- May 23, 2016
- Posted by: admin
- Category: Berita
Padang, BP-Fasilitas transportasi dengan destinasi wisata bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Hal itu yang terjadi bagi Pariwisata di Sumatera Barat. Betapa tidak, provinsi yang beribukota-kan Padang itu kini “pintu masuk”nya mengalami pengembangan di Bandara Internasional Minangkabau, Padang.
”Sebuah hasil kerja dari Departemen Perhubungan yang perlu diberikan apresiasi tinggi. PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan pengembangan di Bandara Internasional Minangkabau, Padang, dengan memperluas bangunan terminal penumpang, memperpanjang runway, dan mengintegrasikan bandara dengan stasiun kereta. Sebuah kabar yang baik untuk Pariwisata Sumbar,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Burhasman.
Apalagi jelas kabar tersebut sangat cocok dengan apa yang telah dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya, beberapa waktu lalu. Setelah Rapat Koordinasi Provinsi Sumatera Barat bersama 19 Bupati-Walikota di Padang, Menpar langsung tancap gas, menyusun planning untuk Sumber sebagai Halal Destination. ”Ini artinya gayung bersambut dengan kondisi pengembangan bandara,” ujar Burhasman sumringah.
Carocok, Painan, Sungai Nyalo merupakan nama-nama tempat wisata yang pintu masuknya dari bandara tersebut. Potensi Mandeh sebagai “Raja Ampat”-nya Sumbar luar biasa. Alamnya bagus. Bisa dikembangkan sebagai wisata bahari yang indah. Sedang dibangun akses dari bandara Padang ke kawasan Mandeh tembus ke Sungai Nyalo. Padang diprediksi akan semakin ramai.
Head of Corporate Secretary & Legal PT Angkasa Pura II Persero Agus Haryadi mengatakan, pada tahap I bangunan terminal penumpang diperluas menjadi 36.789 m2 sehingga dapat menampung pergerakan sebanyak 3,7 juta penumpang per tahun, kemudian pada tahap II akan dikembangkan menjadi 49.124 m2 guna menampung 5,9 juta penumpang per tahun.
”Seiring dengan perluasan terminal penumpang, jumlah konter check-in akan bertambah menjadi total 32 konter dengan 5 conveyor belt pengambilan bagasi,” jelasnya dalam keterangan resminya.
Lebih lanjut Agus mengatakan, konsep di dalam terminal juga akan diubah dengan memasukkan seluruh fasilitas pelayanan seperti toilet, musholla, nursery room, kids zone, dan area komersil ke dalam ruang tunggu keberangkatan sehingga menciptakan ruang lebih luas bagi penumpang pesawat. ”Adapun pengembangan terminal di Bandara Internasional Minangkabau memiliki desain modern dengan mengedepankan karakter dan kearifan lokal Sumatera Barat,” jelasnya.
Masih kata Agus, pengembangan di sisi udara menyentuh pengembangan runway dari saat ini berukuran 2.750 x 45 m2 menjadi 3.000 x 45 m2 guna mengakomodir operasional pesawat berukuran lebih besar. Jumlah taxiway juga akan bertambah menjadi 8 taxiway sehingga akan memperlancar lalu lintas pesawat di sisi udara guna meningkatkan on time performance maskapai dan mengakomodiri lebih banyak operasional penerbangan. ”Guna memberikan alternatif transportasi bagi masyarakat, Bandara Internasional Minangkabau akan segera terintegrasi dengan jalur kereta api dan sejalan dengan hal tersebut akan didirikan bangunan penghubungan sepanjang 202,5 m antara bandara dengan Stasiun Kereta Api,” tambahnya lagi.
Adapun secara keseluruhan pengembangan kawasan Bandara Internasional Minangkabau merujuk kepada green building yang mengutamakan bangunan ramah lingkungan. ”Pengembangan ini diharapkan mampu menjadikan Bandara Internasional Minangkabau sebagai ikon kota Padang yang dapat dibanggakan masyarakat khususnya di Provinsi Sumatera Barat dan tentunya meningkatkan Pariwisata Indonesia,” jelasnya.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi kinerja Kemenhub yang terus mensupport Kementerian Pariwisata. Pengembangan destinasi dan industri pariwisata itu selalu berlaku hukum 3A. “Atraksi, Akses dan Amenitas. Kalau atraksi alamnya sudah bagus, maka akses tinggal diprioritaskan, nanti amenitas akan hidup sendiri oleh private sectors,” jelas Arief Yahya.(*)
[19:16, 5/22/2016] Ukus Kuswara Sesmen Pariwisata: News-3
Lagi, Aceh Gelar Festival Sabang Fair 2016
BANDA ACEH – Kota Aceh kembali punya gawean besar. Setelah sukses menggelar perhelatan Culinary Festival dan Banda Aceh Coffe Festival 2016, Kota Serambi Mekkah itu akan kembali menarik wisatawan dengan perhelatan Festival Sabang Fair (FSF) 2016. Kegiatan ini akan dilaksanakan, 22-27 Mei 2016.
”Event ini akan digulirkan di Gampong Kuta Timu, Kecamatan Sukakarya, Sabang, Aceh,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Aceh, Reza Pahlevi. Perhelatan tersebut dipastikan akan bertambah spesial dengan kehadiran negara-negara tetangga. Hampir semua negara ASEAN dipastikan ikut berpartisipasi.
”Semua sudah confirm mengirimkan perwakilannya. Ini karena lokasi Sabang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga. Oleh karena itu, pelaksanaan Sabang Fair 2016 akan terasa istimewa dengan kehadiran perwakilan dari negara tetangga ASEAN,” ujar Reza.
Bukan itu saja, Reza juga memastikan mengundang provinsi tetangga seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang akan menampilkan kesenian dan budaya masing-masing. ”Even ini digelar sebelum bulan puasa dan dipastikan akan meriah, karena ini adalah pentas seni kebudayaan yang kami adakan menjadi bagian agenda mempersiapkan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang akan diselenggarakan tahun 2017 nanti,” ujar Reza.
Sekadar informasi, kota Sabang terletak di Pulau Weh di ujung barat Indonesia. Sabang terkenal memiliki keindahan alam yang memukau serta atraksi budaya yang menarik. Reza juga menambahkan, dalam acara nanti juga akan digelar perlombaan yang nantinya memantik wisatawan untuk menikmati keindahan tarian Indonesia.
”Akan ada beberapa lomba, yang justru bisa menambah meriah kegiatan ini,”katanya. Lomba-lomba tersebut adalah, adalah: Lomba Tari Kreasi Baru Aceh Garapan, Lomba Musik Etnik Kolaborasi Aceh Modern, Lomba Cagok/Lawak Aceh, Lomba Pawai Budaya, Lomba Anjungan Pameran Kreatif Daerah dan Pertunjukan Seni atau Penampilan Sanggar Seni Se-Aceh.
FSF merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang, Aceh. Acara ini telah sukses terselenggara sejak tahun 2014 yang dimeriahkan dengan berbagai lomba dan penampilan eksebisi seni dari berbagai daerah di Aceh.
Tahun 2016 ini, Festival Sabang Fair ke-III akan kembali digelar mengusung tema “Menggenggam Senangat Tradisi” ini diikuti dan dimeriahkan oleh 23 Kabupaten/Kota se-Aceh serta Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Negara-negara ASEAN.
”Segala informasi mengenai penyelenggaraan Festival Sabang Fair 2016 termuat dalam situs officialhttp://www.
Apa kata Menpar Arief Yahya? “Bagus! Teruskan, tingkatkan kreativitasnya, perluas jaringannya, gunakan teknologi, dan pastikan dipromosikan dengan baik. Melalui POSE, paid media, own media, social media dan endorser, agar gebyar kegiatan ini teramplifier ke seluruh penjuru dunia. Ingat, sebuah event itu sukses jika promosinya bagus, diketahui lebih banyak orang, diapresiasi lebih banyak orang,” jelas Menpar Arief Yahya.
Aceh punya potensi besar, sumber daya bagus, budaya kuat dan alam yang indah. Itu sudah lengkap untuk sebuah potensi pariwisata. Tinggal pastikan 3A-nya, atraksi, akses dan amenitasnya. “Pengembangan destinasi selalu menggunakan pola itu, 3A,” ingatnya.(*)