- May 18, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Palembang, BP-Penemuan empat mayat di Jalur 16, Trans Swakarsa Mandiri (TSM), Desa Indrapura, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin mulai menemukan titik terang.
Selain sudah mengetahui identitas keempat jenazah, yakni Tasir bin Syarat (65), Kartini binti Tasir (37), Winarti Binti Mansyur (14) dan Ariam binti Antar (6), polisi juga mengendus sosok di belakang pembunuhan itu.
Anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel bersama Polres Banyuasin yang mendatangi rumah korban menduga kalau kediaman Tasir merupakan tempat eksekusi sebelum dibuang ke perairan Muara Padang.
Dari dalam rumah di Desa Indrapura, Jalur 14 Air Sugihan ini petugas menemukan banyak bercak darah, sehingga Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol DTM Silitonga yang datang ke lokasi langsung memimpin olah TKP, Senin (16/5).
Kanit Pidum Polres Banyuasin Ipda Sugeng Sarwan ketika ditemui di sela-sela otopsi jenazah korban di Kamar Mayat Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel mengatakan pihaknya masih mengejar pelaku yang diduga lebih dari satu orang.
“Rumah korban ini berada di tengah sawah dan jauh dari penduduk dan dekat sungai. Di tubuh korban terlihat banyak luka bacokan dan jelas ini tindak kejahatan,” katanya.
Sedangkan mengenai sosok mayat laki-laki yang ditemukan kemarin di perairan Dusun Cahaya Kenten, antara Jalur 25 dan 23, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Sugeng memastikan bukan anggota keluarga Tasir.
“Mayat yang ditemukan pagi tadi (kemarin-red) bukan anggota keluarga Tasir. Karena mayat tersebut telah diambil keluarganya. Infonya mayat itu orang gila,” tutur Sugeng.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova menjelaskan, dengan terungkapnya identitas korban polisi mendapat bahan untuk melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku.
“Keempatnya merupakan keluarga yang sesungguhnya terdiri dari lima orang, yakni Tasir selaku kepala keluarga, istrinya serta seorang anak dan dua orang cucu,” jelasnya.
Namun korban bernama Ropiah (66) yang merupakan istri Tasir sampai saat ini belum ditemukan. “Pagi ini (kemarin), Dirreskrimum bersama rombongan serta Tim Lafbor telah menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP,” tandasnya.
Sedangkan dari informasi yang dihimpun, korban merupakan warga transmigrasi baru di Jalur 16, Desa Indrapura yang berasal dari Pulau Jawa dan akan menjadi petani di daerah itu.
Tasir sendiri telah menjual tanah miliknya di Jawa seharga Rp600 juta. Namun, uang tersebut telah dititipkan korban kepada keluarganya. Hingga muncul dugaan kalau korban tewas dibantai dengan motif perampokan.
“Katanya jual tanah di Palembang uangnya Rp600 jutaan. Kemudian beli tanah yang sekaligus ada rumah di Desa Indrapura. Kabarnya sisa uang dititipkan. Tapi pastinya saya gak tahu,” kata Karso, teman korban.
Menurut Karso, rencananya rumah yang sudah dibeli tersebut baru akan ditempati keluarga korban pagi sebelum kejadian. “Malah katanya rumah yang sudah dibeli itu sudah dibersihkan, pokoknya besok mau ditempati,” imbuhnya.
Dirinya memaparkan selama ini keluarga Tasir merupakan warga yang pendiam dan tidak banyak ulah. Ia sendiri terakhir bertemu dengan saudara jauhnya itu ketika menggiling padi hasil panen Tasir tahun lalu.
Seperti diberitakan sebelumnya, pertama kali ditemukan dua jasad pria dan wanita terbungkus karung yang hanyut di perairan setempat, pada 13 Mei. Diketahui bernama Tasir bin Syarat (65) dan Kartini binti Tasir (37).
Lalu keesokan harinya saat petugas melakukan penyisiran. Kembali ditemukan sesosok mayat wanita bernama Winarti Binti Mansyur (14) di sekitar penyeberangan Sungai di Dusun Betet atau tiga kilometer dari lokasi pertama.
Kondisinya tanpa kaki kanan dan tangan kiri serta wajah yang sulit dikenali, lantaran wajahnya disekap menggunakan kain sama seperti dua jasad pertama.
Lalu kembali ditemukan jasad anak-anak (14) bernama Ariam binti Antar (6) di perairan Jalur 14, Dusun Betet, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Minggu (15/5).
Guna kepentingan penyelidikan, anggota Polres Banyuasin membawa jasad korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk dilakukan otopsi oleh tim medis.#osk