KEK TAA Buka Peluang Penggunaan SDA

1Palembang, BP-Tantangan dunia pertambangan khususnya batubara ke depannya dinilai relatif berat. Hal itu disebabkan oleh harga komoditas tersebut yang berangsur menurun dan penggunaan dunia akan bahan bakar fosil semakin kecil. Sumatera Selatan yang kaya sumber daya alam fosil harus cerdik dalam mengeksploitasinya.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin menuturkan, Indonesia merupakan negara yang memiliki SDA dengan jumlah yang sangat banyak. Sebagian besar SDA yang ada di Indonesia ini berada di Sumsel, salah satunya batu bara. Sebanyak 48,35 persen cadangan batu bara Indonesia berada di Sumsel.
“Jadi batubara yang ada di Indonesia, setengahnya ada di Sumsel. Batubara juga sebagai penerbit fosil yang menjadikan energi tenaga listrik dan sebagainya,” ujarnya saat menerima jajaran PT Bukit Asam di Griya Agung Palembang, Selasa (26/4).
Namun dengan kondisi bisnis batubara yang saat ini sedang menurun, dirinya berujar, para pengusaha, BUMN, BUMD, dan investor harus jeli melihat kesempatan. Karena selain batubara, masih banyak SDA di Sumsel yang belum dieksploitasi secara masif, semisal panas bumi.
Dirinya pun menjelaskan, saat ini tujuan utama ekspor komoditas dari Sumsel, termasuk batubara, yang terbesar yakni ke Tiongkok. Namun Tiongkok tengah membangun pembangkit listrik besar-besaran di kawasan Mongolia yang dapat ditransmisikan secara tegangan tinggi lebih dari 3.000 km ke selatan menuju Huangzo. Kalau proyek ini selesai, bisa dipastikan Tiongkok tidak memerlukan lagi batubara dari luar, termasuk dari Indonesia Sumsel.
“Dengan begitu, sekarang tujuan eksploitasi SDA ini harus agak dirubah, bisa digunakan untuk keperluan dalam negeri. Saat ini tengah dibangun Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-api. Setelah fasilitas disana selesai, seluruh SDA sebagian besarnya bisa diserap di sana, ini tentunya akan menguntungkan,” ujarnya.
Dirinya menuturkan, di KEK TAA akan banyak para investor yang akan berinvestasi, ditambah lagi pemerintah akan membangun satu dari empat kilang minyak baru berkapasitas 300.000 barel per hari. Prospek TAA dengan dimasuknya kilang minyak, Dubai Port dan lainnya ini juga sangat menyerap dan memerlukan energi batubara.
Ketua Project Management Unit (PMU) KEK TAA Regina Ariyanti mengatakan, saat ini pihaknya pun masih menunggu komunikasi selanjutnya dari Dubai Port, Oropesa Port Managemen,  dan PT Pelindo yang sama-sama tertarik mengelola pelabuhan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam, Arviyan Arifin menyampaikan, memang tantangan PT BA relative kedepan cukup berat. Dengan terjadinya penerunan seperti yang sudah terjadi pada tahun kemarin indeks batubara masih 60 sekarang 50.
Ini menunjukkan bahwa suatu sinyal indeks memang tidak bisa dikontrol. Oleh sebab itu, kalau tidak bisa mengontrol harga tentu ada hal-hal yang bisa dikontrol dalam perusahaan supaya poin-poin perusahaan ini tetap bisa berjalan kemudian visi-misi perusahaan bisa jalan dan yang penting lagi dampak kepada pemerintah dalam hal pendapatan, pemerintah daerah dan masyarakat sekitar tambang.
“Jadi kita semua melalui tantangan yang memang harus kita hadapi dan kita juga bertekad bahwa apa yang sudah kita rencanakan di tahun 2016 bersama teman-teman akan kita capai kalau perlu lebih dalam hal terkait kinerja dalam  perusahaan keseluruhan,” ungkapnya. #idz



Leave a Reply