.
Gagal Panen
Banjir bandang yang menerjang Bumi Sersan Seandanan di empat desa pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00, menyisakan kesedihan bagi para petani. Ratusan hektar lahan sawah dan perkebunan lada maupun kopi milik mereka terendam air, sehingga terancam gagal panen.
Pantauan BeritaPagi di lapangan, Minggu (24/4), padi yang sebelumnya tegak dengan buahnya berwarna kuning kini berubah menjadi cokelat akibat tertimbun lumpur, bahkan areal persawahan mereka sudah menjadi hamparan air.
Bukan hanya padi yang akan mengalami gagal panen, kebun lada milik petani juga terancam gagal panen, karena dua minggu ke depan akan mengalami kerontokan lantaran akar tanaman ladanya busuk dan mati.
Permato, petani di Desa Tanjung Raya, mengatakan, sawah miliknya mengalami kerusakan berat dan padi yang siap panen hampir seluruhnya hanyut terbawa arus air.
“Lihatlah, semuanya rusak, mulai dari petak sawah, sampai tanaman padi hanyut dan ada yang terendam lumpur. Itu pun bukan milik saya saja, tapi semua sawah di wilayah ini,” katanya.
Menurut dia, akibat kerusakan tersebut, para petani mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah, karena dihitung dari modal awal, mulai dari membajak, menanam, memupuk, dan berikut padi yang dibawa oleh air.
“Kalau soal kerugian tentu bisa mencapai puluhan juta, hal ini bisa kita buktikan dari jumlah luas sawah, dan hasil dari masing-masing pemilik sawah,” ujarnya.
Senada dikatakan oleh Muji, warga yang sama. Dua hari sebelum banjir, ia mengarit padi dan ditumpukkan menjadi satu untuk merontokkan buahnya. Saat banjir datang, padinya hanyut terbawa air.
“Rencananya hari ini saya mau merontokkan padi, tapi banjir keburu datang,” katanya dengan nada lesu.
Ia menambahkan, meskipun sisa padi masih ada tertancap di sawah, namun sudah bercampur lumpur, dan sulit untuk dipanen, bahkan padi akan busuk.
“Entahlah mau gimana lagi, Kak. Lesu saya mikirinnya, terlalu banyak modal keluar,” keluh dia.
Sementara itu, anggota Badan Pemberdayaan Desa (BPD) Tanjung Raya, Nangcik, menjelaskan, dari 105 hektar sawah di desanya, lebih separuh terendam banjir.
“Hampir semua sawah di desa kami terendam banjir, tapi kami masih beruntung sekitar 50% sudah dipanen,” jelas dia.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKUS Mahfi Abubakar, berdasarkan laporan timnya diperkirakan 35 hektar sawah terendam banjir dan gagal panen.
“Data itu belum pasti, masih ada yang belum melapor, dan belum terpantau oleh kami,” katanya. # bob