Harga Daging Ayam Potong Meroket

1Palembang, BP-Harga daging ayam potong di pasar tradisional naik mencapai Rp35.000 per kg. Padahal pekan kemarin harganya Rp28.000/kg. Sejumlah pedagang mengaku hanya mengikuti harga jual dari pedagang besar.
Abdulah (39), pedagang di Pasar Lemabang mengatakan, harga daging ayam potong tiap tahun menjelang Ramadhan memang mengalami kenaikan seiring dengan tingginya permintaan. Harga pun biasanya naik lagi mendekati Ramadhan.
“Kurang tahu penyebab kenaikan. Memang harga dari penjual naik, kami yang mengecer terpaksa menaikkan juga. Diperkirakan karena permintaan tinggi jelang Ramadhan. Bisa jadi naik lagi kalau sudah mendekati H-5 Ramadhan,” katanya, Senin (23/5).
Rosidah (40), pedagang di Pasar Padang Selasa, mengatakan, kenaikan ini sudah berlangsung dua hari, tapi belum terlalu tinggi. “Memang ada yang jual Rp35.000/kg, tapi kami masih menjual dengan harga Rp30.000 karena masih ada stok,” katanya.
Dia menjelaskan, harga memang biasanya akan naik jelang Ramadhan dan Lebaran. Harga berangsur pulih di hari ke-5 Ramadhan dan pasca-Lebaran. “Mungkin karena dampak banyak yang borong acara ruahan jelang Ramadhan, jadi permintaan tinggi dan harga naik, biasanya akan turun lagi,” katanya.
Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kota Palembang, beberapa komoditas kebutuhan pokok masih stabil. Telur ayam ras masih Rp18.000/kg, beras bermerek per 20kg berada di kisaran Rp196.000 hingga Rp200.000. Hanya saja untuk harga sayuran merangkak naik.
Sementara, Ketua Asosiasi Masyarakat Perunggasan Sumsel Ismaidi mengatakan, harga ayam di kandang saat ini Rp22.000/kg. Sementara harga di level pedagang pasar tergantung biaya operasional.
“Kalau harga di pasaran tergantung biaya operasional, jika harganya melambung tinggi artinya ada yang memanfaatkan situasi permintaan, namun kami memastikan kebutuhan tercukupi, dan distribusi disesuaikan permintaan” katanya.
Dia mengatakan, kebutuhan Palembang terhadap ayam potong saat ini mencapai 100.000 ekor per hari. Jelang Ramadhan permintaan akan naik 30-40 persen dan akan turun di pekan pertama dan ke dua Ramadhan. “Sejauh ini permintaan masih normal, biasanya permintaan akan naik mendekati Ramadhan, namun antisipasi kenaikan diperkirakan masih cukup aman,” katanya.
Kepala Administrasi Umum PT Swarnadwipa Selaras Adiguna (SSA) Pasar Induk Jakabaring Bambang mengatakan , untuk stok sayuran saat ini sedang melimpah, hanya saja harga dari penjual saat ini naik.
“Stok sayuran saat ini sedang melimpah, beberapa jenis sayuran naik, namun untuk bawang dan cabai sudah berangsur turun,” katanya.
Untuk harga per Senin (23/5), harga bawang merah di level penjual Rp40.000/kg, turun Rp3.000 dari pekan lalu Rp43.000/kg. Sementara untuk cabai merah kriting di kisaran Rp15.000/kg. “Cabai rawit jengki Rp13.000/kg, kalau cabai rawit kecil agak sedikit mahal,” katanya.
Untuk ketegori sayuran ada sedikit kenaikan seperti kentang dari Rp7.000 per kg naik menjadi Rp7.700/kg di level penjual. Demikian sayur kol, dari Rp3.000/kg naik menjadi Rp3.500 per kg. “Sejumlah sayuran lainnya harganya masih stabil, untuk saat ini belum ada lonjakan yang signifikan,” katanya.
Kepala Bidang ( Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian Pedagangan, dan Koperasi (Disperindag) Kota Palembang Juni Haslansi mengatakan, lonjakan harga yang terjadi saat ini tidak terlalu signifikan dan masih dalam kategori wajar. Namun beberapa harga kebutuhan pokok sudah ada yang mengalami penurunan seperti cabai.
“Harga daging memang masih tinggi, seperti daging sapi dan ayam. Namun, dalam waktu dekat bersama Pemerintah Kota Palembang akan dilakukan upaya operasi pasar, di Disperindagkop Palembang namanya Bazar Ramadhan,” kata Djuni.
Bazar ini akan menghadirkan penjualan kebutuhan seperti sembako dengan harga yang terjangkau, para distributor akan dihadirkan di 7 kecamatan di Kota Palembang. “Selain memantau harga dan menjaga stok, juga dilakukan bazar Ramadahan ini,” katanya.
Djuni mengklaim, banyak upaya yang dilakukan terutama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) baik dari Pemerintah Provinsi, Kota, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun instansi lainnya seperti Bank Indonesia dan pihak terkait.
“SPKD di Provinsi dan Kota nantinya akan bersinergi dengan foksi kerja masing-masing, TPID akan dimaksimalkan, seperti daging dan beras bisa dengan Dinas Pertanian maupun Dinas Perternakan. Akan ada juga operasi pasar seperti LPG 3Kg dan upaya lainnya agar dapat menekan lonjakan harga kebutuhan,” jelas Djuni. #ren



Leave a Reply