- April 29, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Lubuklinggau, BP-Jalan kabupaten menuju ke Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara rusak parah. Masyarakat menderita. Perlu waktu lama untuk menuju Kota Lubuklinggau.
Sudah beberapa hari ini, jalan kabupaten menuju ke Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara rusak parah. Dengan kondisi jalan rusak tersebut perjalanan menuju Kota Lubuklinggau dan sekitarnya yang normalnya ditempuh selama tiga jam, bisa memakan waktu 6-7 jam. Lamanya perjalanan tersebut disebabkan kendaraan angkutan pedesaan (angdes) yang mengangkut penumpang masuk lumpur. Para penumpang harus bergotong royong mendorong mobil supaya tidak kelumpuran.
Tidak bisa dipungkiri jalan kabupaten menuju ke desa yang berbatasan dengan Muba ini rusak parah seperti kubangan kerbau. Masyarakat sudah lama mendambakan jalan bagus, karena jalan yang ada saat ini masih alami belum sedikit pun tersentuh pembangunan, baik semasa pemerintah Musirawas (Mura) maupun ketika sudah menjadi bagian dari Kabupaten Muratara.
Dikatakan Alam (30), warga setempat, sungguh ironis setiap musim penghujan atau usai banjir jalan yang dimaksud susah untuk dilalui baik itu roda dua ataupun roda empat.
Kondisi itu membuat masyarakat yang ingin bepergian seperti ke Rupit, Lubuklinggau dan Palembang, mesti menunggu lama hingga kondisi jalan itu kering. Jika dipaksakan maka mobil akan kelumpuran (masuk lumpur-red). “Kita harus menunggu jalan kering supaya kendaraan bisa lewat,”paparnya.
Senada dikatakan Haris (49), warga Desa Pauh, kondisi jalan seperti ini, tentunya sangat menyulitkan masyarakat untuk bepergian. Karena mobil ataupun motor tidak bisa melewati jalan itu. “Jika dipaksakan bisa-bisa mobil akan kelumpuran, sebab jalannya masih alami alias tanah liat,” ungkapnya.
Ia menceritakan, bukan hanya satu ataupun dua mobil yang kelumpuran setiap ingin ke Pauh, ataupun sebaliknya. Bahkan sedihnya, jalan ini belum pernah tersentuh oleh pembangunan. Melihat kondisi jalan rusak sebagai masyarakat terkadang merasa iri dengan daerah lain yang jalannya sudah bagus-bagus semua, sedangkan disini seperti kubangan kerbau.
“Belum sama sekali tersentuh pembangunan, padahal jalan ini adalah akses satu-satu untuk bepergian keluar desa,”jelasnya.
Ia mengharapkan kepada pemerintah untuk membangun jalan yang dimaksud, karena jalan tersebut adalah akses jalan satu-satunya. Jika setiap banjir tentunya Desa Pauh terisolir karena masyarakat tidak bisa keluar desa.
“Kita sangat mengharapkan kepada pemerintah untuk membangun jalan, karena itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebab akses jalan satu-satunya,” harapnya.
Sedangkan Camat Rawas Ilir Suharto, mengatakan, ketika musim penghujan atau usai banjir akses jalan Desa Pauh, rusak parah dan bahkan mobil ataupun motor tidak bisa melewati jalan tersebut. Menurutnya, kerusakan jalan yang dimaksud sudah sejak dahulu dan hingga sekarang. Bahkan itu akses jalan satu-satunya untuk masyarakat keluar seperti ke Rupit, Lubuklinggau dan Palembang.
“Memang itu akses jalan satu-satunya dan kondisi seperti itu sejak dulu hingga sekarang,” katanya.
Dijelaskan untuk memperbaiki jalan yang dimaksud pihaknya sudah berkoordinasi dengan perusahaan setempat untuk melakukan pengerukkan jalan supaya tidak lincin. “Kita minta bantuan kepada perusahaan untuk melakukan pengerukan jalan agar tidak licin,” bebernya.
Selain itu katanya, kepala desa sudah mengusulkan pembangunan jalan ketika melakukan Musrenbang ditingkat kecamatan. “Ya sudah diusulkan di Musrenbang tingkat kecamatan, akan tetapi berhasil atau tidak belum tahu,” tukasnya. #wan