Terpukau Tanjung Puting, Afsel Langsung Susun Paket Wisata

1Jakarta, BP-Program pengenalan daerah destinasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Familiarization Trip (Famtrip) sangat efektif. Daerah destinasi Taman Nasional Tanjung Puting, Pangkalan Bun, membuat 18 orang para wisatawan yang berprofesi sebagai pelaku travel agents dan tur operator di Afrika Selatan itu kepincut.
“Kami sudah bisa membayangkan akan membuat paket wisata seperti apa ke tempat ini, tempat yang sangat fantastis dan indah, serta sangat natural,” ujar Shona May Pittaway salah satu operator besar asal Afrika Selatan Perfect Destination.
Di Afsel, Perfect Destination merupakan salah satu operator terbesar di Afsel. Dia memilki sekitar 147  jaringan tour travel yang memiliki ribuan orang pelanggan. Shona mengaku ini untuk pertama kalinya mengunjungi Tanjung Puting, dan pertama kalinya mempersiapkan paket Tanjung Puting untuk masyarakat penggila alam di Afsel.
“Orang Afrika sangat banyak yang menyukai wisata alam seperti Rimba ini, karena Hutan di Afrika kering dan panas, terima kasih Kemenpar telah merealisasikan rencana kami yang jadi kenyataan ini, ini Hutan basah yang sangat fantastis, paketnya akan kami kombinasikan dengan daerah-daerah Indonesia lainnya yang sudah terkenal seperti Bali,” ujar wanita berambut pendek itu.
Shona datang bersama 18 teman-temannya yang semua profesinya sebagai pelaku Tour Travel yang diundang oleh Kemenpar. Rencananya, setelah dari Pangkalan Bun akan menuju Tour Java mendatangi Semarang dan Jogjakarta hingga tanggal 17 Mei, mendatang. Harapannya, para Tour Travel ini akan membawa masyarakat Afsel untuk mengenal Indonesia.
“Yang lebih menyenangkan lagi adalah, kami bisa melihat Orang Utan yang sangat langka di dunia, ini pengalaman yang membanggakan, akan kami kabarkan ke masyarakat Afsel, sangat unik dan berbeda,”kata wanita yang hobi baju warna biru itu.
Kemenpar memang sangat konsisten menjalankan programnya. Semua peluang dimaksimalkan dengan matang dan terencana. Salah satunya dengan program Famtrip. Tujuannya jelas, agar para wisatawan datang dan menyambangi Indonesia.
Dalam acara Famtrip tersebut, para wisatawan”spesial” itu diajak menyatu dengan alam. Para wisatawan naik kapal “klotok”, melalui rawa, rimba, eksotis, alam asli, tidak ada campur tangan manusia semuanya serba Hutan dan alam, diajak makan di sungai, tanpa lampu hanya dengan lilin, mendatangi raja Orang Utan.
Selain itu, oleh para pendamping dari Kemenpar diajak menginap di Rimba Lodge, bertemu dengan pemusatan Orang Utan di Camp Leaky di tengah Hutan, dengan dihiasi pemandangan rawa. Pada malam harinya, mereka diajak berpetualang di sungai di tengah Rimba dengan melihat kunang-kunang, Klotok dimatikan dan mereka hanya teriak. “Amazing, Wonderful Indonesia,” serentak semua berteriak.
“Mereka dipersatukan dengan alam, karena itu letak seksinya Indonesia. Selama ini wisatawan Afsel lebih paham dan hanya tahu Bali, nah, kita coba memperkenalkan destinasi baru, salah satunya dengan memperkenalkan Pangkalan Bun, yang juga sebuah keajaiban dunia karena langkanya Orang Utan,”ujar Asisten Deputi (Asdep) Pemasaran Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika Kemenpar, Nia Niscaya.
Pasar Afrika memang terus digenjot Kemenpar karena berpotensi menambah kunjungan ke tanah air. Buktinya, jumlah wisatawan Afrika ke Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Data Pusdatin Kemenpar dan BPS juga sama, tahun 2012 ada 37.306, tahun 2013 meningkat 42.607 wisman, dan di tahun 2015 naik lagi 45.276.
”Pasar Afrika itu mempunyai posisi  yang berbeda dari pasar lainnya yang  bukan hanya melihat 3-S nya saja. Itu yakni size or jumlah, spread or pengeluarannya or spending, sustainability or pertumbuhan, tetapi pasar ini mempunyai posisi politis yang strategis sebagai anggota negara Non Block juga negara OKI,” kata Nia.
Nia menambahkan, Afsel merupakan negara penting sebagai sesama anggota Konfrensi Asia Afrika (KAA) dalam hal ini pejuang kemerdekaan sesama negara-negara yang dijajah. ”Yang sangat potensial untuk menyasar Muslim Travellers. Selain itu, posisi Afsel juga merupakan negara yang kuat terkait diasingkannya Syekh Yusuf dari Makassar, selain itu juga Afsel merupakan penghubung dan negara punya hubungan baik dengan kita di kawasan Afrika, sangat berpotensi untuk Indonesia,” beber Nia.
Setelah Pangkalan Bun, rencananya rombongan akan menyambangi Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Sultan Jogjakarta, Candi Rara Jongrang. “Itu target kami, biar mereka bercerita, publikasikan keindahan kami dan ajak semuanya ke Indonesia yang indah ini,” tandasnya.
Menpar Arief Yahya menyebut Famtrip adalah bagian dari kegiatan sales dalam strategi promosi BAS. Sales dilakukan ketika Branding dan Advertising sudah semakin kokoh mengakar kuat. “Aktivitas sales itu antara lain, travel mart, sales mission, festival dan famtrip,” kata Menpar Arief Yahya.(*)



Leave a Reply