- May 16, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Osaka, BP-Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerja sama dengan KJRI Osaka, Jetro, Kankeiren, Osaka Chamber of Commerce and Industry (OCCI) dan Bank of Tokyo-Mistsubishi UFJ (BTMU) menggelar seminar Peluang Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri di Indonesia.
Kegiatan seminar yang diselenggarakan di Hotel Imperial Osaka mendapat minat pebisnis Jepang yang tinggi, dihadiri 128 pebisnis dari beberapa sektor di antaranya manufaktur, energi, elektronik, otomotif, perkapalan, keuangan, asosiasi ekonomi, dan kalangan pemerintah.
Para pengusaha Jepang mengaku tertarik melakukan investasinya di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api karena letaknya yang strategis.
Konsul Jenderal RI Osaka yang dalam sambutannya mendorong pebisnis kedua negara untuk memaksimalkan hubungan Indonesia-Jepang yang baik guna meningkatkan kerja sama bisnis dan investasi yang saling menguntungkan.
Seminar menghadirkan Deputi Kepala BKPM bidang Perencanaan Penanaman Modal yang menyampaikan mengenai update kebijakan dan peraturan penanaman modal di Indonesia, Direktur Jenderal Departemen Riset Jetro Tokyo yang menjelaskan mengenai perkembangan dan peluang investasi Jepang di Indonesia serta Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin yang memaparkan mengenai KEK Tanjung Api-Api.
Seminar dan kegiatan project consultation tersebut diharapkan dapat mendorong pebisnis Jepang melakukan investasi di Indonesia, khususnya di KEK di luar pulau Jawa dan KI yang difokuskan pada industri padat karya, consumer goods, smelter tembaga, agro, chemical, pengolahan dan pemurnian nikel serta elektron.
Gubernur Alex Noerdin menyampaikan, peluang investasi di Sumatera Selatan khususnya di Tanjung Api-Api sebagai special economic zone.
Kawasan ini difokuskan untuk pengembangan industri seperti karet, kelapa sawit, dan petrokimia. Pelaksanaan Asian Games 2018 juga diharapkan dapat mendorong investasi Sumsel khususnya dari Jepang.
“Keunggulan lokasi yang strategis dan potensi sumber daya alam yang cukup melimpah merupakan potensi terbesar yang diharapkan dapat diolah di KEK TAA,” kata Alex Noerdin.
Jepang merupakan negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia yang sampai saat ini masih berfokus di Pulau Jawa. Tetapi kebijakan Pemerintah saat ini lebih akan mendorong investasi di luar Jawa, salah satunya Sumatera Selatan.
Untuk itu beberapa kebijakan pembangunan infrastruktur di Sumsel harus terus dipacu percepatannya antara lain pelabuhan, jalan tol, jalan kereta api.
Dari hasil project consultation ada beberapa perusahàan yang menginginkan informasi detil terkait KEK Tanjung Api Api. Salah satunya perusahaan yang saat ini sedang melakukan research untuk pembangunan pabrik olahan minyak sawit yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran yaitu CTI Enggeneering Co. Ltd.
Sementara Hirotaka Hiyama selaku Deputi pengembangan bisnis Jepang mengakui, Sumsel mempunyai potensi kelapa sawit yang cukup besar dan kejadian kebakaran hutan di Sumsel beberapa tahun ini cukup besar. Selain itu juga mereka melihat Australia sebagai pasar terbesar juga.
Melihat semua potensi ini pemerintah Jepang melalui EMATEC yang merupakan General Incorporated Foundation Environtmental Management &Technology Center bersama Mitshubishi UFJ Research and Consulting dan Suzuki Sangyo Co Ltd akan bekerjasama membangun Waste Water Treatment Plant di KEK Tanjung Api-Api.
Rencananya tahun ini akan dilakukan studi, 2017 menyusun DED dan tahun 2018 konstruksi.
“Kami bweharap dari dua ini dapat segera terwujud. Berbagai upaya tetap akan kita lakukan untuk menarik investasi di KEK TAA,” kata Hirotaka.#osk